03

5.5K 785 40
                                    

Tipikal orang yang menyukai hidup penuh kebebasan, bukan sesuka hatinya, namun hidup dengan caranya sendiri tanpa mau di atur oleh orang lain termasuk keluarganya sendiri.

Lee Taeyong termasuk salah satu anak yang beruntung karena dilahirkan dari keluarga kaya raya.

Dia merupakan anak yang ceria dan aktif saat masih kanak-kanak. Namun hidupnya berubah ketika ditinggal pergi oleh ibunya untuk selamanya.

Dia menjadi Lee Taeyong yang suka melanggar aturan di dalam maupun diluar keluarga.

Lee Taeyong yang hobi berkelahi, balapan liar, mabuk, bermain wanita dan menghamburkan kekayaan keluarganya.

Bahkan Lee Taeyong sempat masuk penjara akibat ditemukannya obat-obatan terlarang didalam ranselnya.

Ya... Taeyong memang menggunakannya untuk sekedar menghilangkan nyeri kepala yang terus-menerus melandanya. Masih dalam tahap dosis normal, namun caranya untuk mendapatkannya yang salah sehingga dia terjerat dalam kasus tindakan kriminal.

Dan sampai saat ini, Lee Taeyong masih dalam pengawasan polisi akibat menjadi salah satu tersangka pengeroyokan.

Meski begitu banyak keburukan dalam diri Lee Taeyong. Dia termasuk orang yang taat, seseorang yang mempunyai kepercayaan tinggi kepada Tuhan.

Seperti saat ini, Taeyong tengah menyendiri didalam Gereja. Menceritakan kekalutannya pada Tuhan, saat dirinya benar-benar merasa terpojokkan karena kesalahan yang sama sekali tidak pernah dia perbuat.

Taeyong bersumpah akan membuat orang yang menganggunya tidak bisa hidup tenang.

Tidak jarang terbesit pikiran bahwa Lee Taeyong ingin merubah hidupnya menjadi lebih baik. Namun saat dirinya menerima cacian, pikiran itu secara tiba-tiba hilang bagai buih yang tak berbekas lagi.

Lamunan-lamunan Lee Taeyong perlahan pudar. Pendengarannya menangkap isakan seorang gadis yang duduk di seberang kirinya walaupun samar. Kedua tangan gadis itu saling bertautan didepan dada.

Jika Taeyong amati lagi, mungkin gadis itu seusia dengan dirinya.

"Aku ingin bertemu dengan ibuku walaupun hanya didalam mimpi"

Hanya kalimat itulah yang dapat dengan jelas tertangkap oleh telinga Lee Taeyong karena diucapkannya berkali-kali.

"Aku ingin dia segera memaafkanku, aku ingin kembali menjadi saudara yang paling disayanginya"

Taeyong terus menyimak kata demi kata yang keluar dari mulut gadis itu. Sesekali gadis itu mengusap air matanya dengan tissue yang telah digenggamnya.

"Aku tidak ingin membenci ayah, tetapi kenapa ayah selalu bersikap seolah-olah ingin dibenci? Aku takut tidak bisa menahan perasaanku sehingga suatu saat aku membencinya. Tapi kali ini, aku benar-benar marah pada ayah. Apa aku akan berdosa?"

Taeyong mengernyit, permasalahan yang sungguh kekanakan bagi Lee Taeyong. Jika dibandingkan dengan hidupnya, Taeyong yakin dia akan memutuskan hidupnya segera.

Taeyong ingin tidak peduli pada gadis yang terus menangis itu. Namun lama-lama kalimat yang diiringi dengan isakan itu benar-benar mengganggu pendengarannya. Lee Taeyong datang kesini untuk mendapatkan ketenangan, dan sekarang malah sebaliknya.

L I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang