"Udah dong Tha. Budek nih kuping gue denger lo nangis mulu." Arden meletakkan ponselnya di meja, kakinya turun kelantai. Lalu dirinya berjongkok merebut bantal yang sudah setengah jam menempel diwajah Aretha.
"Tha lepas." Arden menariknya kuat, tapi Aretha justru menahannya lebih kuat lagi. "Tha udah dong yaelah. Orang kayak dia gak perlu ditangisin kali. Tha!"
"Bacot ah!" Aretha melempar bantalnya kemuka Arden hingga kembarannya itu berakhir terjungkal kebelakang.
Aretha berganti posisi tengkurap di kasur sambil membenamkan wajah, lagi-lagi dibalik bantal.
"Astaga," Arden mengelus bokongnya yang baru saja berciuman dengan lantai. "Tha,-" panggil Arden memiliki sebuah ide.
"Apa!" Samar, tapi cukup terdengar.
"Ke kedai es krim yuk." Ajak Arden membuka almari Aretha, mengambil dua jaket jins kembar miliknya dan Aretha. Dia yakin cara ini akan berhasil manarik kembali mood Aretha. "Gratis Tha. Gue yang bayar."
Kalimat terakhir Arden mampu membuat Aretha membuka bantalnya dari wajah. Mukanya betul-betul sembab dan berantakan. Untung cantik.
"Gratis bener." Aretha masih sesenggukan, suaranya sumbang seperti semalaman dia telah melakukan konser bernyanyi 24 jam.
Arden tersenyum, wajahnya berubah hangat. Dia duduk di kasur lalu memakaikan jaket pada tubuh Aretha. "Iya gratis. Udah ah jangan nangis terus, jelek." Setelah selesai, Arden menghapus sisa air mata Aretha lalu menguncir rambut kembarannya sebisa mungkin.
Aretha mengambil alih karena dua helai rambutnya tertarik. "Ambilin celana gue kalau gitu."
Arden mengangguk dan tersenyum, semakin banyak Aretha bicara maka mood-nya secara otomatis mulai kembali. "Ajak Hairin ya tapi."
Aretha berhenti melilit rambutnya. Matanya meneliti setiap pergerakan Arden hingga kembarannya itu menoleh. "Gak boleh?" Arden menaikkan alis.
"Kalau gitu ajak Amanda juga." Aretha memutuskan sepihak. Tidak sempat berkomentar gadis itu sudah hilang di kamar mandi, dia membasuh mukanya dengan sabun muka lalu menggosok gigi.
Aretha sudah mandi subuh tadi. Jadi hanya cuci muka dan gosok gigi yang dia butuhkan untuk pergi berjalan-jalan sore ini. Setidaknya wajah Aretha masih mendukung meski tidak melakukan ritual mandi dua kali sehari.
"Yaudah kalau gitu kita berdua aja." Arden memutuskan lagi.
"Terserah."
✒✒✒
Amanda_
Sumpah lo udah end beneran sama Delvian?
Tha.
P
PArden01
Berisik!SenkaH
Udah gak tunangan lagi lo Tha?
Kalau gitu sama Farel aja. Yuk!Fanya11
Siapa Farel!? Mau mati!Amanda_
Tha buset bales dong. Lagi patah hati lo ya????Fanya11
Baguslah kalau udah beneran putus sama Delvian. Cowok brengsek kan emang cocoknya sama cewek brengsek kayak Latisa. Iya gak sayang????SenkaH
Hah? Ngomong sama aku Yang. Sorry tapi aku gk kenal Latisa. Siapa tuh!Amanda_
Bacot lo Sen! Gitu juga mantan lo.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Twins [COMPLETE]
Jugendliteratur[BUKU 3] Arden dan Aretha adalah satu kesatuan yang gak bisa dipisah kayak magnet dua kutub. Saling tarik menarik dan saling mempengaruhi. Mereka murid kembar yang menggemparkan seisi sekolah. Sebut saja sekolah hening tanpa mereka. Siapa yang gak...