31

3.3K 536 62
                                    

Berita kencan antara Taeyong dan Jisoo telah menyebar dengan cepat diantara siswa-siswi. Tentu banyak yang tak setuju, terutama para gadis-gadis penggemar berat Lee Taeyong.

Tak hanya siswi perempuan yang menggunjing Jisoo, bahkan para siswa laki-laki juga turut menggunjingnya, mereka tak segan-segan mengatakannya didekat Jisoo.

Kejadian seperti siang ini tak pernah Jisoo bayangkan.

"Aku dengar kau berkencan dengan si brengsek itu?"

Hampir saja jantung Jisoo loncat dari tempatnya ketika seseorang mendekati dirinya dan mendadak mengajaknya bicara.

Jisoo sengaja tak menghiraukan lelaki yang ia ketahui sebagai kakak tingkatnya itu. Dilain sisi Jisoo tak mengenal, alasan utama karena Jisoo tahu jika lelaki itu adalah musuh Taeyong, dia cukup terkenal dikalangan murid. Terkenal akan predikat buruknya sama seperti Lee Taeyong.

Jisoo menyibukkan diri dengan mencari buku sains di rak perpustakaan untuk pelajaran ke empat nanti. Sayangnya dia tak segera menemukannya.

Lebih tidak beruntung lagi ketika Jisoo menyadari lelaki disebelahnya terus menatapnya.

"Dapat!" Refleks Jisoo gembira ketika menemukan buku yang sedari tadi dia cari. Tapi Jisoo sedikit menyesal mengatakan itu ketika lelaki disampingnya menertawakan tingkahnya.

Jisoo memutuskan untuk segera pergi dari sana. Namun kakak tingkat yang Jisoo ketahui bernama Jackson itu memblokir jalannya.

Jisoo menatap Jackson dengan kerutan di dahinya. Jackson membalas dengan senyuman tipis di bibirnya.

"Kau menghalangi jalanku" cicit Jisoo berharap Jackson segera minggir dari hadapannya.

"Itu memang tujuanku" Balas Jackson cepat.

"Aku ada kelas, kau minggirlah" Jisoo berusaha mendapatkan jalannya. Namun Jackson tak memberinya cela.

Jackson seperti psikopat yang tengah berhadapan dengan mangsa barunya. Jisoo mulai takut, menyadarai betapa badan Jackson jauh lebih besar dari Taeyong.

Lagi, Jisoo mendongak menatap wajah Jackson, tatapan tajam dengan senyum tipis di sudut bibirnya masih setia ditunjukkannya. Jisoo semakin takut, Jackson adalah salah satu dari banyaknya musuh Taeyong yang mengerikan dan harus diwaspadai.

"Aku mohon, minggirlah!" Teriak Jisoo berusaha mendorong dada Jackson yang semakin mendekat.

Jisoo pikir dengan dia berteriak maka ada seseorang yang memergoki dirinya dan membantunya. Namun nihil, Jisoo tak menemukan siapapun.

Perasaan Jisoo semakin tidak enak.

Di perpustakaan yang biasanya ada beberapa orang penjaga, anehnya hari ini kosong. Ini memang dijam belajar, namun tak ada alasan untuk penjaga perpustakaan tidak ada ditempat. Jisoo meyakini suatu kejanggalan, dia yakin saat pertama masuk ke perpustakaan terdapat satu penjaga. Namun saat Jisoo berteriak, tak ada yang memperingati dirinya untuk diam. Itu aneh karena terjadi di perpustakaan yang seharusnya menjadi tempat paling tenang di gedung sekolah.

"Kau tahu terdapat sebuah aturan dalam hubungan pertemananku dengan Taeyong?" Tanya Jackson dengan menekankan kata pertemanan.

"Ciih pertemanan?" Batin Jisoo kesal.

Jisoo menunduk sambil memeluk bukunya ketika Jackson merendahkan kepalanya dan mencium rambutnya. Menyadari Jisoo ketakutan hebat, Jackson menyentuh tangan Jisoo.

"Wanita Taeyong adalah wanita bersama" ujarnya lirih sambil terus menilik wajah cantik Jisoo.

Jisoo menarik tangannya sambil terus mundur hingga punggungnya menabrak rak buku, posisinya sama sekali tidak menguntungkan.

L I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang