✒17. Rahasia

10.1K 712 14
                                    

Adanya rahasia?
Bukan karena ingin melukai satu sama lain. Bukan untuk menciptakan suatu pertengkaran. Tapi untuk saling melindungi satu sama lain.

Karena tidak ada di dunia ini yang tanpa suatu rahasia.

¤¤¤

"Jadi? Kalian kenapa?" Senka berusaha memecahkan keheningan di meja bundar yang kini sudah ditempati lima orang seperti biasanya.

Arden tetap tenang dengan memainkan ponselnya. Sedangkan Aretha melamun sambil mengaduk-ngaduk jus tomatnya entah memikirkan apa. Lalu Amanda sibuk melihat beberapa pelanggan yang keluar masuk cafe.

Senka memijit pelipisnya bingung, Fanya juga begitu. Keduanya saling melirik tidak mengerti. Seperti suasanya menegangkan tanpa mengetahui penyebabnya. Yang jelas sepasang kekasih itu tau kalau ketiga orang didepannya sedang terkait suatu masalah.

BRAKKK!!!

Tiba-tiba Senka memukul meja sambil melempar chiki taronya hingga berantakan di meja. Fanya disebelahnya pun kaget karena tanpa aba-aba pacarnya melakukan itu.

Arden, Aretha juga Amanda melirik bingung Senka setelah kemudian mereka kembali sibuk di fikiran masing-masing.

Senka berdecak, "Yang, apa kita disini udah jadi patung ya " lirik Senka pada Fanya yang gelagapan. Tidak begitu mengerti apa yang diucapkan pacarnya.

"Yang!" Kesal Senka melirik tajam pacarnya. Fanya begitu lemot dalam beberapa hal. Sial!

"I-iya, udah jadi patung kayaknya sih. Lebih tepatnya gak di orangin." Angguk-angguk Fanya. Pura-pura mengerti maksud Senka.

Senka menarik nafas panjang, "kalian bertiga ngomong, selesaiin masalah kalian sekarang. Atau,"

Fanya melirik Senka, "atau?"

"Gue sama Fanya pulang." Tegas Senka.

Fanya seperti sudah mengerti, "ah iya. Kita pulang." Angguknya mantap.

Dalam hati Senka tepuk jidat.

"Pulang aja." Arden menyeruput coffenya lalu kembali sibuk memainkan ponsel.

"Ck, bangsat!" Senka sudah kalah telak.

"Amanda lagi berantem sama Arden ya." Ceplosan Fanya mampu membuat ketiganya mendongak menatapnya. Fanya tersenyum, sedangkan Senka menaikkan alis lalu tidak lama ikut tersenyum.

Dan kadang Fanya begitu peka, dalam beberapa hal.

"GAK USAH SOK TAU!"

Dan, dari semua jarum jam yang berputar, kenapa jarum detik itu harus berhenti di waktu dan tempat yang sama.

"Ecie.." Ledek Fanya, Senka tertawa.

"Kalian berdua berantem?" Tunjuk Aretha pada Arden dan Amanda yang duduk diantara keduanya. "Kenapa?"

"Kenapa?" Ulang Senka menopang dagu melihat ke Arden.

"Kenapa?" Ikut Fanya menopang dagu melihat ke Amanda.

Arden menendang kaki Senka dari bawah meja. Sedangkan Amanda memukul lengan Fanya hingga topangan dagunya goyah.

Senka dan Fanya sama-sama berdesis.

"Kalian berantem karena gue?" Aretha melirik keduanya bergantian.

Senka dan Fanya menunggu meminta jawaban. Tidak begitu mengerti apa yang sudah terjadi selama ketiganya tidak masuk sekolah kemarin.

The Bad Twins [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang