Mata kucing milik gadis penuh kharisma itu menyala seolah menancapkan pisau tanda perang akan segera dimulai.
Kim Jisoo sedikit terlonjak tatkala Kim Jennie menutup pintu lokernya dengan gebrakan yang cukup kencang. Beruntung Jisoo dapat menyingkirkan kedua tangannya dengan cepat, sedetik saja Kim Jisoo lalai menarik tangannya, jari-jari lentiknya pasti akan terjepit pintu loker.
"Aku ingin bicara, di belakang sekolah, sekarang!" Ucap Jennie penuh penekanan kemudian pergi begitu saja meninggalkan Jisoo.
Mata Jennie yang terlihat lebih sendu dari biasanya membuat Jisoo berpikir bahwa gadis itu sedang tidak baik-baik saja. Jisoo memutuskan mengunci lokernya sebelum pergi mengikuti Jennie ke belakang sekolah.
Tempat ini memang menjadi favorit para murid yang tergolong tidak suka belajar. Mereka suka menghabiskan waktu disini untuk membolos.
Sabana yang luas membentang seperti berada di luar negeri menjadi daya tarik tersendiri. Sungai yang mengalir panjang sampai Ogansugyo ini memiliki air yang jernih, membuat siapapun yang melihatnya ingin menceburkan diri disana secepatnya. Jangan lupakan ladang yang cukup luas di sebelah kiri, membuat tempat ini benar-benar menjadi favorit para murid untuk sekedar melepas penat dari hiruk pikuk kota.
"Apa yang ingin kau bicarakan?"
"Kau taruhan dengan Yuta kan?!" Tanya Jennie tanpa berbasa-basi.
Jisoo membulatkan matanya ketika mendengar Jennie mengetahui rahasia besarnya. Tentu, bagaimana Jennie bisa mengetahuinya?
"Kenapa kau lakukan itu Kim Jisoo?!"
Jennie mencengkeram bahu Jisoo kasar hingga kuku-kuku panjang gadis itu serasa menancap di bahunya.
"Ini sakit Jen!" Jisoo mencoba memberontak dengan menyingkirkan tangan Jennie. Namun Jennie semakin kuat mencengkeramnya.
"Aku tidak peduli!"
"Kalau begitu aku juga tidak peduli dengan pertanyaan mu! Aku tidak perlu menjawabnya!" Jisoo mendorong bahu Jennie hingga cengkeraman gadis itu berhasil terlepas. Jisoo berbalik dan siap pergi, namun Jennie menahannya dengan menarik kencang rambutnya.
"Akh!" Teriak Jisoo yang berhasil jatuh terjengkang.
Sipelaku penarikan rambut tersenyum licik sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kenapa kau selalu mengganggu kebahagiaan ku huh?"
"Aku tidak pernah mengganggu mu!" Teriak Jisoo menahan kesal. Kemudian berdiri dan membersihkan roknya yang kotor.
Jennie tertawa pelan sebelum menatap kembali Jisoo yang telah berdiri di hadapannya.
"Kau mengerikan Kim Jisoo, kau memanfaatkannya hanya untuk urusanmu sendiri, kau egois!" ujar Jennie sambil menunjuk-nunjuk kasar bahu Jisoo.
Ucapan Jennie berhasil membuat nyali Jisoo menciut, hingga berhasil membungkam mulutnya untuk sepersekian detik.
"Kenapa kau diam? Kau baru memikirkannya?"
"Tidak" jawab Jisoo membalas tatapan tajam Jennie. "Itu urusanku dan kau tidak perlu ikut campur!" Sambung Jisoo sarkastik.
"Urusan Taeyong secara tidak langsung adalah urusanku!"
Jisoo terkekeh mulai menantang Jennie. Namun sungguh, di balik hati kecilnya, Jisoo tidak ingin membuat keributan dengan Jennie. Bagaimana pun juga, Jennie adalah teman pertamanya saat di New Zealand. Gadis baik yang mengajak Jisoo untuk berteman karena sama-sama dari Korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
L I E S
FanfictionMembuat Lee Taeyong mengemis cinta pada Kim Jisoo mungkin memang sulit, namun Kim Jisoo akan membuat hal sulit itu menjadi kenyataan jika Nakamoto Yuta akan memaafkan dirinya. Start : 1.27 .2018 By : @ohnanattty