Pada malam harinya, Sandara bersama Guanlin berkemas untuk pulang ke Beijing besok pagi, dengan dibantu Yuta.
Tidak banyak barang yang dibawa Sandara, hanya saja Guanlin sudah membawa dua koper besar yang isinya baju baru yang dia beli dari nonagon.
"Baiklah beres!"
Guanlin merentangkan tangannya yang mulai pegal, padahal tidak banyak yang dia kerjakan, baju barunya tidak perlu dilipat lagi karena masih didalam bungkus plastik, tinggal memasukkannya ke dalam koper. Berbeda dengan Sandara yang harus melipat bajunya kemudian baru memasukkannya ke dalam koper.
"Jika begini caranya kau akan membuat apartemen hyungmu menjadi penuh, Guanlin!"
Cibir Sandara yang mengetahui bahwa Guanlin akan meninggalkan semua barang-barangnya di apartemen Yuta.
"Ibu, lagipula aku akan sering kembali, jadi tidak masalah. Benar kan Hyung?"
Ucap Guanlin memberikan pembelaan pada dirinya sendiri. Kemudian remaja laki-laki itu menatap hyungnya dengan senyuman penuh permohonan.
"Terserah kau saja" ucap Yuta yang meminimalisir agar tidak terjadi perdebatan.
Guanlin mencebikkan bibirnya kemudian memutuskan untuk berpamitan tidur.
"Baiklah, sebaiknya aku tidur. Selamat malam" ucap Guanlin sebelum dia menghilang dari balik pintu kamar.
Sandara masih sibuk mengemasi barangnya, dan Yuta membantu Sandara dengan menyusun beberapa makanan yang akan di bawa Sandara ke Beijing untuk buah tangan sang suami.
"Bukankah tteokbokki buatan ibu sangat enak? Kenapa ayah meminta ibu membelikannya di Seoul?"
Yuta terheran dengan banyaknya tteokbokki yang Sandara beli tadi siang di restoran pinggiran Seoul, favorit suami Sandara.
"Ayahmu sangat menyukai tteokbokki buatan bibi restoran itu dibanding tteokbokki buatan ibu"
Jawab Sandara yang terlihat sudah menutup kopernya. Itu tandanya Sandara telah selesai mengemasi barangnya dan bersiap untuk berangkat ke Beijing besok pagi.
"Seharusnya ayah bersyukur karena ibu memasakkannya setiap hari"
"Tapi ayahmu jarang sekali makan dirumah"
Ya-- mengingat Yixing, suami Sandara yang lebih banyak menghabiskan waktu di kantor daripada dirumah.
Suasana kembali sunyi ketika baik Sandara maupun Yuta tak melontarkan pertanyaan.
Ditengah-tengah keheningan itu, Sandara mulai menyinggung suatu hal yang mengganggu pikirannya semenjak kepulangan Jisoo.
"Yuta, apakah hubungan mu dengan Jisoo sedang kurang baik?"
Pertanyaan sang ibu membuat Yuta refleks menatap Sandara. Tak lama, karena kurang dari lima detik Yuta kembali menunduk, menyibukkan diri untuk mengemasi buah tangan yang sempat dia hiraukan.
Dan Sandara menganggapnya sebagai jawaban ya.
"Sulit ya?" Sandara berpindah posisi duduk disamping Yuta. Kemudian mengusap rambut putranya dengan lembut.
Yuta tetap diam, tangannya sibuk menyelesaikan beberapa makanan yang belum dia simpan didalam tas besar Sandara. Hingga semuanya rapi, namun Yuta masih enggan untuk menjawab.
Entahlah, apa yang perlu dia jawab, dia takut ucapannya akan menyakiti sang ibu.
Ketika berbicara dengan Sandara, Yuta seperti berbicara dengan Jisoo, karena kemiripan wajah keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
L I E S
FanfictionMembuat Lee Taeyong mengemis cinta pada Kim Jisoo mungkin memang sulit, namun Kim Jisoo akan membuat hal sulit itu menjadi kenyataan jika Nakamoto Yuta akan memaafkan dirinya. Start : 1.27 .2018 By : @ohnanattty