22. Butuh 5 detik

2.5K 127 3
                                    

“Yang aku butuh tatapan lima detik dari kamu. Biar aku yakin kalo kamu juga suka sama aku.”

-Aluna

SELAMAT MEMBACA

Abaikan Typo guys!

                           |•••••|

"Udah saat nya! Sekarang lo lari cepet!" perintah Bima pada Aluna.

Mereka semua kini berada di balik tembok depan sekolah menunggu seseorang datang. Kemarin di rumahnya Aluna sudah mendapat tugas atau lebih tepatnya cara mendekati Sarga. Dan kini salah satu dari cara yang di berikan Bimo, Bima dan ketiga sahabatnya akan ia lakukan pagi ini.

Aluna sudah siap berlari mengarah pada Sarga yang sedang berjalan masuk menuju gedung sekolah. Ia berlari pura-pura tak sengaja menabrak Sarga.

Bugh!

Aluna berhasil menabrak Sarga hingga dirinya hampir saja terjatuh. Untung suasana diluar sekolah ini belum terlalu ramai percayalah! Sarga selalu datang pagi dan Aluna sudah tahu itu.

Sarga juga hampir saja terjatuh jika tidak di tahan dengan kaki kananya. "Waduh! Maaf ya kak,"

Sarga menatap Aluna, "Hati-hati bisa?" tanya Sarga dingin.

Aluna lupa harus melakukan apa selanjutnya. Benar-benar jika sudah di dekat Sarga semuanya langsung nge-blank. Aluna berfikir keras, ia harus apa saat ini? Mati sudah jika begini.

"Apa kabar kak?" tanya Aluna mulai ngaco.

Sarga mengkerutkan keningnya heran pada cewek di hadapannya ini. Malas untuk mengobrol dengan Aluna, Sarga pun lebih memilih melangkahkan kakinya pergi dari hadapan cewek aneh seperti Aluna ini.

Aluna diam. Ia tidak menahan Sarga untuk tidak pergi dulu, tak lama Bimo, Bima dan ketiga sahabatnya datang dengan raut wajah kesal.

"Masa lo lupa?" tanya Tyana kesal.

"Dih... Suer gue lupa."

"Sesudah nabrak, lo harus senyum, minta maaf, lalu memperkenalkan diri lo." saut Elika.

"Nah iya! Gue lupa asli," Aluna tetap mengelak.

"Yaudah. Nanti pake rencana kedua, makannya baca tugasnya. Kita udah nulis di buku note elo kan?"

"Iya, iya."

Oh ya. Tadi Aluna berangkat ke sekolah bersama Bimo dan Bima. Mungkin ia akan sering berangkat bersama si kembar, karena sekarang mereka sudah mempunyai misi masing-masing.

Aluna berjalan masuk ke sekolah diiringi Bimo dan Bima layaknya seorang pengawal bagi Aluna. Di tambah dengan ketiga sahabatnya yang ada di belakangnya.

"Ih! Bimo ganteng..."

"Gantengan Bima lah!"

"Dua-duanya ganteng gue mah!"

"Kok mereka gak buat Vlog di sekolah ya?"

Yah, kira-kira seperti itu yang para cewek yang mereka lewati berkata. Bimo dan Bima hanya tersenyum pada mereka semua yang kini berteriak karena mendapatkan senyuman si kembar.

"Anjay! Berisik. Gak usah senyum ngapa bang!?" kesal Aluna pada Bimo dan Bima.

"Sirik lo." balas Bima.

Aluna berjalan masuk menuju kelas. Tidak berniat pamitan pada Bimo dan Bima yang kelasnya berada di lantai 3.

"Huft, capek." Aluna langsung duduk santai di bangkunya.

SargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang