"Kak Hasan ngapain ada disini?" tanya Aluna dengan gugup. Hasan menyengir.
"Gue nyari Bimo sama Bima. Rumahnya disini kan? Trus ada anak cowok gue tanya dimana kamarnya, katanya diatas cari aja sendiri." jelas Hasan.
Aluna menepuk jidatnya.
"Lo sendiri ngapain ada disini?" tanya Hasan.
"Aku kan tinggal disini." jawab Aluna seadanya. Jelas itu membuat Hasan semakin di buat bingung.
"Lho? Bukannya ini rumahnya si kembar kan?" heran Hasan. Aluna berfikir, sepertinya Hasan belum tahu cerita sebenarnya.
Tapi, saat ini Aluna benar-benar malas untuk menjalaskanya. Aluna membuang nafas lelah. Aluna langsung mengajak Hasan keruang tamu yang ada di lantai satu.
Aluna langsung duduk di sofa dan Hasan duduk di samping Aluna. Dengan Hasan yang tiba-tiba saja mengambil posisi duduk di sampingnya, membuat Aluna sedikit terkejut. Jantungnya berdegub kencang, keringat dingin mulai bercucuran di telapak tangan Aluna.
Aluna berusaha terlihat biasa saja di dekat Hasan. Aluna mengatur jantung nya yang sedari tadi berdetak kencang.
"Eh, itu temanmu, Lun?" tanya Rossa pada anak bungsunya. Aluna sedikit terkejut dengan kehadiran ibunya secara tiba-tiba.
Aluna hanya tersenyum kikuk. Sedang Hasan tersenyum ramah pada Rossa. "Sore tante," sapa Hasan dengan senyumanya.
"Sore juga. Mau minum apa?" tanya Rossa.
"Apa aja deh, Tan." jawab Hasan. Rossa pun langsung pergi menuju dapur.
Sedangkan Aluna disini masih sangat gugup untuk membuka pembicaraan pada Hasan. Hasan menatap Aluna yang sepertinya terlihat aneh.
"Lo gakpapa kan?" tanya Hasan.
"Eng-enggak." jawab Aluna sedikit gagap. Hasan mengangguk mengerti. Hasan mengambil ponselnya yang berada di saku celananya.
Aluna melihat Hasan yang masih menggunakan seragam sekolahnya. Aluna tersenyum dalam hati, matanya terus fokus pada wajah Hasan yang sedang sibuk dengan ponselnya.
Ia kagum melihat Alis tebal Hasan dan hidung mancungnya Hasan, di tambah Hasan mempunyai kumis tipis yang membuat Aluna semakin punya rasa suka pada Hasan.
Tapi, Aluna berfikir lagi. Sarga juga tak kalah tampan dari Hasan. Seperti, bulu mata Sarga yang lentik sekali, Alis tebalnya, kulis putih, mata coklat di tambah bibir Sarga yang berwarna merah muda seperti menggunakan lipstick tapi sebenarnya tidak itu semua murni.
Aluna memang labil. Hasan dan Sarga, ia tak tahu sebenarnya menyukai siapa antaran mereka berdua. Mereka memilikki ketampananya masing-masing.
Hening saat ini yang ada di antara dua remaja ini. Hasan yang fokus berkutip dengan ponsel nya sedangkan Aluna yang sibuk memperhatika setiap lekuk wajab tampan Hasan.
Aluna pun tersadar atas perbuatanya tadi. Ia kembali fokus kedepan, matanya menangkap Aqril yang sedang asik berlarian di halaman belakang sana bersama Reyna gadis kecil yang sangat manis itu.
Aluna tersenyum. Senang rasanya melihat adik sepupunya sudah kembali senang tidak bersedih. Aluna mendoakan agar Aqril dan Reyna tetap selamanya menjadi teman baik.
Tiba-tiba Aluna merasa telinganya sakit mendengar suara teriakan. Dan ia sudah tahu suara siapa ini. Aluna menatap kearah pintu luar dan mendapatkan sosok Bimo dan Bima yang datang dengan cengiran aneh.
"Berisik." ucap Aluna. Hasan bangkit lalu menghampiri Bimo dan Bima yang sedang berjalan menuju kemari.
"Kemana aja lo!?" tanya Hasan kesal pada si kembar. Sedangkan Bimo dan Bima menyengir tanpa dosa seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarga
Teen Fiction⛔Follow untuk membaca. Cerita segera di Private⛔ Aluna namanya. Si cewek pencicilan dan sangat polos yang baru masuk SMA. Punya hati yang labil, bingung mau suka siapa? Tapi, di hari itu. Aluna memutuskan untuk suka hanya pada 'Dia' cukup satu saj...