5. Sarga Artama Putra

4K 203 2
                                    

-SELAMAT MEMBACA-

Abaikan typo guys!

.....

Hari ini sangat lah indah, burung-burung mulai berkicauan mengikuti irama sang mentari pagi. Hembusan angin yang lembut meniupi sehelai demi helai rambut panjang Aluna. Hari yang indah sama seperti hati Aluna saat ini yang sangat indah.
Dan kabar gembira, Aluna sudah tidak memakai baju seragam SMP lagi. Ia kini sudah menjadi anak putih abu-abu alias SMA. Senang rasanya sudah menjadi gadis remaja.

Sekarang Aluna berjalan menuju kelas tetap nya. Ia mendapati kelas X IPS 5 jika kalian pikir mengapa Aluna tidak di kelas IPA? Karena nilai Aluna yang tidak mencukupi.

Lagian juga minat Aluna yang ingin  masuk IPS. Menurut Aluna jika ia masuk IPA pasti ia akan bertemu dengan rumus-rumus dari Matematika, Fisika, dan Kimia. Apalagi di IPA itu matematika sangatlah lama waktunya. Sedangkan Aluna baru sejam melihat rumus-rumus dari Matematika sudah ber-asap otaknya.

Aluna dengan hati senang mencari dimana kelas nya berada. Aluna masih senang atas kejadian kemarin saat dirinya di tawarkan pulang bersama dengan Hasan. Aluna harus cepat-cepat memberi tahu kabar ini pada Elika. Sumpah demi apapun saat ini Aluna masih terbayang-bayang oleh wajah Hasan.

Ngomong-ngomong kemarin ka Hasan manggil nama gue ya?

Saat sedang masih berpikir tiba-tiba ada yang mengejutkan nya dari belakang. Dan itu langsung membuat Aluna terlonjak kaget.

"Kudanil!" spontan Aluna dengan loncatan kecil.

"Hahahahaha!" tawa seseorang di belakang Aluna. Aluna pun langsung berbalik dan ia menemukan Elika yang sedang tertawa kencang.

"Lucu ya?"

Elika mengangguk masih dengan tawanya. Aluna jadi malu karena pandangan orang menjadi kearah nya dan Elika, nanti di sangka ia berteman dengan orang gila, ia pun lebih memilih minggalkan Elika yang masih tertawa.

Aluna terus fokus mencari kelas nya yaitu X ips 5, dengan teliti akhirnya ia menemukan kelas nya. Kelasnya ini berada di posisi yang bagus, di depan kelas nya ini terdapat tiang bendera dan yang lebih bagusnya kelas Aluna saat ini berhadapan langsung dengan kelas cowok misterius yang Aluna sendiri belum tahu siapa namanya.

Aluna pun masuk ke kelas nya. Ia lebih memilih duduk di bangku yang tidak terlalu belakang dan tidak terlalu depan. Suasana kelas sudah mulai ramai karena murid-murid sudah mulai berdatangan, Aluna akui sekarang ia belum mendapatkan lagi teman selain Elika, dan dari kelompok Aluna yang sekelas dengan nya hanya sedikit selain Elika.

Tiba-tiba Elika datang dan langsung mengambil posisi duduk di sebelah Aluna.

"Yee, lo ninggalin gue. Gara-gara lo ninggalin gue tadi. Gue jadi di ketawain sama anak kelas 12 yang lagi pada nongki diluar tau!" cerocos Elika. Aluna tidak bisa menahan tawa nya menurut nya itu sangat lucu.

"Wahahaha! Sumpah gue gak bisa bayangin muka lo itu, El." ucap Aluna di sela-sela tawanya.

"Kek nya tuh, lo suka banget tertawa di atas penderitaan orang," ucap Elika seraya mencurut kan bibir nya.

"Heh, emang tadi. Pas lo ngagetin gue di depan banyak orang and then lo itu ketawa nya kenceng banget! Melebihi toa mesjid itu gak tertawa di atas penderitaan orang apa? Gemes jadinya gue." cerocos Aluna.

"Denger, Aluna. Muka lo itu pas tadi gue kagetin jelek banget dan udah gue sempet foto lo." ucap Elika sambil menahan tawanya.

"Bacot lo. El, gue mau cerita soal kakel 12 yang gue suka, selain kakel 11 itu." ucap Aluna. Elika mendelik malas.

SargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang