20. teori 5 detik

2.8K 142 8
                                    

“Tunggu saja. Cowok macam apapun lo, pasti bisa di luluhkan.”

-Aluna

SELAMAT MEMBACA

Abaikan typo guys!

Kalo gak suka gakusah baca ya heheh.

°°°

Aluna sedang asik duduk diatas kasurnya sambil menatap salah satu buku diary yang ia pernah beli hanya sekedar iseng-iseng saja.

Tadi pulang bersama Bimo dan Bima walau harus menunggu lama dan menemani Sergio yang susah berjalan untuk menunggu sopirnya datang. Ada sedikit rasa peduli di diri Aluna pada Sergio yang selama ini baik padanya malah sudah dianggap sebagai sahabat oleh Aluna.

Aluna turun dari atas kasurnya, ia berjalan menuju meja belajarnya yang dekat sekali dengan jendela. Aluna duduk di kursi. Hari ini, ia akan menuliskan sebuah kisah tentang Sarga di buku diary atau mungkin lebih tepatnya untuk bercurhat.

Halaman pertama Aluna namain dengan Ceritaku ia sedikit geli karena memang ia belum pernah mencurahkan seluruh isi hatinya di buku diary.

Aluna menarik nafas ia membayangkan Sarga, di buku ini ia akan mencurahkan seluruh keluhnya selama menyukai Sarga. Halaman kedua pun sudah siap untuk ia isi dengan kisahnya.

Diaryku,

Namanya Sarga dia kakak kelasku di SMA, memilikki wajah yang sangat tampan membuatku kagum padanya. Ada satu yang membuatku susah untuk bisa dekat denganya.

Sikapnya yang cenderung cuek, dan dingin itulah yang membuatku tak berani mendekatinya. Dan pada akhirnya aku tau tentang Sarga dan berusaha untuk mendapatkannya.

Hari itu, aku menjadi sering sekali memperhatikan atau curi-curi pandang padanya. Dan ya! Sarga selalu membalas tatapanku! Aku senang itu sangat jelas di wajahku.

Benar-benar saat itu aku merasa bahagia. Huh! Ingin rasanya berteriak tapi tidak mungkin juga bisa-bisa si doi ilfeel heheh. Di hari-hari berikutnya aku menjadi hobi banget liatin Sarga heheh seperti biasa dia selalu membalas pandanganku. HORE!!!

Akhirya, pertama kali Aluna menulis di diary. Benar kata orang-orang jika kita menuliskan seluruh keluh kesal di buku diary bisa membuat pikiran menjadi sedikit tenang. Pikiran Aluna sebenarnya hanya ada ribuan rumus Matematika yang membuatnya pusing dan lagi ada Sarga di pikirinya yang kadang membuatnya senyum-senyum sendiri.

"Hoah! Gilaaa sih, gue nulis diary." Aluna berteriak di dalam kamarnya.

"Woy! Berisik kampret!" teriak seseorang yang sudah tidak asing di kuping Aluna.

"Gimana gue!" teriak balik Aluna dari dalam kamarnya tanpa mengubah posisi duduknya.

Tak ada sautan lagi. Yang tadi itu sudah jelas Bima yang selalu komentar dengan apa yang Aluna lakukan sama seperti kembarannya Bimo. Aluna berjalan menuju pintu kamarnya, ia benar-benar bosan berada di kamar. Aluna pun memutuskan ke kamar Bimo dan Bima.

Tanpa mengetuk pintu ia dengan santai masuk ke kamar abang kembarnya. "Aaaa!!" Aluna berteriak sangat keras saat melihat Bima hanya bertelajang dada sajam

Dengan cepat ia menutup kedua matanya. Bima yang kaget buru-buru memakai kaos tanpa lengan itu, "Makannya kalo masuk ketuk dulu! Dari kecil gak pernah ngetuk pintu. Selalu main masuk." ujar Bima kesal.

SargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang