Amanda melirik kedua orang didepannya dengan seksama, kedua cowok itu terus saja saling lirik tanpa menghiraukan keberadaannya. Seakan-akan mereka bisa berkomunikasi lewat telepati, atau hanya melalui tatapan mata dengan alis naik turun. Menyebalkan,
"Arden, Senka!" Amanda ingin sekali melempar piring kosongnya jika saja kedua cowok itu kembali tidak menghiraukan keberadaannya.
Untungnya Arden menyahut, "bentar Nda." Arden menyeruput sisa coffe latte-nya sampai habis.
"Buruan gue keburu kepo." Ujar Amanda setengah kesal. Sudah hampir setengah jam dia menunggu, dan hasilnya masih nihil.
"Jadi gini," Arden melirik Senka yang sudah acuh.
Senka terlalu malas membicarakan Latisa, menurut dia Latisa adalah kenangan terburuknya. Mantan pacar yang paling menyakitinya. Dan Senka tidak mau berurusan lagi dengan gadis itu.
"Dulu Latisa suka sama gue." Arden berhenti sejenak, iapun bingung harus memulai ceritanya darimana. Arden kembali menarik nafas agak panjang.
Amanda fokus mendengar, sedangkan Senka sibuk memainkan ponsel mencoba mengalihkan perhatian.
"Lama deh, Latisa suka elo, iya gue tau, Latisa mantan Senka, gue juga tau. Terus apa? Maksud gue,-" Amanda mulai terbawa emosi.
"Maksud gue apa yang kalian berdua sembunyiin dari gue tentang Latisa. Apa Latisa ngasih vidio yang sama ke kalian berdua terus kalian jadi luluh dan suka ke Latisa? Vidio itu, Arghh! Itu palsu atau beneran sih? gue gak ngerti kenapa ada vidio Latisa disiksa kayak gitu.
Lagian, itu bokapnya kenapa tega banget. Latisa anak angkat? Atau dia broken home? Gimana dah sumpah gue pusing plus kepo maksimal." Amanda memijit dahinya sendiri karena kualahan. Semua pertanyaannya bagai berputar di kepala.
"Lo bener, Latisa ngegunain vidio itu buat bikin Senka kasihan dan akhirnya mau nerima cinta dia." Tutur Arden membuat Senka menoleh sarkartis.
"Brengsek kenapa jadi gue." Ketus Senka.
Arden cuma menoleh sekilas, begitu juga dengan Amanda yang masih berusaha mencerna segalanya.
"Terus vidionya asli atau palsu?" Amanda mengernyit, dia lebih penasaran dengan rekamanan menyeramkan itu.
"Asli." Arden menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Tapi palsu."
Amanda melotot, "yang bener yang mana Arden jangan bikin gue tambah bingung dong."
"Biar gue yang jelasin Den. Lo kelamaan monyet gue males lama-lama bahas dia." Senka mengambil alih pembicaraan setelah sebelumnya menegak air mineral sebotol. Dia perlu energi ekstra untuk menjelaskan kronologinya.
"Jadi gini, Latisa emang pernah dipukulin sama bokap kandungnya. Tapi itu dulu banget. Kalau lo lihat vidionya lo pasti tau dia pake rok SMP,-"
Amanda langsung teringat, "anjir iya biru seragam SMP. Terus?"
Senka mengambil nafas sebentar, "sekarang bokap nyokapnya udah cerai. Dan Latisa ikut sama nyokapnya sejak kelas 1 SMA. Keluarganya udah tenang, Latisa gak pernah lagi jadi korban kekerasan. Latisa udah sepenuhnya pulih karena sebelumnya dia rehab karena trauma sama bokapnya."
"Terus-terus,-" Amanda semakin fokus.
"Bentar aus nyet." Senka meneguk botol air minum yang baru lalu kembali melanjutkan.
"Ya terus dia masih nyimpen vidionya. Gue gak ngerti kenapa dia bisa pake vidio itu buat narik perhatian Arden. Tapi yang jelas gue juga kena tipu. Gue kira dia masih dikasarin sama bokapnya pas pacaran sama gue. Jadi gue kasihan, lagi pula gue dulu juga suka sama dia. Eh ternyata gue dibohongin brengsek! Dia gunain vidio lamanya buat jadiin gue kambing yang disuruh kesana kemari. Sialan." Dengan emosi Senka meremas bungkus chiki yang masih ada isinya, lalu membuangnya ke sembarang tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Twins [COMPLETE]
Genç Kurgu[BUKU 3] Arden dan Aretha adalah satu kesatuan yang gak bisa dipisah kayak magnet dua kutub. Saling tarik menarik dan saling mempengaruhi. Mereka murid kembar yang menggemparkan seisi sekolah. Sebut saja sekolah hening tanpa mereka. Siapa yang gak...