22

3.3K 569 44
                                    

"Brengsek! Aku sangat membencimu Kim Jisoo!"

Guci yang Johnny beli dari Inggris pun menjadi sasaran Jennie ketika gadis itu mengayunkan tongkat basseball yang berada ditangannya kesembarang arah.

"Jennie hentikan!" Johnny berusaha menggapai tubuh Jennie. Namun barang-barang yang dilemparkan Jennie membuatnya kembali menjauh. Sebelum anggota tubuhnya menjadi sasaran amukan Jennie.

"Kau sangat keterlaluan Nakamoto Yuta! Jangan harap hidup mu akan tenang!"

Bahkan beberapa koleksi figure bintang dunia milik Johnny yang dibelinya dengan harga selangit pun ikut hancur. Padahal betapa sulitnya dia mendapatkan benda itu, tidak tanggung-tanggung Johnny memesannya dari luar negeri sekalipun.

"Hentikan Jen!"

Kesabaran Johnny kali ini sudah habis, dengan sedikit tenaga agar tak menyakiti Jennie, Johnny menarik tubuh Jennie, merebut tongkat basseball nya kemudian memeluk pinggang gadis itu dari belakang demi menghentikan amukan gadis itu.

Sebagian barang-barang Johnny di apartemen pun tak dapat diselamatkan lagi.

"Lepaskan aku Johnny!" Jennie terus meronta sambil kakinya menendang apapun itu yang bisa dijangkaunya.

"Aku bilang diam Jen!" Teriak Johnny lantang.

Setelah mendengar percakapan antara Yuta dan Jisoo pagi tadi di area loker, Jennie tak henti-hentinya mengamuk, hampir saja Jennie melabrak Yuta dan Jisoo namun Johnny sudah lebih dulu menyeretnya pulang ke apartemennya.

"Dengarkan aku!"

"Tidak John! Aku akan menemui Lee Taeyong dan mengatakan semuanya!"

"Tidak ada gunanya diamlah Jen!"

Teriak Johnny kencang hingga berhasil membuat Jennie mulai sedikit tenang, tubuhnya lunglai ke lantai, jika Johnny tak memeluknya, maka Jennie sudah jatuh terbentur marmer.

Dia lelah, lelah mengamuk dan menghancurkan sebagian isi apartemen Johnny. Entah sudah berapa banyak kerugian yang akan Johnny tanggung.

"Dengarkan aku!"

Johnny menghadap Jennie dan mulai merapikan rambut gadis itu yang menutupi wajah. Betapa sakitnya hati Johnny ketika melihat mata sembab Jennie. Dadanya bergejolak tidak terima Jennie merasakan semua ini. Ia tangkup wajah gadis yang amat dicintainya.

"Kau hanya akan berakhir sia-sia jika mengatakannya pada Lee Taeyong sekarang"

Jennie masih menangis, tatapannya kosong kedepan. Lengan Johnny ia jadikan tumpuan kepalanya. Dia benar-benar hancur.

"Taeyong pasti akan percaya padaku" isak Jennie menyedihkan.

Mendengar itu membuat Johnny merasakan nyeri sampai ulu hatinya.

"Kau tidak boleh mengatakannya pada siapapun"

"Apa maksudmu?" Jennie mulai memandang Johnny dengan tatapan tak mengerti.

Bukankah akan lebih baik memberitahukan masalah ini dengan Lee Taeyong secepatnya?

"Taeyong tak mungkin mudah percaya"

"Taeyong pasti akan percaya padaku Johnny!" Lelehan air mata di pipi Jennie semakin membuatnya tak tega.

"Aku akan seret mereka berdua dan memaksanya untuk mengakui" sambung Jennie dengan nafasnya yang mulai tercekat.

"Tidak semudah itu Jen, kau harus mencari buktinya" Johnny mulai melunak, tangannya membelai lembut rambut panjang Jennie.

Jennie semakin terisak, dadanya terasa begitu sesak.

"Tetapi kenapa kau tidak mengatakannya padaku jika kau sudah tahu John?!"

Jennie kembali berteriak, tangannya menarik-narik lengan kokoh Johnny dan memukulnya ringan, tenaga Jennie serasa telah terkuras.

Johnny menunduk, dia benar-benar tidak tega melihat Jennie kacau seperti ini. Rasanya dia ingin menghajar siapapun yang membuat Jennie merasakan sakit ini.

Johnny mengusap air mata Jennie dengan ibu jarinya.

"Karena ku pikir kau tidak perlu tahu" lirih Johnny.

"Ternyata kau juga brengsek John!"

Jennie mendorong Johnny hingga tubuh kekar itu terjengkang kebelakang.

Johnny mengusap wajahnya kasar.

"Ceritakan bagaimana bisa mereka membuat taruhan konyol seperti itu?!"

Johnny menarik nafasnya panjang-panjang, serta mengeluarkan nafasnya dengan berat. Sebelum pada akhirnya dia benar-benar menceritakan semuanya pada Jennie.

"Yuta dan Jisoo adalah saudara tiri, Yuta menganggap kematian ibunya karena kesalahan Jisoo dan ayahnya yang telah mencampakkan mereka berdua"

Johnny menjeda kalimatnya sejenak. Dia tatap Jennie yang masih menangis kacau didepannya.

"Jisoo selalu memohon kepada Yuta untuk memaafkannya. Namun karena rasa sakit itu, Yuta tak segera memberikan maaf. Aku tahu Yuta sangat emosi saat itu, hingga dia membuat taruhan ini"

"Dan Kim Jisoo langsung menyetujuinya?" Tanya Jennie nanar.

"Aku tidak tahu, Yuta tak menceritakannya detail. Yang aku tahu Jisoo menerimanya karena dia sendiri bingung harus berbuat apa untuk mendapatkan maaf dari Yuta"

"Tetap saja mereka berdua brengsek!"

Jennie menjangkau bantal di kursi sampingnya dan kembali melemparkannya. Kemudian menjambak rambutnya sendiri.

"Aku tidak akan membiarkan Lee Taeyong jatuh kedalam permainan ini!"

"Stop Jen! Berhenti membela Taeyong! Taeyong bisa mengurus dirinya sendiri. Dia tidak akan sebodoh itu masuk ke dalam jurang!" Johnny menahan kedua tangan Jennie agar gadis itu berhenti menjambaki rambutnya sendiri.

"Tapi nyatanya? Dia sudah tidur dengan Kim Jisoo!"

"Mereka tak melakukan apapun!"

Jennie menatap Johnny tajam. Dengan nafas yang sungguh berat Johnny membalas tatapan tajam Jennie.

"Kau tahu apa?"

"Aku tahu kau sangat mencintai Taeyong. Tapi lihatlah! Lihatlah aku yang selalu membelamu Jen! Lihatlah aku yang selalu disampingmu bukan Taeyong!"

Jennie tersentak mendengar ucapan Johnny. Lelaki itu mulai terlihat sama kesalnya seperti dirinya.

"Aku mencintaimu" lirih Johnny.

Jennie memalingkan wajahnya dari tatapan Johnny. Ya, setidaknya Johnny sudah menyiapkan mental karena sebelumnya dia sudah tahu perasaan Jennie yang sebenarnya.

"Jangan butakan matamu dengan Lee Taeyong yang tidak pernah peduli pada mu"

"Dia peduli padaku!" Elak Jennie tidak terima.

"Dia hanya menganggapmu sebagai teman tidur!"

Jennie beranjak dan melayangkan sebuah tamparan keras pada pipi Johnny. Membuat Johnny sukses terkapar dilantai untuk yang kedua kalinya setelah Jennie mendorongnya.

Sakit? Tentu, Johnny sangat merasakan sakit di hatinya.

Tapi tidak masalah ketika yang melakukan semua ini adalah Jennie.

"Tutup mulutmu! Aku akan membuktikannya padamu! Aku akan menghancurkan Yuta dan Jisoo! Aku akan membuat Taeyong mencintaiku! Aku berjanji!"

Teriak Jennie, kemudian mengambil ranselnya dan keluar dari apartemen Johnny dengan bantingan pintu yang cukup kencang.

👑

Next➡
.
.
.
Gue bagi jadi dua karena kepanjangan 😌
.
.
.
Hadiah buat kalian yg kemarin jawab Jennie or Johnny. Kalian pintar sekalihhhhhh siihhh😳

L I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang