Pagi yang cerah hati yang cerah. Aluna kini melangkah masuk ke sekolah. Dengan rambut yang sengaja di biarkan tergerai membuatnya semakin lucu. Hari ini seperti biasa ia selalu berangkat bersama abang kembarnya tapi mereka sudah meninggalkanya jadi ia berjalan sendiri. Tak apa, santai aja.
Aluna dengan senyum menghias di wajahnya menyapa seluruh murid dengan senyuman. Sekolah sudah mulai ramai dan sudah banyak murid yang melakukan aktivitasnya masing-masing dan yang tak asing pasti berlari-lari di koridor sekolah. Saat sudah sampai depan kelas pintu kelas terbuka lebar, tapi saat Aluna akan melangkahkan kaki ke dalam kelas pandangan Aluna teralihkan saat Hasan berjalan tepat di dekatnya.
Matanya terus menatap Hasan yang terus berjalan menjauh darinya. Tak seperti biasa Hasan tak menatapnya tapi Aluna senang kok bisa melihat Hasan dengan gaya BadBoy nya. Aluna tersenyum lebar saat sosok Hasan sudah jauh berlalu, ia pun melangkah kan masuk ke kelas.
Dughhh!
Kurang ajar banget yang main tutup nih pintu!
Aluna terjatuh saat keningnya terbentur pintu kelas. Ya, Aluna terbentur pintu kelas yang tiba-tiba tertutup, Aluna pasti akan mencakar wajah seseorang yang sudah menutup pintu. Ia bangkit lalu membuka pintu kelas dan seisi kelas sedang ramai. Mereka asik melemparkan kertas kesana dan kemari.
"Jidat lo ngape?"
Aluna berabalik menatap kearah sumber suara. Terdapat Anjas berdiri tepat di belakangnya membuat Aluna hampir saja terjatuh karena terkejut atas kehadiran Anjas teman sekelasnya yang tiba-tiba berada di belakangnya.
"Kaget gembel!"
"Jidat lo ngape? Kejedot pintu yak?" tanya Anjas sambil menatap intens Aluna. Aluna langsung menoyor kepala Anjas saat dia semakin mendekatkan dirinya pada Aluna dan membuatnya jadi terpojokan.
"Pasti lo ya? Yang main tutup tuh pintu?"
"Kan gue gak liat lo bakal masuk," kata Anjas sambil mengankat kedua bahu nya acuh. Aluna yang kesal ia menjambak rambut tebal milik Anjas. Anjas pun langsung meringis kasakitan ia berusaha melepaskan jambakan Aluna, ia pun langsung menggelitik tubuh Aluna. Aluna langsung tertawa karena Anjas menggelitiknya. Mereka pun jadi asik sendiri, membuat seisi kelas menonton mereka, perhatian kelas pun beralih pada dua orang yang sedang asik sendiri di depan kelas.
"Uh so sweeet,"
" Njas lo kalo mau pacaran jangan di kelas dong kampret. Banyak jomblo tersiksa,"
"Oalah Aluna sama Anjas toh?"
"Heh, jomblo tersiska. Bangsat!"
Aluna dan Anjas pun sadar bahwa mereka sedang di tonton oleh seisi kelas. Benar saja, saat Aluna menatap Elika, Elea dan Tyana mereka sedang tertawa yang pasti menertawakan Anjas dan dirinya.
"Heh kampret, pacaran di depan kelas? Sengaja mau di tonton jomblo?" ledek Januar seraya seisi kelas tertawa.
"Ah si Anjas mah ninggalin kita yang jomblo bulukan," saut Fakhri. Semua kini menatap Fakhri dengan tatapan tajam.
"Apa?" kata Fakhri dengan muka polos.
"Sia we yang jomblo bulukan,"
"Hooh, itu mah elo. Ri, yang jomblo buluka. Hahahaha!" ledek Elika. Semua berteriak setuju membuat kelas 10 Ips 5 menjadi ribut.
"Berisik para setan!" teriak Alden yang sedari tadi menahan emosi karena kelas sangat berisik sekali. Membuatnya yang sedang asik bermain Mobile Legends menjadi terganggu.
"Yee, si Deden sewot tuh," kata Daniel. Deden itu panggil Alden di kelas, Alden pun tak suka di sebut Deden. Ia selalu kesal sendiri jika ada yanh memanggilnya dengan sebut 'Deden'. Kadang Alden selalu berfikir orang tuanya memberi nama sebagus Alden tapi itu semua hancur saat Tyana tiba-tiba memanggilnya Deden. Dan semenjak itu semua jadi memanggil. Alden dengan panggilan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarga
Teen Fiction⛔Follow untuk membaca. Cerita segera di Private⛔ Aluna namanya. Si cewek pencicilan dan sangat polos yang baru masuk SMA. Punya hati yang labil, bingung mau suka siapa? Tapi, di hari itu. Aluna memutuskan untuk suka hanya pada 'Dia' cukup satu saj...