Part 41

763 86 20
                                    

Dua hari setelah kejadian di malam itu.. shakti dan radh makin romantis saja, bahkan dalam hal kecil mereka menunjukan empati yg tinggi seperti saat sarapan pagi keduanya tak henti tersenyum saat berbalas pandang.
Pagi ini radh bangun sedikit lebih siang karna semalam terjadi insiden cukup mengkhawatirkan.
---------Flashback...

"Udah belum aku mulai pegel nih?"
"Sabar radh ini belum masuk loh"
"Kenapa jadi gelap-gelapan gini sih, padahal cuma karna satu hal yg lai jadi kena ujan di luar gede banget lagi"
"Radh jangan ngedumel mulu gitu sih sabar bentar lagi ko"
"Ya cepet aku udah ngga tahan ini"
"Iya nih tolong pegangin ini bentar.. tuh udah masuk deh siap-siap ya"
"Apa?"
"Awwwwwwww... sakit shakti"
"Aduhh maaf-maaf radh kan ngga keliatan"
"Ya kira-kira dong kan aku ada di bawah kamu"
"Iya maaf radh"
"Udah cepet turun.. tanganku mulai lemes nih megangin tangga"
Tiba-tiba di terdengar suara orang mengetuk pintu. Tok..tok..tokk...
"Malem-malem pas ujan gede siapa yg dateng radh?"
"Ko tanya sama aku kan aku ada di dalam rumah"
"Ya udah ayo kita cek.. kamu jalan di belakang aku"
"Di saat seperti ini senter pake ngga ketemu segala"

Radh dan shakti berjalan mengindak-indak penuh kewaspadaan.
"Jangan-jangan gengster yg lagi mabok terus nyasar"
"Fikiran macam apa itu shakti?"
"Ya kali aja radh"
"Udah ah jangan aneh-aneh cepet buka pintunya"
Shakti membuka pintu perlahan karna lampu rumah padam shakti tak dapat melihat jelas wajah beberapa orang yg ada di depan mereka jeduarrrr petir berbarengan dengan guntur memberi sedikit cahaya.
"Anuu.. Mr.&Mrs. Arora baik-baik aja tadi pas liat jendela lampu rumahnya padam sendiri?"
"Oh bapak-bapak.. kirain siapa ujan-ujan ketuk pintu.. kami ngga papa ko cuma tadi salah satu lampu di ruang tv kebakar jadi yg lainnya ikut mati"
"Oh syukurlah kirain kesamber petir.. tapi udah di benerin"
"Udah ini dikit lagi beres pak"
Shaktk berjalan menuju samping rumah tempat KwH meter listrik.
"Nah udah nyala lagi"
"Bagus deh.. maaf ya jadi bikin khawatir padahal Mrs.Aroranya lagi hamilkan ya"
"Iya pak.. kami ngga papa ko.. makasih loh perhatiannya"
"Iya sama-sama kan sudah kewajiban tetangga.. mari Mr.Mrs. arora kami pamit"
"Iya pak hati-hati jalannya licin"
"Oh iya Mrs."
"Ayo masuk radh.."
"Huhh sampe rame ya hehe"
"Itu tetangga baik namanya radh.. loh ini apa berceceran di lantai"
Shakti melihat kemana arah terakhir cairan berwarna merah datang.
"Radh.. kaki kamu?"
"Hah darah?"
"(Panik) Kaki kamu kenapa?"
"Ngga tau.. tadi sih kaya ada yg gigit gitu aku kira serangga"
"serangga dari mana? Tunggu lampu yg aku kasih ke kamu kemana?"
"Lampu? Lampu yg mana?"
"Astaga radh.. itu loh yg aku minta tolong pegangin.. tuhkan pecah lampunya (angkat) pasti tadi jatuh di kaki kamu"
"Ngga berasa shakti"
"Tangan keinjek kesakitan marah-marah masa kejatuhan boklam lampu ngga berasa"
"Ya udah sih jangan marah-marah.. turunin aku bisa jalan sendiri ko"
"Ngga.. kita mau keatas naik tangga terus aku ngebiarin kamu jalan sendiri dengan luka itu"
"Iya deh maaf jangan marah dong"
"Aku ngga marah sayang.. aku cuma khawatir sama kamu, udah jangan cemberut kita obatin lukanya biar ngga jadi infeksi"

--------Back Reality .....

"Radh.. bangun sayang"
"Emmmhh.."
"Gimana kakinya masih sakit"
"Shakti dari semalem loh kamu cemasin kaki aku terus.. ini cuma luka kecil cuma tergores udah dong jangan kaya gitu.. aku juga cemas kondisi kamu yg jadi sering ngga tidur karna takut aku ini takut aku itu"
"Aku udah sering ngga tidur radh.. buat aku kesehatan kamu adalah hal utama untukku"
"Iya deh.. maaf ya jadi sering bikin kamu khawatir"
"(Cium kening) ngga papa aku seneng ko harus jagain kami terus, udah mending sekarang kamu sarapan nih aku udah bikinin bubur sama air putih juga buat minum"
"Uhh so sweet, suapin"
"Hehe iya sayang"
Suap demi suapin shakti dengan sabar memperhatikan radh.. ya shakti saat ini memang sangat profesional menjaga radh mungkin karna ini adalah kehamilan anak pertamanya dengan radh jadi shakti bersikap sangat waspada.
"Tunggu ini udah jam 7 kamu masih di sini.. kamu ngga kerja shakti?"
"Hehe ngga aku izin ngga masuk hari ini"
"kenapa?"
"Mau jagain kamu terus aku juga mau ngajakin kamu kesuatu tempat"
"Kemana?"
"ada deh.. namanya kejutan kan ngga di kasih tau.. udah mending kamu cepet abisin makanannya terus mandi dan siap-siap"
"(Sinis) ko aku jadi curiga ya"
"Haha lebay"
Radh tersenyum tanpa membalas ucapan shakti ia tahu persis itu adalah kata yg sering ia ucapkan untuk shakti dan kali ini berbalik padanya.

----------------------------------------

..Singkat dan pendeknya cerita..
Shakti duduk di sofa ruang tamu dengan koran di tanganya menunggu radh datang.
Tak lama kemudian radh berjalan menuruni anak tangga menghampiri shakti.
"You are looking beauty honey"
"Hehe apa sih padahal tadi kamu minta aku buat ngga dandan, jadi itu pujian atau ledekan"
"Hehe aku serius sayang kamu ngga dandan juga cantik"
"Iya deh Mr. Arora jadi kita mau kemana?"
"Ayo ikut.."
Shakti menggenggam tangan radh menuju mobil..
Sepanjang perjalanan shakti hanya tersenyum tidak jelas tanpa mengajak radh bicara, radh merasa canggung karna tidak biasanya shakti seperti itu dalam hatinya berkata.
"Shakti kenapa sih ko ngga jelas gitu ngga biasanya diem.. udah gitu senyum-senyum mulu dari tadi"
"Kita udah sampe?"
"Salon?"
"Iya kamu masuk kedalam nanti aku jemput beberapa meniy lagi"
"Kenapa?"
"Kenapa apanya?"
"Ya kenapa aku harus kesalon kan aku bisa dandan dirumah kalo kamu mau aku dandan shakti"
"Radh.. percaya sama aku"
"Hmm yadeh berapa lama kamu balik lagi"
"Secepatnya"
Radh hanya tersenyum kecut turun dari mobil, ia sebenarnya sungkan melakukan tapi tak ada pilihan lain.. dengan malas radh memasuki salon..
"Selamat datan di salon beauty dengan Mrs. Arora?"
"Iya saya Mrs. Arora"
"Baik.. mari izinkan kami untuk memberikan pelayanan terbaik kami"
Radh hanya tersenyum lagi berjalan mengikuti wanita yg menyambutnya. Wanita itu berhenti di salah satu ruangan perpaduan warna putih dan crem wanita tersebut tersenyum melihat radh.. radh merasa bingung apa yg sebenarnya di lakukannya. Radh melihat arah samping wanita tersebut sebuah bingkisan miril kado namum berukuran besar hampir mencapai tinggi badan radh.
"Ini apa?"
"This is for you mom.. ini dari Mr. Arora"
"Dari suamiku?"
"Iya.."
Radh berjalan terpaku pada kado yg berada di hadapannya.. kado tersebut berwarma putih ke abuan dengan pita pink pudar di atasnya. Dengan perlahan radh menarik pita tersebut.. saat pita lepas ternyata sebuah box berbagi menjadi dua di dalamnya terdapat gaun berwarna putih dengan beberapa pernak-pernik hiasan pada detail gaun tersebut. yg masih terpasang pada patung gaun tersebut. Radh terpesona hingga tak dapat berkata-kata ia melirik wanita itu yg hanya mengangguk menandakan ya itu milik anda (radh).
"Gaun tersebut sudah di pesan oleh Mr. Arora satu bulan lalu dan itu merupakan tantangan untuk kami mengerjakannya hanya dalam satu bulan.. tapi kami senang atas kepercayaan Mr. Arora pada salon sekaligus butik kami.. jadi sebelum itu mari saya beri riasan tipis pada Mrs."
Radh tersenyum kali ini bukan senyum kecut melaikan senyum yg benar-benar menunjukan rasa senang.
Radh duduk di depan cermin kotak dengan beberapa make up di meja. Wanita tersebut dan beberapa pekerjanya mulai merias wajah radh.
"Jadi kenapa salon ini sepi bukannya hari-hari biasa ramai"
"Hehe sebenarnya hari ini kami buka untuk melayani anda saja"
"Sungguh?"
"Hehe iya suami anda memeprsiapkan semuanya dan kami hanya menjalankan seperti apa yg dia inginkan, sejujurnya saya merasa iri saat suami anda berbicara konsep.. dia pria yg baik juga tampan dia tidak memikirkan materi untuk istri hehe anda adalah wanita yg beruntung"
"Terimaksih tapi sebenarnya aku tidak terlalu menginginkan hal seperti ini rasanya terlalu apa gitu"
"Iya sih.. untuk wanita yg sudah menikah dan menikmati perjalanan rumah tangga hal seperti ini terkesan berlebihan.. tapi itu yg membuktikan jika suami anda begitu mencintai anda"
"Hehe mungkin.. jadi jam berapa dia akan kembali"
"Sebenarnya dia tidak kembali supir pribadi kami akan mengantarkan anda ketempat yg sudah ia tentukan"
"Kemana?"
"Saya tidak tahu karna konsep yg di bicarakannya hanya sampai mengantar anda dan hanya supir kami yg tau dia mungki akan datang sebentar lagi riasan juga hampir selesai"
"Begitu ya (penasaran)"
Radh sudah siap dengan riasan tipis serta gaun yg di pesan sekaligus di beli oleh shakti radh bercermin untuk melihat keseluruhan penampilanya.
"Tittttt" klakson mobil berbunyi mobil sudah siap jua. Radh berjalan memasuki mobil.
"Oh ya Mrs. Selamat untuk kehamilan anda.. semoga lahir dan menjadi cantik dan tampan seperti Mr. & Mrs"
"Hehe trimakasih"
Pintu mobil tertutup mobil melaju meninggalkan salon.
"Kita akan kemana pak?"
"Hehe maaf nyonya tapi tuan bilang untuk tidak memberi tahu nyonya dulu"
"Shakti..." gumam radh sembari tersenyum radh terus membayangkan apa yg mungkin terjadi di depan sana, sulit di ungkapkan tapi mungkin ahhh sudahlah dia memang selalu saja membuat penasaran hingga membuatku gila karna memikirkannya.

Kritik saran komen
Jangan lupa vote😘

Love And Adventure (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang