Akhirnya aku penuhin buat update malam ini. 😊
Btw, aku kayaknya bakal lebih semangat nulis lagi kalau kalian tinggalkan komentar dibagian manapun yang kalian suka di part ini.Thankyou yang sudah nunggu.
Happy reading guys😊
¤¤¤Dulu tiba-tiba gue dan Delvian putus gitu aja. Kita gak ada masalah, tapi tiba-tiba gue tau dia pacaran sama Latisa. Padahal kita statusnya masih tunangan.
Sakit hati? Semua cewek kalau di putus tiba-tiba pasti sakit hati. Gue juga. Gue cinta banget sama Delvian. Dan setau gue Delvian juga begitu. Sampai akhirnya gue tau Delvian bener-bener hianatin gue dan lebih milih Latisa.
Gue benci dia. Sejak saat itu. Delvian adalah orang ter-berengsek di dunia.
Sampai akhirnya gue tau, dan dengan bodohnya kesalahan itu adalah dari gue sendiri. Masalah terbesar Delvian adalah gue. Dan Latisa adalah pelarian. Iya, ternyata disini gue yang salah. Gue tokoh utamanya.
Delvian, sebenernya dia..
BUUUKKK!
Gadis itu buru-buru menutup bukunya dan mengembalikan ke tempat semula sebelum ada yang melihatnya. Gadis itu tersenyum, pura-pura dia menjatuhkan buku paket bahasa di lantai lalu dia terkaget.
"Sorry Tha gak sengaja." Cengir gadis itu kemudian memungut buku bahasa Aretha.
Aretha mengacak rambutnya dengan tangan, rambutnya basah dengan bau khas shampo strawberry dikepalanya. Aretha diam, tersenyum singkat lalu membalik buku hariannya di meja.
"Letaknya tadi gak begini." Ujar Aretha membuat gadis itu berdegub.
Mati. Aretha tau. Batin gadis itu.
"Baca aja Nda. Gue gak masalah." Ujar Aretha duduk di kursi belajar.
Gadis itu Amanda, sudah sejak setengah jam yang lalu dia disana untuk memberikan contekan PRnya pada Aretha.
Amanda menggaruk kepalanya, "sorry Tha. Habisnya gue kepo, diary lo ada gambarnya Delvian sih jadi bikin gak fokus. Hehe."
"Santai. Yang penting, keep silent ya." Tukas Aretha dibalas anggukan dari Amanda.
Amanda kembali mengambil buku harian Aretha lalu membacanya dengan detail. Sempat syok sejenak lantas matanya tidak mampu membayangkan bagaimana sakit yang dirasakan kedua belah pihak tersebut.
"Jadi selama ini Delvian ngerahasiain ini ke elo." Ujar Amanda menutup buku diary Aretha setelah selesai membacanya. Dan menaruhnya ke tempat semula.
Aretha mengangguk sambil tersenyum. "Rahasia yang disimpen dia hampir setahun. Gue gak tau kalau dia sesakit hati itu sama gue."
"Tapi lo juga sakit hati Tha ke dia." Sambung Amanda tidak mau Aretha menyalahkan diri sendiri.
"Mungkin lebih sakit hati Delvian." Tegas Aretha sembari menyisir rambutnya yang setengah basah.
"Sama Tha. Lo berdua sama-sama terluka. Dan gue bisa lihat itu." Tambah Amanda tak mampu dibalas apa-apa oleh Aretha.
"Terus gimana? Lo masih mau mutusin tunangan sama Delvian." Kali ini Amanda benar penasaran. Pasalnya tulisan tangan Aretha membuktikan bahwa sahabatnya itu masih mencintai Delvian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Twins [COMPLETE]
Novela Juvenil[BUKU 3] Arden dan Aretha adalah satu kesatuan yang gak bisa dipisah kayak magnet dua kutub. Saling tarik menarik dan saling mempengaruhi. Mereka murid kembar yang menggemparkan seisi sekolah. Sebut saja sekolah hening tanpa mereka. Siapa yang gak...