Part 26

729 85 6
                                    


Radh duduk melamum menatap kosong jalanan yg begitu ramai.
Meski semua terlihat ramai dan bergerak tapi ia merasa semua itu diam dan mati hening mungkin itu adalah sebuah luka yg amat dalam radh menyandarkan tubuhnya terus menutup matanya mencoba tidak menangis lagi.
Shakti berlari dengan senyum terus nampak di bibirnya ia sangat bersemangat untuk menemui radh dan di bukanya pintu kamar dengan cepat berlari menuju depan kamar mandi.
"Radh.. keluarlah aku ingin mengatakan sesuatu padamu"
.. HENING..
"Baiklah jika tak mau keluar juga.. aku tetap akan menjelaskan semuanya padamu agar kau tak perlu lagi berfikir yg tidak-tidak padaku.. radh sebenarnya.. blablablblabla ngedongeng jadi itulah yg sebenarnya terjadi.. aku tak mengira jika itu membuatmu seperti ini.. aku benar-benar menyesal radh.. sungguh.. maukah kau memaafkan aku dan keluar dari sana"
.. HENING ..
shakti mulai cemas karna radh tak juga menjawab tak ada yg terdengar di dalam sana shakti mulai panik dan mencoba mendobrak pintu.
.. brogghh.. pintu masih belum berbuka
.. broghh.. masih belum terbuka
Shakti menarik gagang pintu dan pintu pun langsung terbuka ternyata pintu tidak terkunci.
Shakti terkrjut.. namun bukan karna pintu yg berusaha ia dobrak tapi ternyata tidak terkunci melainkan karna radh tak ada disana.
"Radh..." seru shakti mencari-cari
Ia menarik-narik rambutnya cemas bercampur kesal pusing dan lain sebagainya ia mengingat sesuatu.
"Happy night club" ucap shakti pada supir taksi.
Taksi langsung melesat menuju tempat yg di maksud oleh shakti.
Shakti berusaha mengambil ponselnya mencoba menghubungi radh.
* Nomor yg anda hubungi sedang tidak aktif atau sedang berada di luar jangkauan cobala.. tuuuttt*
Shakti memantikan ponselnya mencoba fokus kembali pada jalan.
"Pak bisa lebih cepat saya harus nememui istri saya"
Shakti sangat panik setengah mati dengan keadaannya saat ini fikirannya penuh dengan radh.
Taksi berhenti tepat di depan gedung club malam dengan buru-buru shakti memasuki club tersebut. Ia lebih mengfokuskan pandangannya mencari radh dari sudut hingga sudut ruangan lain ia susuri radh tak terlihat jua. Shakti mencoba mencari di kerumunan orang-orang yg tengah menari bersenang-senang.
🎶That's What I Like🎶
ia menemukan wanita dengan rambut bergelombang layaknya radh dengan cepat shakti menghampiri.
"Radh.."
Wanita itu berbalik heran dengan tangan yg menepuk pundaknya tapi itu bukan radh.
"Sorry.. saya salah orang" shakti kembali mencari melihat banyak orang dengan detail.
Ia melirik arah tangga terlihat seorang wanita mabuk berat di bawa oleh seorang pria paruh baya
Shakti sangat cemas berjalan cepat menaiki anak tangga mengikuti mereka.
"Radh.. heii tunggu"
Mereka memasuki ruang pribadi, shakti terus berusaha mrengejar mereka tapi seorang wanita penghibur menghampirinya.
"Heyy.. kau terlalu manis untuk gadis itu.. bagaimana jika untuk malam ini bersamaku (mengoda)"
Shakti menyingkirkan tangan wanita itu dari pundaknya.
"Sorry aku tak ada waktu untuk itu, minggir"
Wanita itu merasa kesal, sementara shakti terus berjalan menabaikan mata-mata hingga siulan wanita penghibur di sepanjang perjalanan itu.
Shakti sudah sampai di depan pintu ruang itu dan langsung masuk.
"Heii.. lepaskan tanganmu dia milikku"
Shakti belum melihat wajah radh tapi tubuhnya sudah setengah telanjang.
"Apa maksudmu" pria itu bangkit kesal karna merasa terganggu.
Shakti melirik kebelakang sang pria melihat wanita yg terbaring tak berdaya.. dan sudah di pastikan itu bukanlah radh.
"Heii.. bodoh kau sudah tuli"
"(Sinis) hufhh.. maaf saya salah orang"
"Enak saja kau mengatakan maaf.. kau sudah membuang waktuku, kau tiba-tiba masuk mengatakan pela*ur ini milikmu apa kau menyinggungku karna penampilangku seperti ini hah"
"Hei tuan..dengar saya sudah katakan padamu bukan jika saya salah orang lupakan..aku akan pergi"
Shakti berbalik...sebuah tangan kembali menghalangi langkahnya.
"Kau sudah mengangguku tak akan ku biarkan begitu saja"
"(Muka serius) apa maksudmu?"
..Bughhh.. hantaman tiba-tiba mendarat di wajahnya.
"Berdebah sinting.. kau ingin masalahmu lebih panjang dengan orang yg salah tuan"
... doouuurr...
Secepat kilat shakti mengarahkan pistolnya pada pria dan itu semua orang di sekitarnya berteriak ketakuatan.
"Itu untukmu karna berani menyentuh wajahku dengan tangan kotormu itu.. mungkin lain kali akan ku arahkan pada mulut sialanmu itu"
Pria itu ketakutan dengan rasa sakit melihat tangannya yg tertembak, shakti berjalan keluar.. bisa saja dengan tangan yg masih menggenggam pistolnya. Mata-mata kembali menatapnya serius bercampur takut.

----------------------------------------------

Shakti kembali duduk di sebuah taman yg tak jauh dari club bersama wiski di tangannya ia tampak kusut.
.. wiuu..wiuu..wiuu..wiuu..
Sebuah mobil polisi melintas di hadapannya mengarah club.
"Malam ini kita kembali bersama bukan? (Kita=wiski,pistol)"
Beberapa menit kemudian dua orang polisi terlihat tengah mencari-cari.
"Lihat para karnivora itu mencari kita hussshh diam"
Shakti melepaskan jaket hitamnya lalu membaliknya menjadi coklat terang.
Polisi melintas dan melirik kearahnya shakti hanya tersenyum menunjukan wiskinya. Polisi pun berlalu menlanjutkan pencariannya dan shakti bangkit menghentikan taksi sebelum polisi berubah fikiran. Mobil mulai melaju berbaur dengan taksi-taksi lain di jalan.
1 menit kemudian benar saja polisi kembali mencari shakti di tempat yg sama. Shakti tersenyum.
"Kita kemana?"
"Hotel XXX (minum wiski)"

Shakti terjatuh di lantai bersandar pada kaki sofa terus menimum wiski di tangannya. Shakti mengalihkan pandangannya pada pintu yg terbuka shakti memcoba bangkit namun kakinya sudah mulai tak seimbang dan jatuh kembali.
"Radh kau kembali?"
Radh hanya tersenyum memembelai pipi shakti lembut.
"Radh.. aku mohon jangan pernah pergi lagi.. jangan pernah lakukan itu lagi.. kau tau bukan bahwa tujuan hidupku di mulai dari dirimu semuanya.. jangan pernah pergi"
Radh masih tersenyum tanpa mejawab.
"Radh.. kenapa kau diam saja? Kau masih marah padaku? Ya tampar saja aku.. tampar seperti ini ..plak..plakk..plakk tidak papa lakukan saja aku pantas menerimananya.. ayo lakukakan"
Shakti mencoba meraih wajah radh senang tapi radh sudah menghilang hanya angin yg tak dapat di sentuh itu adalah halusinasi shakti.
"Kau pergi lagi radh padahal.." lirih shakti meneteskan air matanya.
Dan di tempat lain radh duduk di sebuah ruangan menatap langit dengan gemerlapan bintang kembali menangis.

"AKU BELUM SEMPAT MENGATAKAN JIKA CINTA INI KIAN MEMBESAR DI SEPANJANG WAKTUNYA" ucap mereka bersamaan dengan air mata yg terus jatuh di pipi diantara keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"AKU BELUM SEMPAT MENGATAKAN JIKA CINTA INI KIAN MEMBESAR DI SEPANJANG WAKTUNYA" ucap mereka bersamaan dengan air mata yg terus jatuh di pipi diantara keduanya.
"Kau baik-baik saja radh?" Suara seorang pria menghampirinya dari belakang.
"Ya (menyeka air matanya)"
Terdengar ponsel pria itu nyaring berbunyi ia pun melangkah keluar.
"Jangan terlalu gegabah" ucapnya tersenyum senang.

Kritik saran komen
Don't forget to vote😘

Love And Adventure (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang