23

3.5K 686 43
                                    

Jisoo dengan serius mengamati daun clover yang tumbuh subur di dekat aliran sungai belakang sekolahnya.

Jisoo berjongkok dengan mata jelinya yang dengan setia berburu daun pembawa keberuntungan itu.

"Belum ketemu juga?"

Itu Taeyong, yang memutuskan untuk bersedia menemani Jisoo berburu daun clover. Awalnya Taeyong tak percaya dengan mitos itu, namun setelah Jisoo menceritakan kisah tentang Four Leaf Clover membuat Taeyong tertarik untuk menemaninya. Walaupun Taeyong sendiri hanya tiduran di bawah pohon dan sesekali mengumpati Jisoo yang sangat lama.

"Susah sekali untuk menemukannya!"

Taeyong terkekeh sebentar ketika melihat Jisoo berjongkok di bawah terik matahari, sesekali gadis itu mengaduh kesakitan saat semut-semut kecil menggigitnya.

Taeyong berjalan mendekat pada Jisoo. Kemudian memakaikan snapback yang semula ia kenakan pada kepala Jisoo.

"Terimakasih" Jisoo bersemu ketika menyadari Taeyong ternyata memperhatikan dirinya yang kepanasan.

"Kau tidak takut ada ular?" Tanya Taeyong yang mulai berjongkok di samping Jisoo.

"Aku hanya menemukan semut-semut kecil yang menggigiti kakiku"

Taeyong kembali terkekeh ketika menemukan kaki Jisoo yang sudah merah-merah.

"1:10.000, sebaiknya berhentilah mencari daun itu. Kau bisa membelinya, banyak petani yang menjual semanggi berdaun empat"

"Akan sangat baik jika menemukannya sendiri"

"Kau percaya cerita kuno?"

"Itu bukan cerita kuno, itu sudah menjadi kepercayaan masyarakat Korea dan Jepang, juga di negara lain, seperti Eropa, aku termasuk salah satunya. Aku akan mendapat keberuntungan setelah mendapatkan daun itu"

Jelas Jisoo panjang lebar membuat Taeyong terus memperhatikan Jisoo yang kembali menyibakkan daun-daun dibawahnya dengan hati-hati.

"Apa kau sedang merasa tidak beruntung?"

Pertanyaan Taeyong kembali membuat Jisoo menghentikan acara berburunya.

Dia kemudian mengangguk. "Dalam satu tahun belakang telah banyak sekali masa-masa sulit yang aku hadapi"

"Aku bahkan selalu mengalami hal buruk"

"Aish... kau tidak boleh berkata seperti itu"

"Itu kenyataan, ayahku dan kakakku, mereka suka sekali memukulku dan mengucapkan kata-kata kasar yang seharusnya tidak pantas mereka ucapkan padaku"

"Itu karena kau selalu berbuat salah"

Ups, Jisoo memukul bibirnya pelan ketika sadar bahwa dia telah berbicara sembarangan.

Namun ketika Taeyong membalasnya dengan tawa, Jisoo menjadi sedikit lega.

"Tidak" Taeyong menggelengkan kepalanya.

L I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang