"Argh!" Sarga menggeram kesal. Sedari tadi Rendra dan Ragil terus bertanya soal tadi. Bukanya takut melihat Sarga yang sudah kesal, Rendra malah menjitak kepala Sarga menggunakan buku paket pelajaran Biologi yang tebal itu.
Ragil tertawa puas. Sedangkan Sarga meringis sakit di puncak kepalanya, tak mau kalah, ia pun kembali menjitak kepala Rendra dengan buku yang tak tebalnya ini.
"Jadi, kenapa lo bisa kenal sama cewek itu?"
"Yang di maksud sapu tangan itu, maksudnya sapu tangan cewek itu ada di lo?"
"Kok bisa?"
"STOP!" ucap Sarga. Sarga menatap dua sahabatnya tajam, yang di tatap malah menyengir menampilkan sederatan giginya.
"Makanya cerita,"
Sarga membuang nafas kasar. Sebaiknya sekarang ia menceritakan seluruh tentang cewek itu-Aluna dan kejadian yang selalu terjadi antara mereka. Jika tidak mungkin Rendra dan Ragil akan terus bertanya dengan jutaan pertanyaanya itu.
"Oke." dengan sedikit keraguan, ia pun mulai menceritakan bagaimana ia bisa tahu Aluna dan beberapa kejadian waktu itu yang selalu terjadi pada Sarga dan Aluna.
"Oohh..." mereka berdua cukup ber-oh ria saja.
"Jadi gitu, si Aluna itu nge greet duluan? Gimana bisa dapet kontak LINE lo?" tanya Ragil.
Sarga mengangkat bahunya, "Mana gue tahu. Pasti dia nge stalker gue itu mah." ucap Sarga.
"Bisa jadi sih..."
"Terus, dia ngefollow ig lo, Ga?" tanya Rendra. Sarga mengangguk lalu menyungginkan senyum kecil.
"Lo suka sama Aluna itu?" tanya Ragil. Sarga diam, ia mencerna pertanyaan Ragil tersebut.
Mana mungkin gue suka? pertanyaan bodoh.
Sarga menatap Ragil lalu menggeleng. Tapi ia meresa sedikit aneh dengan hatinya saat ini. Rasanya di hati kecilnya itu tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Sarga masih labil.
"SARGA!" panggil seseorang. Sarga mencari siapa yang memanggilnya, ternyata Cemara.
Cemara berlari kearah Sarga.
"Si nenek sihir." celetuk Rendra.
Cemara menjitak kepala Rendra, "Enak aja gue nenek sihir!" ucap Cemara.
"Ada apa, Ra?" tanya Sarga berusaha mengalihkan obrolan mereka berdua yang sedang berdebat itu.
Cemara menatap Sarga, "Gak jadi ding lupa lagi, heheh..." Cemara melangkahkan kakinya menuju bangkunya. Langkah nya tiba-tiba terhenti.
"Aneh lo." saut Ragil. Cemara menjulurkan lidahnya pada Ragil.
"Bener tuh, aneh bangetl lo, Ra!" timpal Sarga. Cemara hanya mencibikan bibirnya.
Cemara kembali duduk di bangkunya. Sebananya ada hal yang ingin di tanyakan pada Sarga, tapi ia urungkan niat itu.
•••••
Bel istirahat berbunyi. Aluna dan yang lainnya kini sudah duduk di kursi panjang yang ada di depan kelas nya. Elika dan Tyana pergi membeli jajan, sedangkan Aluna dan Elea lebih memilih menunggu.
"Mau nitip gak?" tanya Elika.
"Gue mau nitip jagung manis aja," kata Aluna.
"Kalo gue mau nitip gorengan,"
"Oke, tunggu. Pesanan kalian akan segera tiba," ucap Elika lalu mereka berdua pergi.
Disini sisa Aluna dan Elea. Sebenarnya ia lebih suka diam di dalam kelas di banding di luar kelas seperti ini. Karena kakak kelas disini pasti selalu mikir 'Pada tebar-tebar pesona' kalo lihat ada yang diam di luar seperti Aluna ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarga
Teen Fiction⛔Follow untuk membaca. Cerita segera di Private⛔ Aluna namanya. Si cewek pencicilan dan sangat polos yang baru masuk SMA. Punya hati yang labil, bingung mau suka siapa? Tapi, di hari itu. Aluna memutuskan untuk suka hanya pada 'Dia' cukup satu saj...