37

3.1K 536 33
                                    

Pagi ini Lee Taeyong terlihat tidak baik-baik saja. Tentu, bisa dilihat dari mata lelaki itu yang berkantung. Akhir-akhir ini ia sering minum sampai larut dan berakhir dengan bermain game sampai pagi.

"Apa kau bertengkar dengan Kim Jisoo?" Tanya Yoona ketika Taeyong selesai menghabiskan sarapan dan meminum jusnya. Dia baru akan beranjak ketika Yoona bertanya padanya. Sedangkan Seung-hyun sudah berlalu pergi ke kantor.

"Tidak mungkin, dia berada di Jepang dan baru akan pulang sore nanti" jawab Taeyong, mengingat gadis itu sempat mengatakan beberapa rencananya selama berada di Jepang.

"Lalu yang aku lihat dua hari kemarin adalah hantu Kim Jisoo?" Tanya Yoona konyol.

"Noona ini bicara apa?"

"Dua hari yang lalu, pukul 2 dinihari dia datang. Dia menangis setelah keluar dari kamarmu"

Entah mengapa Taeyong tetap tak percaya dengan Yoona. "Tidak mungkin" elaknya.

"Aku berbicara padanya, dia membawa koper besar"

Taeyong terdiam cukup lama, ingatannya mencoba kembali pada dua hari yang lalu, waktu dini hari. Oh God, Taeyong seketika mengingat Jennie.

"Dia menangis?" Tanya Taeyong menuntut dan panik.

"Aku sudah bilang dia menangis Lee Taeyong" jawab Yoona mulai kesal.

"Aku berangkat!" Teriak Taeyong sambil berlari dan bergegas ke sekolah. Meninggalkan Yoona yang tengah meneriaki dirinya dari belakang.

Didalam mobil, Taeyong kembali mengaktifkan ponselnya yang memang sengaja ia matikan beberapa hari ini. Ucapan Jennie benar-benar telah berhasil membuatnya tak mau diganggu oleh siapapun. Dan untuk saat ini, Taeyong sangat panik ketika meyakini bahwa Jisoo tengah salah paham.

Taeyong menyetir dengan brutal, tak peduli mobil yang melintas di belakangnya membunyikan klakson tanda kesal akibat cara menyetir Taeyong. Taeyong mencoba menghubungi Jisoo, dan sialnya ponsel Jisoo tidak aktif.

Taeyong memutuskan memutar arah menuju rumah Jisoo. Jika gadis itu telah kembali ke Seoul, mengapa ia tak nampak di sekolah sejak dua hari yang lalu? Taeyong merasa bodoh ketika ia tak mengingat hal sepenting itu.

"Shit!" Taeyong mengumpat ketika hampir saja menabrak tronton di depannya. Dia belum siap mati sebelum mendapat kejelasan dari Kim Jisoo dan menjelaskan tentang kesalahpahamannya.

Sesampainya di rumah Jisoo, Taeyong semakin kesal ketika security mengatakan bahwa Jisoo telah berangkat ke sekolah semenjak 20 menit yang lalu.

Taeyong memukul kemudinya. Emosi, ya dia sangat merasakan itu.

Kemudian Taeyong memutuskan untuk menghubungi Jimin, menanyakan keberadaan Jisoo disekolah.

Cukup lama Jimin menjawab karena dia harus memutari beberapa kelas sampai menemukan Kim Jisoo.

"Dia berada di parkiran"

Setelah mendapat jawaban dari Jimin, Taeyong kembali memutar arah untuk menuju sekolah.

Dua puluh menit berlalu ketika Taeyong sampai di parkiran sekolahnya. Namun dia sudah tak menemukan Kim Jisoo disana.

Taeyong keluar dari mobilnya setelah menyambar ransel kemudian berlari mencari Jisoo. Siapapun dia tanyai, siapapun itu walaupun ia tak mengenal Jisoo.

Netranya menangkap seorang gadis yang tak jauh dari jalan menuju ruang teater, Kim Jisoo. Namun bukan itu yang sangat menarik perhatikan Taeyong. Melainkan mobil yang berjarak 50 meter tepat dibelakang Jisoo. Taeyong asing dengan mobil yang nampak mencurigakan itu.

L I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang