✒42. Bukan Akhir (END)

15.4K 774 46
                                    

Ketika mengembalikan suatu hubungan bernama persahabatan, seperti semula...

***

Aretha mengagumi dekorasi yang mengelilinya, dia tersenyum ketika lampu-lampu yang mengudara diatas kolam renang berkedip bergantian dengan warna yang berbeda-beda. Nampak seperti jaring-jaring lampion yang indah saat warnanya memantul pada genangan air kolam renang yang jernih.

Aretha suka suasananya, tenang namun tidak terlalu sunyi. Ramai karena suara alunan musik akustik disudut area dengan panggung mini disana, namun juga tidak terlalu berisik. Semua pas, lokasi ini mungkin akan menjadi tempat favoritnya berkunjung setelah acara ini.

Oh ya, Aretha lupa kalau selain pemandangan yang bagus dari tempat ini. Juga ada pemandangan yang membuatnya merasa canggung sejak kedatangannya.

"Btw Yan, Ken, apa enaknya belajar di kelas IPS?" Ujar Amanda yang duduk disebelahnya dengan kunyahan makaroni pedas yang sejak tadi belum juga ia telan dimulutnya.

Aretha menengadah, ia merasa kaku dan tidak percaya diri duduk didepan Delvian yang baru kemarin mereka baikan, juga Kanoa yang akhir-akhir ini selalu menjahilinya tanpa alasan.

Delvian berdehem memikirkan jawaban dari pertanyaan Amanda, "Em, enaknya gak terlalu serius, mungkin." Jawabnya dengan kekehan pelan sembari menggaruk kepala.

Amanda mengangguk, "kalau lo Ken?"

Kanoa diam, dia tidak berminat merespon Amanda, cowok itu hanya menaikkan satu alisnya lalu sudah. Baginya pertanyaan Amanda betul-betul tidak penting.

Amanda berdecak kesal, "Tha, Aretha, anjir lo ngelamunin apasih." Amanda menyenggol lengan Aretha keras.

"Hah iya," Aretha menengok kekiri ketika sadar namanya dipanggil.

"Coba lo tanyain Kanoa." Ujar Amanda sambil melirik kearah Kanoa kesal karena setiap kali dia bertanya, responnya selalu menyebalkan.

Aretha mengernyit, "tanya apaan?" dia betul-betul tidak memperhatikan Amanda bicara.

"Capek deh." Amanda menghela nafas panjang. "Tanya ke Kanoa, kenapa dia bisa suka sama lo? gih."

"Hah!" Aretha melotot.

Sedangkan Kanoa sibuk meraih kepala Amanda yang berada disebrangnya untuk dijitak kepalanya. Asal tau saja, mulut Amanda memang se-menjengkelkan itu.

Setelah mendengar kalimat itu, suasana menjadi canggung kembali. Karena baik Delvian, Aretha dan Kanoa menjadi diam mendadak. Hening untuk beberapa saat, setelah kemudian Arden ikut bergabung dengan membawa beberapa sosis bakar yang telah selesai dibuat bersama para orang tua yang memilih memisahkan diri didepan panggung mini dengan alunan musik akustik lagu-lagu lama.

Tempat ini memang sengaja di booking oleh mereka untuk acara pribadi, dan suasananya tentu ala-ala barbeque'an.

"Kok cuma dikit?" Amanda langsung merampas setusuk sosis dari tangan Arden.

"Iya, males disana lama-lama. Bosen gue denger mereka nanya kabar, sekolah, terus cerita nostalgia mereka pas di Bandung yang gue sama sekali gak ngerti." Arden memilih duduk disamping Amanda dengan mata yang terus mengawasi.

The Bad Twins [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang