8. Bimo & Bima

3.2K 169 5
                                    

-SELAMAT MEMBACA-

Abaikan typo guys!

...

Elika tidak hentinya berbicara panjang lebar pada Aluna, karena memang ia sangat terkejut mendengar cerita Aluna saat kemarin. Apalagi saat tahu bahwa Aluna akan di bantu dekat dengan Sarga oleh teman sekelas perempuan nya. Dan Elika sangat lah heboh mendengar cerita dari Aluna tersebut.

"Ya ampun! Enak banget elo bisa chat-an ama ka Sarga!" jerit Elika. Aluna melotot karena suara nya yang cukup kencang.

"Psst! Kecilin suara, Onta!"

"Yah habis elo cerita nya kayak di novel-novel gitu." ucap Elika.

Aluna berdecak kesal pada Elika.

"Tapi Elika. Si ka Sarga itu bales nya Singkat.padat.dan jelas." ucap Aluna penuh penekanan.

"Minta follback ig aja ke kak Sarga, siapa tau manjang chat-an nya." saran Elika.

"Boleh juga."

Kini Aluna dan Elika sedang duduk di koridor. Dengan pandangan menyapu sekitar, terlihat kelas dua belas sedang beradu sepak bola di lapang. Sudah tradisi sekolah ini kelas Ipa melawan Ips, disaat bell masuk belum berbunyi pasti kelas dua belas lah yang selalu meramaikan sekolah.

"Aluna! Itu kak Sarga!" ucap Elika saat melihat sosok Sarga sedang memperhatikan kelas dua belas yang sedang bertanding bola. Elika menunjuknya dengan kode mata, Aluna yang paham itu langsung menoleh keatas tepat di lantai dua Sarga sedang bersama kedua teman nya.

"Lucu ya mukanya!" seru Aluna "Eh anjir, dia ngeliatin ke gue dong!" lanjut Aluna panik.

Elika menoleh kearah Aluna yang rusuh tak jelas.

"Elo kalo rusuh, bisa buat dia ilfeel ke elo. Aluna..." tutur Elika.

"Yah... Atuh gimana lagi, gue diliatin kek gitu juga udah baper, El."

"Makanya jangan baperan," kata Elika. Aluna mendelik sekilas pada Elika, bagaimana bisa dia bilang Aluna baperan sedang dia pun baperan kok.

"Lo ngomong gitu, seakan gak pernah baperan, El." balas Aluna, Elika menyengir pada Aluna.

"Ampun, Lun... Ampun!"

Mereka pun menjadi kejaran-kejaran di sekitar koridor, dan keluar masuk kelas. Sesekali Elika menabrak orang yang sedang berlalu-lalang. Aluna pun kadang sekilas melihat kearah Sarga yang menatap Aluna dengan cengiran nya dan menampakan lesung di pipi kirinya, membuat Aluna jadi tidak fokus.

Duggg!

Aluna saking tak fokus nya, ia jadi mebarak sebuah tembok penyangga gedung. Aluna mengelus-ngelus jidat nya yang menganin tembok penyangga itu, Elika melihat Aluna meringis kesakitan pun malah tertawa.

"Anjir... Ngakak, Hahah!" seru Elika yang berada beberapa langkah di depan Aluna.

"Tai lo!" balas Aluna dan menatap tajam Elika yang sedang tertawa puas.

Seketika Aluna bisa mendengar tawa orang-orang yang mungkin melihat kejadia tragis Aluna tadi. Mata Aluna tak sengaja menangkap sosok Sarga yang sedang tertawa, Aluna tahu pasti Sarga melihat kejadian memalukan tadi.

Aluna menutup wajahnya dengan kudua tangan nya, ini sungguh kejadian yang memalukan. Rasa sakit nya sih tidak seberapa... Tapi malu nya itu loh, membuat Aluna jadi malu super malu. Apalagi Sarga melihat kejadian saat Aluna menabrak tembok tersebut.

Ah! Sudah turun lah harga diri Aluna, apalagi banyak orang yang melihat. Termasuk kaka kelas dua belas yang sedang bermain pun sempat tertawa, Aluna cukup kencang menabrak tembok itu hingga sekarang benjol yang ada di dahi Aluna.

SargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang