17

3.7K 666 78
                                    

Lee Taeyong terlalu mempercayai bahwa hari Rabu adalah hari sialnya. Dan semua itu memang telah terbukti nyata.

Kini Lee Taeyong kembali memakai setelan kemeja putih dengan celana panjang kain berwarna hitam, rompi yang senada dengan celananya, dan jangan lupakan dasi kupu-kupu yang telah melingkar dengan tidak rapi dileher Taeyong. Bagaimana tidak jika Lee Taeyong terus menarik dasi yang menurutnya sukses mencekik lehernya itu.

Taeyong mulai menuangkan minuman berwarna gold itu pada gelas-gelas kosong di meja nomor 23. Tamu yang datang ke restoran hotel tidak terlalu ramai, mengingat hari ini bukan hari libur. Mungkin hanya beberapa pasangan yang melakukan dinner romantis serta beberapa keluarga yang terlihat bercengkrama bersama sambil makan malam.

"Maaf tapi dimana aku bisa menemukan kamar mandi?"

Ketika Lee Taeyong akan kembali ke pantri, seorang bocah yang akan memasuki remaja menepuk bahunya pelan.

Taeyong tak segera menjawab namun ia malah sibuk memikirkan wajah lelaki ini yang menurutnya terlihat tidak asing.

"Lurus lalu belok kiri" jawab Taeyong ketika tersadar orang itu melambaikan tangannya didepan wajah Taeyong.

"Terimakasih" ucap orang itu dan bergegas pergi meninggalkan Taeyong.

"Guanlin!" Entah dorongan darimana, Taeyong meneriakkan nama itu hingga orang yang dipanggilnya berbalik.

"Kau memanggilku?" Tanya lelaki yang dipanggil Taeyong dengan nama Guanlin itu.

"Jadi kau benar Guanlin?"

Lelaki itu mengangguk mantap.

"Apakah kau adalah salah satu followers ku di Instagram?" Tanya Guanlin dengan nada menggebu.

Taeyong semakin tidak paham, jadi dia tak segera menjawab.

"Waaah jadi aku sudah terkenal sampai Korea?" Tanya Guanlin lagi kali ini dengan menggoyangkan bahu Taeyong sebentar namun terlihat sangat antusias.

Taeyong sedikit risih.

"Aku ini memang selebgram, tapi aku kira ketenaran ku hanya di Tiongkok saja. Tapi ternyata sudah sampai Korea"

Dengan percaya dirinya Guanlin berbicara seperti itu dihadapan Taeyong yang mengangkat sebelah alisnya.

"Aku bahkan tidak tahu kau ini siapa" ucap Taeyong datar.

"Lalu kenapa kau tahu namaku?"

"Karena kau adik Kim Jisoo bukan?"

"Kau teman kakakku?"

Lee Taeyong mengangguk sebagai jawaban, hingga membuat Guanlin berdecak tanda kecewa.

"Aku kira, aku sudah terkenal sampai Korea" gumam Guanlin lalu pergi begitu saja.

"Dasar bocah!" Ucap Lee Taeyong cukup kencang, namun Guanlin yang sudah terlanjur kecewa tak mendengar ucapan Taeyong.

👑

"Yuta, kau harus makan yang banyak"

Yuta mengangguk senang ketika Sandara tak henti-hentinya menyendok kan banyak makanan kedalam piringnya. Kemudian Yuta makan dengan semangat.

Jisoo yang melihatnya merasa sangat terharu dan senang ketika melihat Yuta tersenyum bahagia.

Ibunya dan Guanlin memang berhasil membuat Jisoo terkejut dengan kedatangan mereka yang tiba-tiba dan merencanakan makan malam bersama. Dan yang lebih menyenangkan lagi untuk Jisoo ialah ketika dirinya mendengar kabar bahwa Yuta bersedia datang.

L I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang