10

4.1K 693 35
                                    

Sekali lagi, Kim Jisoo memastikan bahwa penampilannya tidak akan mempermalukan sang ayah.

Sekali lagi, Kim Jisoo memastikan bahwa penampilannya tidak akan mempermalukan sang ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan dress berwarna putih yang memiliki panjang diatas lutut. Rambut Jisoo yang bergelombang membuatnya nampak sangat manis. Tidak lupa dengan heels 7 cm berwarna senada yang siap membawanya ketempat indah, ya --harapannya.

Jisoo teringat, ketika Ibu tirinya dulu pernah mengatakan jika sepatu yang indah akan mengantarnya ketempat yang indah juga.

"Jisoo kau sudah siap?"

Terdengar suara sang ayah dibalik pintu kamarnya yang masih tertutup.

"Aku akan segera turun ayah!"

"Ayah tunggu di mobil"

Jisoo bisa memastikan jika ayahnya telah pergi ketika mendengar suara langkah sepatu yang semakin menjauh.

Sebelum keluar, Jisoo kembali menatap dirinya melalui pantulan cermin. Matanya yang sembab telah sempurna tertutup oleh sihir alat make up.

Sebenarnya Jisoo ingin sekali menolak menemani sang ayah untuk datang ke pesta para orang penting yang terlalu resmi menurutnya, dia sangat amat tidak menyukai itu. Penuh orang pamer, termasuk ayahnya sendiri.

Dia harus berkali-kali menyapa banyak orang dengan senyum terbaiknya. Kepalanya harus ia tegakkan untuk menjaga keanggunan. Punggungnya selalu terasa pegal ketika ia harus duduk tegak berjam-jam, karena jika Jisoo menyandarkan punggungnya, maka bisa dipastikan sang ayah akan memelototinya agar tak melakukan hal yang bisa merusak image-nya.

Penuh kepalsuan. Dan Donghae sangat menyukai hal itu.

Jisoo masuk ke dalam mobil setelah sopir membukakan pintu untuknya. Ayahnya terlihat sudah duduk disebelahnya sambil memainkan ponsel. Tak lama setelah itu mobil berjalan ke arah hotel ternama yang terletak di pusat Korea Selatan.

"Ayah akan mengenalkan mu sebagai pewaris utama perusahaan"

Hening, Jisoo tak menjawab.

"Bersikaplah baik dan sopan"

Memangnya kapan aku ini jadi anak yang tidak baik dan tidak sopan? Gumam Jisoo didalam hatinya.

Masih enggan untuk menatap sang ayah. Sepertinya pemandangan di luar lebih menarik bagi Jisoo.

"Jangan lupa hilangkan kebiasaan gagap mu saat berbicara dengan orang baru"

Lagi-lagi Jisoo hanya diam, namun masih menyimak ucapan demi ucapan yang dikatakan sang ayah.

"Dan ayah tidak mau melihat wajah itu setelah kita sampai"

Dan ucapan itu berhasil mengalihkan atensi Jisoo hingga membuatnya memandang sang ayah yang ternyata sudah berpaling dari ponselnya untuk memandangnya juga.

L I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang