20

4.4K 623 39
                                    

Oke, mungkin Lee Taeyong harus banyak-banyak berucap syukur ketika mendapati kabar bahwa kedua kakaknya telah berangkat ke Hongkong sore tadi.

Bagaimana jadinya jika dia ketahuan membawa gadis mabuk ke dalam kamarnya? Ya, walaupun kedua kakaknya sudah cukup terbiasa dengan pemandangan Taeyong membawa wanita malam ke dalam kamarnya.

Namun dalam kasus ini berbeda, ini adalah Kim Jisoo. Kim Jisoo si pewaris tunggal perusaan besar milik keluarganya. Dan dengan lancangnya Lee Taeyong membuatnya mabuk serta membawanya ke dalam kamar.

Bruk!

Kim Jisoo sedikit terbanting namun itu tidak menjadi masalah ketika kasur super empuk milik Taeyong melindungi punggungnya.

Taeyong merentangkan otot-otot nya yang terasa kaku, terutama di bagian tengkuknya. Dia menggendong Jisoo dipundak, dan harus menaiki tangga sampai lantai dua untuk bisa sampai kedalam kamarnya. Tidak mungkin pundaknya baik-baik saja.

"Jangan pergi!" Gumam Jisoo tiba-tiba.

Taeyong mengernyitkan keningnya tak mengerti.

"Jangan ke Beijing!"

"Apa?!"

"Jangan ke Beijing!" Kini Jisoo mulai berteriak,  dengan matanya yang masih terpejam.

Kedua alis Lee Taeyong saling bertautan.

"Aku juga ingin ke Beijing" suara Jisoo berubah menjadi sendu.

Taeyong mengamati wajah Jisoo yang semakin memerah dengan merebahkan diri disamping gadis itu.

Ingatan Taeyong melayang kembali pada saat pertemuan pertamanya dengan Kim Jisoo di Gereja. Saat itu Jisoo terus berdoa agar ia bisa pergi ke Beijing.

Untuk apa?
Bukankah dia bisa dengan mudah berkeliling dunia karena kekayaan keluarganya?

Banyak sekali pertanyaan yang menggantung di kepala Taeyong.

"Memangnya siapa yang akan pergi ke Beijing?"

Perlahan mata sayu Jisoo terbuka, Taeyong beranjak agar Jisoo tak berteriak jika mengetahui dirinya berada di sampingnya dengan posisi yang cukup dekat. Namun bukannya Jisoo kembali tidur, dia ikut berpindah posisi menjadi duduk. Tangannya mencekal satu tangan Taeyong, menahannya agar tidak menjauh.

Mereka bertukar pandangan. Taeyong yang memandang Jisoo, mulai dari mata sayu gadis itu, bentuk bibir yang unik dengan warna merah alami, rambut yang berantakan dan, errr- sangat seksi menurut Taeyong.

"Lee Taeyong"

"Hn?"

"Maaf"

Jisoo menarik tangan Taeyong agar tubuh lelaki itu condong kearahnya,  membuat Jisoo lebih mudah mengalungkan tangannya di leher Taeyong.

Alis Taeyong terangkat akibat perlakuan Jisoo yang sangat berbanding terbalik dengan biasanya.

Ingatkah Lee Taeyong jika saat ini gadis itu tengah mabuk? Tentu Taeyong ingat. Dan saat ini Taeyong telah memutuskan jika dia lebih menyukai Kim Jisoo yang mabuk. Lol.

"Ya, karena hari ini kau terlalu banyak membuatku repot!"

Taeyong memutar bola matanya kesal. Kemudian berusaha melepas tangan Jisoo yang terlalu kuat melingkar di lehernya. Nafas Jisoo terlalu menggelitik area telinganya. Dan Taeyong tidak bisa menjamin tidak akan terjadi sesuatu untuk kedepannya.

"Kau..." Terasa lagi hembusan nafas Jisoo dan itu membuat Taeyong semakin tidak nyaman.

Jisoo menjeda sebentar sebelum menyelesaikan kalimatnya.

L I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang