29

3.8K 584 79
                                    

Jennie melihat Jisoo yang tengah mendorong keranjang bola menuju ruangan khusus penyimpanan alat-alat olahraga. Dia segera berlari dan berniat menyusul Jisoo.

"Kau puas?"

Seketika tubuh Jisoo menegang akibat menyadari suara Jennie yang terdengar tiba-tiba, apalagi ketika dirinya menyadari bahwa Jennie telah berdiri diambang pintu.

Jisoo berusaha tak menghiraukan Jennie dengan memindahkan bola-bolanya ke dalam keranjang yang lebih besar.

"Aku sudah cukup bersabar Kim Jisoo!" Teriak Jennie dengan mengepalkan kedua tangannya.

"Terimakasih kau sudah bersabar" ujar Jisoo ketika telah selesai membereskan bola-bolanya.

Jisoo berniat keluar dari ruang penyimpanan, namun yang terjadi malah pandangan mereka bertemu, mereka saling menatap penuh kebencian karena Jennie menghalangi jalannya.

"Kau menghalangi jalanku"

"Aku akan segera mengatakan semuanya pada Lee Taeyong, semuanya!" geram Jennie.

Tubuh Jisoo kembali menegang, jujur saja Jisoo merasakan ketakutan, kepanikan hingga membuat bibirnya bergetar menahannya.

"Aku tidak peduli" ujar Jisoo bersikap sesantai mungkin dan mencoba menyembunyikan kegugupannya.

Dia memutuskan memilih pergi melewati Jennie, namun sebelum itu terjadi Jennie telah lebih dulu menarik lengan Jisoo kasar hingga tubuh Jisoo berhasil terdorong kembali ketempat semula.

Jennie memicingkan matanya tak suka, menatap Jisoo penuh dengan amarah yang tertahan lama dan semakin menumpuk.

"Aku belum selesai Kim Jisoo, tetap berdiri disana dan dengarkan aku!"

"Memangnya siapa kau berani menyuruhku?!"

Jennie maju dua langkah hingga membuat dirinya berhadapan dengan Jisoo lebih dekat. Lagi-lagi tatapan keduanya saling beradu.

Jennie dengan mata kucingnya yang berapi-api sedangkan Jisoo dengan tatapan takut yang mati-matian ia sembunyikan.

"Apapun yang akan kau katakan pada Lee Taeyong, aku tidak peduli. Biarkan Taeyong yang memutuskan"

Jennie terkekeh pelan sebelum dia kembali menatap Jisoo tajam.

"Tunggu saja, Taeyong tidak akan pernah memaafkan orang-orang yang telah membohonginya. Taeyong sangat membenci kebohongan"

Jisoo memaksakan tawanya ketika mendengar ucapan Jennie.

"Aku tak mengenal Lee Taeyong yang seperti itu. Asal kau tahu Kim Jennie, ternyata kau hanya mengenal Taeyong dari sisi itu, kau tidak mengenal Taeyong dari sisi yang lebih lembut"

"Kau!--" Ucapan Jennie tertahan bersamaan dengan tangannya yang ditahan oleh Jisoo karena akan menamparnya.

Jennie menarik kembali tangannya dengan kasar. "Kau yakin? Kau bahkan tidak pernah berpikir seberapa banyak kebohongan mu?! Mulai dari kau menyembunyikan hubunganmu dengan Yuta sampai kau menggunakan Lee Taeyong untuk taruhanmu! Kelakuanmu itu akan berdampak hebat bagi Lee Taeyong!"

Jennie tertawa sarkas hingga berhasil membuat Jisoo bungkam. Wajahnya terlihat takut hingga keringatnya mengalir di pelipisnya. Seketika ucapan yang berhasil menampar Jennie tadi tidak berarti apa-apa lagi.

"Kau takut? Lihatlah wajahmu itu! Kau bahkan berkeringat dan--"

"Tutup mulutmu Kim Jennie!"

L I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang