Nayeon sempat pulang sore tadi, dan kali ini ia kembali kerumah sakit serta membawakan beberapa makanan kesukaan Kim Jisoo.
Suasana telah membaik ketika dokter mengatakan bahwa operasi Yuta sukses. Namun sampai saat ini Yuta masih dalam keadaan belum sadar.
Sementara Kim Jisoo, dia harus menjalani terapi untuk memulihkan syok berat yang ia alami. Nayeon tak dapat meninggalkan Jisoo sendirian walaupun keluarganya berada disana. Dia ingin terus melihat Jisoo sampai keadaaannya membaik.
Nayeon berjalan memasuki kawasan rumah sakit. Jam telah menunjukkan pukul 7 malam, namun masih terlihat ramai orang-orang yang berkepentingan di rumah sakit.
Netra Nayeon tak sengaja melihat sosok lelaki yang tengah duduk di salah satu bangku taman rumah sakit. Dari kejauhan pun, Nayeon dapat mengenali lelaki itu dengan mudah.
Nayeon memutuskan menghampiri lelaki itu walaupun sedikit ragu, kemudian duduk disebelahnya. Nayeon sangat yakin jika lelaki itu belum pulang dari pagi. Terlihat bahwa ia masih mengenakan seragam yang sama. Nayeon juga dapat melihat sedikit bercak darah diujung bawah seragamnya, mungkin itu darah Yuta. Asumsinya.
"Kau masih berada disini?" Tanya Nayeon cukup gugup. Ia tak pernah berbicara sedekat ini pada seseorang yang ditakuti banyak orang.
Dia Lee Taeyong, lelaki yang memutuskan diam ketika Nayeon bertanya. Nayeon memaklumi itu, Taeyong pasti marah besar. Namun Nayeon masih memaksakan dirinya untuk duduk disana. Melakukan sesuatu yang telah ia pikirkan untuk meringankan beban Jisoo.
"Aku tahu kau pasti sangat kecewa, tapi, biarkan aku mengatakan sesuatu padamu-"
"Aku tidak mau dengar jika kau hanya ingin membual dan memintaku untuk memaafkan Kim Jisoo!" Teriak Taeyong membuat Nayeon sedikit berjingkrak.
Sumpah demi apapun Nayeon tak mau lagi berbicara pada Taeyong jika bukan karena Jisoo. Nayeon mencoba menenangkan dirinya untuk menghadapi Taeyong.
"Aku mengenalnya cukup lama, kami sangat dekat seperti saudara-"
"Jadi kau sekongkol dengannya?" Potong Taeyong dengan suara serak menakutkan.
Nayeon mengangguk sambil menunduk tak berani menatap wajah mengerikan Taeyong. Apalagi ketika Taeyong berdecak dan menendang kerikil didepan sepatunya. Ya, Nayeon yakin jika Taeyong sangatlah marah.
"Ayah Jisoo dan ibu Yuta bercerai ketika mereka berusia 12 tahun. Ibu Yuta mengalami depresi berat akan kejadian itu. Dia memutuskan mengakhiri hidupnya didepan Yuta"
Tubuh Taeyong seketika menegang. Tapi dia terus diam menunggu cerita Nayeon selanjutnya. Walaupun beberapa jam yang lalu ia telah memutuskan untuk tak mau mendengar penjelasan dari siapapun.
"Yuta menyalahkan Jisoo dan ayahnya atas kepergian ibunya. Yuta sangat membenci Jisoo semenjak saat itu. Berulang kali Jisoo meminta maaf pada Yuta, namun Yuta tak mau melakukannya hingga tercetus sebuah ide untuk menggunakan mu sebagai taruhan"
Nayeon menghembuskan nafasnya lega. Namun tak cukup lega ketika menyadari Taeyong mulai beranjak dari duduknya.
"Ada lagi yang ingin kau katakan?"
Nayeon tergagap mendengar suara Taeyong. Kemudian Nayeon ikut berdiri dan mulai menjelaskan lagi.
"Aku hanya ingin kau memaafkan Jisoo dan Yuta. Sebenarnya mereka ingin mengatakannya padamu, namun mereka belum mendapatkan waktu yang tepat"
"Dan saat ini, setelah kecelakaan! Kau pikir adalah waktu yang tepat?" Taeyong terkekeh menatap Nayeon dengan pandangan remeh.
Nayeon menggeleng takut. "Dia gadis baik dan lembut, dia sangat-"
KAMU SEDANG MEMBACA
L I E S
FanfictionMembuat Lee Taeyong mengemis cinta pada Kim Jisoo mungkin memang sulit, namun Kim Jisoo akan membuat hal sulit itu menjadi kenyataan jika Nakamoto Yuta akan memaafkan dirinya. Start : 1.27 .2018 By : @ohnanattty