34. Kinara atau Aluna

2.3K 130 13
                                    

SELAMAT MEMBACA!

                    🌼🌼🌼🌼🌼

Aluna berlari kecil menuju kelasnya. Kalian tahu, sebentar lagi bell akan berbunyi. Semua salah si kembar karena mereka yang selalu membuat dirinya terlambat. Sebelum berangkat Bimo dan Bima malah ingin membeli Nasi Kuning dulu katanya untuk makan di sekolah sedangkan mereka sudah terlambat.

Sampai kelas, Aluna langsung mendudukkan bokongnya di kursi. Untung saat Aluna datang bell baru berbunyi. Elika yang berada di samping Aluna merasa heran melihat teman sebangkunya ngosngosan.

"Kenapa lo?" tanya Elika.

Aluna menyengir. "Biasa ada Drama dulu bareng si kembar."

Elika menggelengkan kepalanya.

"Oh iya! Lun, udah belum lembar soal Biologinya?" tanya Elika sedikit panik.

"Udah kok," sambil mengambil lembar kertas soal itu dari dalam tasnya.

"Dapet darimana?"

"Kak Sarga." jawab Aluna sampai tersenyum sangat lebar. Dan mampu membuat Elika kaget bukan main.

"Serius! Wahhh perkembangan baik itu namanya. Jadi kita gausah bikin misi-misi lagi ya?" kata Elika.

"Iyah gausah misi lagi. Capek juga," ucap Aluna.

"Ceritain dong gimana kejadiannya, Lunn.." pinta Elika.

Aluna pun mulai menceritakan kejadian dimana Sarga memberinya lembar kertas soal Biologi yang sangat dibutuhkan oleh dirinya.

"Oh jadi gitu?" tiba-tiba Tyana dan Elea sudah menghadap ke belakang dan mendengar cerita Aluna.

"Wah! Lun, seneng banget pasti itu," celetuk Elea sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Yah bego, siapa yang gak seneng di gituin.." cetus Tyana membuat Elea mencibikkan bibirnya.

"Nah, jadi kalo ketemu kak Sarga gausah kabur ya!" ujar Tyana dengan senang.

Aluna melebarkan matanya. "Gatau, gimana nanti sih.."

Tak lama ada seorang guru datang ke kelas. Bukan guru untuk mengajar, sepertinya guru ini akan mengumumkan sesuatu info.

"Assalamualikum, jadi sekarang Bapak mau bagiin kertas penilaian kelas dua belas untuk kalian semua," ujar Pak guru itu.

"Maksudnya gimana Pak?" teriak Tyana.

"Jadi, nanti saat tugas akhir kelas dua belas akan ada pameran lukisan, kalian harus beri nilai ke karya-karya atau penampilan yang kalian anggap itu bagus. Dan jangan lupa beri nama kalian dan nama kelas anak kelas dua belasnya ya!" jelas Pak guru itu.

Semua mengangguk paham.

"Kalo yang tampil di panggung juga di nilai pak?" teriak Sergio.

"Iyah. Pokoknya itu hari khusus untuk kalian menilai kelas dua belas."

                              •••••

Sekarang Aluna sedang melihat Bimo dan Bima membuat lukisan di ruangan Seni sekolahnya. Banyak kelas XII yang pada sibuk membuat karya untuk nanti tugas akhir.

"Bang, semangat ya!" Aluna menyemangati.

"Minggu depan acaranya? Kenapa di percepat sih?" tanya Aluna pada si kembar yang masih sibuk dengan aktivitasnya.

"Biar kita bisa fokus ke USBN, sama Ujian Nasional nanti." jawab Bimo.

Aluna manggut-manggut. Disini ruangan ini hanya Aluna kelas X nya ia sedikit malu karena semuanya kelas XII tapi Aluna ingin melihat Bimo dan Bima membuat karya secara langsung. Tapi mata Aluna tak sengaja melihat pemandangan yang tak enak untuk dilihat olehnya.

SargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang