09

4.1K 645 39
                                    

Dua hari setelah menerima permainan Yuta telah berlalu, itu tandanya masih tersisa 19 hari lagi untuk menaklukkan Lee Taeyong yang mustahil menurut Nayeon, menurut Jisoo juga sebenarnya. Karena sampai detik ini pun Jisoo tidak melakukan tindakan apapun.

Jisoo bahkan tidak bisa berpikir normal lagi. Dia merasakan bahwa hawa buruk tengah mengancamnya cepat atau lambat.

Apalagi Nayeon, temannya itu terus mengumpat dan menyumpahi Jisoo dengan kata-kata kotornya. Itu karena dia sangat peduli pada Jisoo.

Namun setelah Jisoo menjelaskan, Nayeon berusaha mengerti dan mulai mendukung Jisoo, walaupun dengan setengah hati.

Satu hari yang lalu bahkan Jisoo mendatangi dokter akibat kondisinya yang tidak terlalu baik. Dan dokter mengatakan jika tekanan darah Jisoo sangat rendah, itu akibatnya akhir-akhir ini kepala Jisoo sering terasa pening.

Seperti saat ini, Jisoo berjalan lunglai menuju UKS, dia absen tidak mengikuti pelajaran sejarah siang ini. Obat yang diresepkan dokter bahkan tidak mempan untuknya.

Jisoo berniat istirahat di UKS, berharap kepalanya akan lebih ringan.

Namun sesuatu yang tidak pernah dia sangka terjadi, ketika menyibakkan salah satu tirai penyekat tempat tidur, Jisoo tidak sengaja memergoki dua orang siswa yang tengah bercumbu.

Oke, adegan dimana Jisoo hanya pernah menontonnya dalam drama malam yang dia ikuti.

Tepat saat itu juga keduanya menghentikan aktifitas mereka dan menatap si pengganggu yang tak lain adalah Jisoo.

Jisoo menutup mulutnya ketika sadar siapa kedua orang itu.

Taeyong dan Jennie.

"M-Maafkan aku" Jisoo cepat-cepat membungkuk meminta maaf ditengah suasana yang canggung ini.

Apalagi ketika Jisoo melihat sendiri bagaimana ketika Taeyong membenarkan kancing seragam Jennie yang separuhnya terbuka.

Setelah selesai, Taeyong baru membenarkan seragamnya sendiri.

Lagi-lagi Jisoo hanya bisa membungkuk kemudian pergi karena dia takut. Oke.. Jennie menatapnya sungguh tajam dan Jisoo menyadarinya.

Jisoo berlari di koridor yang sepi, mengingat jam pelajaran tengah berlangsung. Suara sepatunya menggema mengalahkan deru nafasnya yang terdengar cepat.

"Berhenti!"

Suara teriakan itu terdengar sangat jelas hingga membuat Jisoo berhenti berlari dan menolehkan kepalanya ke belakang.

Lee Taeyong.

Lelaki itu berjalan cepat menghampiri Jisoo dengan tatapan tajam tanpa ekspresi.

Jisoo dapat dengan mudah membuat kesimpulan bahwa Taeyong tentu saja tengah marah.

Jisoo memundurkan langkahnya hingga tak sadar punggungnya membentur dinding dibelakangnya.

Ouw...

Taeyong semakin dekat dan yang dia lakukan setelah itu adalah mengurung Jisoo dengan kedua tangannya yang setia bertengger di dinding, tepat di antara kedua sisi kepala Jisoo.

"Jangan harap setelah kau mengganggu ku kau bisa kabur seenaknya"

Bahkan bau mint dari nafas Taeyong dapat Jisoo cium akibat terlalu dekat posisi mereka.

Jisoo tak menjawab karena dia sibuk mengontrol detak jantungnya.

"Kenapa diam? Aku kira kau ingin bergabung denganku dan Jennie"

L I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang