26

3.6K 605 40
                                    

Im Nayeon membalikkan tubuhnya ketika mendengar pergerakan Jisoo dari atas tempat tidur milik gadis itu sendiri.

Sudah dua hari ini Nayeon menginap dirumah Jisoo. Ayah Jisoo pergi ke Taipei dan baru akan kembali sore nanti. Melihat keadaan Jisoo yang kurang baik akhir-akhir ini membuat Nayeon bersikeras untuk menemani sahabatnya itu.

Waktu menunjukkan pukul 10, tidak biasanya Jisoo bangun sesiang ini, karena jika itu terjadi, kepalanya akan terasa pusing. Seperti saat ini.

"Kau terlihat seperti zombie di film Train to Busan"

Ejek Nayeon ketika melihat Jisoo tetap tak beranjak dari tempat tidurnya. Gadis itu hanya mengerjapkan matanya beberapa kali akibat mata yang masih terasa berat, kemudian tangannya memijat kepalanya yang terasa pusing.

"Sudah baikan?" Tanya Nayeon mengingat semalaman Jisoo menangis sampai ketiduran.

Jisoo mengangguk sebagai jawaban, namun ketika teringat mengenai masalahnya kembali, ingin rasanya ia tidur lagi dan berharap saat bangun nanti semuanya tidak pernah terjadi.

"Aku akan bertemu Yuta nanti" gumam Jisoo teringat obrolan bersama sang ibu siang kemarin.

"Jadi Yuta sudah memastikan akan datang ke pesta ulang tahun Guanlin?" Tanya Nayeon yang kembali sibuk dengan komputer milik Jisoo.

"Ibu yang mengatakannya" ucap Jisoo sambil merubah posisinya menjadi duduk, wajahnya terlihat menyedihkan ditambah dengan rambut panjangnya yang berantakan.

"Lalu apa yang akan kau lakukan?" Tanya Nayeon kembali.

"Tentu saja aku akan mengakhiri semuanya"

"Kau gila?!" Teriak Nayeon yang kini mulai menjauhi komputer dan menarik kursi agar posisinya lebih dekat dengan Jisoo.

"Masih ada beberapa hari lagi dan kau masih mempunyai kesempatan Kim Jisoo!" ucap Nayeon menggebu.

"Tapi Jennie sudah tahu! Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya!"

Rasanya Jisoo sudah ingin menyerah sejak mengetahui perihal Jennie yang tahu tentang rahasianya. Karena bagaimanapun juga, Jisoo rasa menyerah adalah pilihan satu-satunya.

Sejak kejadian 5 hari yang lalu, ketika terakhir kalinya ia berbicara dengan Lee Taeyong. Dan sampai saat ini pun mereka tak saling menyapa. Bagian mana yang akan membuatnya berhasil?

"Tidak perlu memikirkan hal itu! Pikirkan dirimu yang telah banyak mengorbankan harga diri! Dan kau akan menyerah begitu saja?"

Memang benar apa yang dikatakan Nayeon, bahkan Jisoo telah merasa tak jauh berbeda dengan para wanita yang pernah Taeyong tiduri.

"Bagaimana jika Jennie mengatakannya pada Taeyong? Dia pasti akan marah besar" Dan entah mengapa hal yang sangat Jisoo pikirkan saat ini hanyalah perasaan Taeyong ketika mengetahui tentang kebohongannya. Bukan tentang dirinya yang pasti akan lebih mendapatkan banyak penderitaan.

"Kau terlihat sangat mengkhawatirkannya" ucap Nayeon ragu. Melihat ekspresi Jisoo membuat Nayeon tak siap mendengar kalimat Jisoo selanjutnya.

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu" Jisoo menggigit bibirnya karena mulai gugup. Matanya tak berani menatap Nayeon yang terus menatapnya.

"Katakanlah" ujar Nayeon yang mulai menaruh kecurigaan.

Jisoo menarik nafas panjang sebelum mengakui semuanya pada Nayeon. Kepalanya yang pening seketika menjadi ringan akibat tergantikan oleh perasaan gugupnya. Jisoo sangat ragu, namun dia tidak bisa menyembunyikan rahasia apapun dari Nayeon.

L I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang