✒35. Si Pengganggu

10.3K 675 33
                                    

Kejutan yang direncakan oleh Arden dan Aretha berjalan dengan lancar. Semalaman mereka berpesta dengan hanya mengandalkan film yang sudah mereka habiskan beberapa judul.

Kini, suasana ruang tengah di pagi hari nampak sangat berantakan, menyisakan keluhan dari tiga orang yang kini sudah memegang sapu dan pel lantai.

Arden Dan Aretha saling melirik, sedangkan Amanda hanya menggaruk kepala dengan kekehan yang sudah semalaman suntuk Aretha keluhkan. Sejak kedatangannya bersama Arden tadi malam, kejutan menjadi tidak seperti yang ia bayangkan. Seperti Amanda sudah mengetahui rencana mereka sejak awal.

Kalaupun iya, itu sudah pasti diketahui dari Arden. Toh Aretha juga tidak begitu memusingkannya.

"Lo yang beresin semua deh, kan lo yang ulang tahun." Aretha melempar pel lantainya sembarangan lalu memilih duduk di sofa empuk berbentuk emotikon sambil memainkan ponsel.

Amanda yang tadinya terkekeh kini merubah ekspresi dengan rengutan di dahi. "Gue doang?" Gadis itu mengamati bagaimana ruangan yang tadinya tertata rapi kini berubah menjadi bak sampah, semua bungkus chiki berserakan, bahkan botol minuman kosong dibuang sembarangan dilantai. Juga stik PS dan CD permainan bercecer kemana-mana.

"Senka habis main kenapa gak diberesin lagi sih." Keluh Amanda mulai memungut beberapa CD itu lalu memasukkannya kedalam laci. "Lagian itu anak kenapa gak nginep coba, kan bisa bantuin gue beresin." Ujarnya agak kesal.

"Mana boleh Senka nginep, ngakunya sih anak balap liar tapi suka dicariin mamanya kalau pulang malem. Apalagi nginep." Aretha menimpali, jarinya sangat antusias mengetik dilayar ponselnya. Sehingga ia tidak memperhatikan kelakuan kembarannya, Aretha mengeluh ketika kakinya justru mendapat sentuhan benda menggelikan.

"Apasih! Nyapu yang bener dong." Omel Aretha pada Arden yang menyodok sapunya sekali lagi ke kaki adiknya.

Arden menaikkan alis lalu matanya melirik tajam kearah Amanda yang sepertinya terlalu lelah untuk membereskan semua kekacauan yang dilakukan oleh lima bocah SMA gila, termasuk dirinya, kemarin malam.

"I see, but.."

"Den!" Panggilan dari Amanda membuat keduanya menoleh memotong percakapan si kembar.

Amanda menunjukkan ponselnya tinggi-tinggi, layar yang menyala dengan tulisan nama seseorang membuat keduanya terkaget.

Terutama Aretha yang langsung berlari mengambil ponsel Amanda dari tangan gadis itu.

"Eh, kok, hape gue!" Amanda mencoba mengambil ponselnya, namun gagal karena Aretha berlari menghindari Amanda. Dia mengangkat telfon tersebut tanpa izin si pemilik.

Arden hanya diam melihat tingkah adiknya yang mencurigakan. Dia tidak melarangnya mengangkat telfon tersebut sebab pasti ada alasan. Yang Arden tidak habis fikir adalah, kenapa orang itu menelfon Amanda?

"Gue udah bilang jangan ganggu gue brengsek!" Aretha ingin memutuskan sambungan telfonnya sebelum orang disebrang sana bicara dan menimpalinya secara cepat.

"Gue gak ganggu elo, tapi elo yang mau ngangkat telfon gue. Artinya, lo mau gue ganggu." Ujar suara rendah seorang cowok disebrang sana.

Dasar menyebalkan!

"Maksud lo apa telfon ke Amanda? Karena gue gak bales chat lo lagi?" Tembak Aretha mengetahui alasan seseorang itu menelfon Amanda.

"That's right. Itu lo pinter."

Aretha berdecak, "dasar gila."

"Udah lama. Lo baru sadar, btw gimana acara ulang tahun Amanda? Lancar." Orang itu bicara seolah-olah mereka sangat dekat.

The Bad Twins [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang