Part 24

783 91 7
                                    

Radh duduk di sofa dengan cangkir kopi di tangannya saat ini fikirannya mungkin sedang kacau atau mungkin hal lain yg tak bisa ia jelaskan secara benar disaat seperti ini.
"Masa sih aku cemburu sama gadis itu mari kita bandingkan dia cantik hmm aku juga ngga kalah cantik kelebihan dia.. di sedikit lebih tinggi tubuhnya (lirik body) ahhh kenapa aku jadi ngerasa lebih gemuk sih tunggu-tunggu terakhir aku timbang berat badan kapan ya? Dia cantik eksotis tinggi body ideal ahhhh kenapa jadi dia yg lenih baik dari aku sih.. masa sih radh kamu cemburu sama gadis itu dia cantik sih tapi kan tapi..
waktu sama kareena aku ga secemburu ini..
..iya sih aku marah..
kan aku ngga kaya anak kecil hmm ..tapi aku cemberut terus sih
kan ngga berlebihan
..Tapi aku berusaha lompat dari mobil apa itu ngga berlebihan.. hufhh eh tunggu kenapa aku jadi pesimis gini sih radh sadarlah.. (tarik-tarik rambut)"
"Radh are you oke? (Melongo)"
"(Kaget) ah iya ini kopinya?"
"Bener ga papa tadi kaya lagi frustasi gitu"
"Brettt.. *ko malah di perjelas sih!! Ini suami siapa ya ampun ngga ngerti amat* Ah masa sih ngga ko aku cumaaaa ... butuh mandi" radh berlari menuju kamar mandi.
Malam semakin larut radh dan shakti tidur layaknya pasuti lain berdampingan dalam satu ranjang shakti tidur terlentang sementara radh sedikit memiringkan tubuhnya membelakangi shakti.
Tak beres itu yg ia rasakan kali ini.
"Radh kamu belum tidur?"
Radh langsung memejamkan matanya seolah sudah tertidur shakti memeriksa radh kemudian mencium pipi kirinya.
Pagi tiba radh membuka matanya.
"(ucek-ucek) hufhh.. rasanya masih berat"
"Morning.." sapa shakti membawa sarapan untuk radh
"Udah rapih mau kemana?"
"Oh aku mau keluar sebentar tapi sebelum aku pergi aku mau pastikan kamu sarapan lebih dulu"
"Apa penting sekali?"
"Ya begitulah.. jadi bisakah aku mrlihatmu makan beberapa suap?"
Radh tersenyum mengambil nampan sarapannya mulai makan.
"itu cukup.. aku pergi dulu mwahh (cium bibir)"
Shakti menutup pintu kamar berjalan keluar radh bergegas bangun bercermin mengikat rambutnya cepat-capat keluar mengikuti shakti dari belakang.
"Mari kita lihat urusan penting apa itu akhir-akhir ini dia sepertinya sering menemui shahid.. radh punya suami hero tapi berasa dia selalu menggali lubang kuburannya sendiri"  oceh radh masih memperhatian shakti mengikutinya diam-diam. Radh menghentikan langkahnya bersembunyi di balik sebuah gedung.
Ia melihat shakti tengah berbicara dengan seorang gadis.
"Siapa itu? Heyyy hadap sini bocah untuk apa menutupi wajahmu.. (tercengang) ituuuu..."
Gadis itu raddha pelayan resto kemarin hanya penampilannya sedikit berbeda mungkin karna tidak sedang bekerja.. radh berjalan pulang kembali ke hotel dengan jutaan pertanyaan yg tak bisa ia cerna sendiri ia membanting tubuhnya di sofa.
"Kenapa? Kenapa harus gadis itu shakti?" Perlahan air matanya tuh kepipi ia benar-benar merasakan kuat sangat kuat seperti ada yg meremas dirinya hingga bernafas pun terasa sulit perih seperti ada luka baru yg menyayat radh menatap sekeliling di di lihatnya nampan sarapan miliknya.
.. braaakkkhhh .. radh menepis nampan itu hingga berceceran di lantai seperti hilang kewarasan radh di luar kendalinya. Radh terfokus pada cermin melihat dirinya yg  tengah rapuh suasana menjadi hening seketika ia kembali melangkah mencari-cari sesuatu.
"Ini dia.. " radh menemukan bill resto kemarin membaca alamat resto tersebut saat membalikan bill tersebut terdapat sebuah nomer ponsel lagi-lagi terkejut kaki yg awalnya kuat mulai melemas.

------------------------------------------

Shakti berjalan melewati lorong hotel menuju kamarnya. shakti membuka pintu pelan shakti heran tidak biasanya lampu kamar mati ia menyalakan lampu dan ruangan tampak sangat berantakan.
"Radh.. kau di dalam? (Clingak-clinguk mengambil pistol) radh.." shakti terus memanggil nama radh ia mencoba mengecek kamar mandinya tapi radh juga tak disana,shakti mulai khawatir bergegas ia kembali keluar ia menuju lobby.
"Permisi.."
"Ya tuan ada yg bisa saya bantu"
"apa kau melihat istriku Mrs. Arora?"
"Oh iya siang tadi saya melihatnya berjalan keluar .. sepertinya menghentikan taksi"
"Apa dia bersama orang lain?"
"Tidak tapi ia terlihat sangat gelisah"
"Apa kau ingat taksi mana yg membawanya?"
"Saya tidak begitu ingat tapi jika benar-benar penting mungkin tuan bisa melihat rekaman cctv"
"Terimakasih"
Shakti duduk nenatap jalan menaiki taksi yg sama dengan yg di tumpangi radh.
"tuan kita sudah sampai"
Shakti tersadar dari lamunannya ia berjalan keluar menatap tempat yg menghentikan radh.
Ia kembali mengingat ucapan bapak taksi itu.
"Saya kurang mengerti apa yg terjadi? Tapi sepertinya dia sedang dalam masalah.. dia terus menangis.. saya coba bertanya tapi tangisnya semakin kuat, saya pikir itu masalah pribadi jadi saya hanya memberikan tishu padanya"
--- Happy Night Club ---

Shakti mulai masuk menelusuri kerumunan mencari radh kan kiri utara selatan barat timur shakti susuri pandangannta terhenti pada wanita yg tengah duduk di meja bar.
Shakti mendekat selabgkah dua langkah ia kembali behenti saat seorang laki-laki menghampiri radh.
"Heyy apa kamu sendiri?"
"Ya ya ya aku sendiri hehe"
"Boleh aku temani"
Radh melirik tanpa menjawab matanya sangat kabur ia melihat wajah shakti pada pria itu.
"Haha kau disini kenapa? Aku ingin sendiri kenapa kau juga datang untuk mencariku? Aku benar-benar marah padamu jadi suh.. tinggalkan saja aku" saat ini radh sangat mabuk, pria itu tersenyum senang.
"Tidak apa minum lah lagi aku tetap disini untukmu"
Melihat itu shakti semakin kesal kedua tangannya mrngepal sempurna berjalan kearah mereka.
radh menatap serius pria itu mulai menyadari itu bukanlah shakti radh bangkit untuk pergi tapi pria itu menarik tangan radh kuat.
"Ayolah aku bisa menghilangkan masalahmu malam ini"
Terdapat satu buah tangan lagi menempel pada mereka itu adalah tanggan shakti di ambilnya tangan pria yg mencekram istrinya tersebut.
"Berani sekali kau memanfaatkan situasi seperti ini? (Marah)"
"Siapa kau?"
"Apa harus aku menjawabnya" shakti memutar tangan pria itu kebelakang.
"Aaaaaaa" jerit pria itu kesakitan
Beberapa orang memeprhatikan shakti yg masih bulan-bulanan melepaskan amarahnya.
"Heii kau.. apa masalahmu dengan adikku" beberapa orang lagi menghampiri shakti dan orang drngan kulit hitam mengakui pria tersebut adalah adiknya
"Tidak ada" shakti melempar tubuh pria itu pada mereka.
"Heii" seru pria hitam marah melepaskan pukulannya pada shakti.
.. dsakk . dugghh..ciaaatt krebb..dsakkh.. dugghh ciatt krebhh ..
Keribuatan tak dapat di hindari shakti bertarung sendiri melawan 6 orang yg menyerangnya.
.. barrrcckkhh .. salah satu dari mereka jatuh tersukuk menghantam lemari berisikan botol alkhol.
Mereka terus bangun mencoba melawan lagi.
Radh hanya diam dengan tatapan kosong seperti tak melihat apa pun.
. Duukkk.. shakti mengibaskan kaki menghantam wajah pria berkulit hitam itu mengakhiri pertarungan, mereka lari ketakutan tapi masih menatap tajam wajah shakti.
Shakti hanya tersenyum mengusap darah yg keluar dari bibirnya berbalik menyapa radh.
"Radh.. "
Tapi ternyata radh sudah berjalan keluar shakti kembali mencari radh is melihatnya berjalan di pintu keluar bar.
"Radh tunggu (lari)"

-----------------------------------

Hari memang sudah larut malam jam tangan shakti sudah menujukan pukul 23:30 tapi jalanan masih sangat ramai kendaraan masih sering di temui di jalanan. Radh terus berjalan sempoyongan mengabaikan shakti yg berada di belakangnya Shakti mencoba menghentikan radh mengambil lengan radh.
"Radh hentikan"
Sepontan radh berhenti tapi dia hanya diam
"Kamu kenapa sih? Ko bisa kamu mabuk gitu? Kan kamu ngga tahan sana alkhol radh"
"Kenapa? Kau cemas?"
"Tentu saja aku cemas kau pergi tergesah-gesah terus menangis dalam taksi sebenarnya ada apa? Apa yg terjadi?"
"Kau pura-pura tidak tahu atau apa hah hehe kau ini memang pandai menyembunyikan sesuatu ya haha aku baru sadar"
"Maksudmu?"
Radh menatap sinis shakti yg ada di hadapannya tersenyum kecut.
"Cuiihh.. aku tak pernah merasaa sebodoh ini sebelumnya haha"
Shakti diam melihat sikap radh.
"(gandeng tangan)Ayo kita pulang"
"Lepaskan.." radh berteriak keras
"Harusnya aku yg tanya kau kenapa? Kenapa lakukan itu padaku apa salahku selama ini? Apa.. apa .. apa yg kau fikirkan hingga melakukan hal itu terhadap diriku.. aku muak.. aku benar-benar muak.."
"Sudah.. ayo kita pulang kau sedang mabuk radh"
"Aku bilang lepaskan.. aku tak butuh genggaman itu aku tak butuh itu.. rasa tak lagi sama.."
Shakti melepaskan nafas panjang mengangkat tubuh radh kuat.
"Heii.. turunkan aku bodoh.."
"Tidak.. tidak akan kuturunkan"
"Turunkan.. turunkann.. turrunkan aku.. turrrr"
Radh tertidur di pelukan shakti. Shakti menghentikam taksi untuk kembali kehotel. Di sepanjang perjalanan shakti terus mengelus rambut radh yg terus tidur di pelukannya.
Beberapa menit kemudian...
Shakti membuka pintu kamarnya meletakan radh pada tempt tidur dan menutupinya dengan selimut ia duduk di sampingnya menatap lemah wajah radh membelai pipi sesekali mencium wajah radh tangannya masih menggenggam radh lembut.
"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendiri.. bahkan jika kamu yg pergi.. aku akan tetap mengikuti.. karna aku terus mencintaimu disetiap detik yg akan terus berlalu" lirih shakti mencium tangan radh.. shakti melihat kamarnya yg masih berantakan berniat untuk membersihkan dan membiarkan radh beristirahat.


Kritik saran komen
Jangan lupa vote ya😘

Love And Adventure (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang