Tania Duduk berselonjor di sofa, matahari sudah bersembunyi kembali ketempat asalnya, digantikan sinar bulan yang tak seberapa menyinari bumi, jam berdetak menunjuk angka tujuh.
tiba-tiba Handphonenya berdering mendendangkan lagu shalawatan, buru-buru diangkatnya.
"Asslamualaikum bun"
"waalaikumussalam Tan"
"Kamu lagi apa?"
"Tania lagi santai-santai bun"
"Gimana sama ehem-ehemnya"
"Ehem apa?"
"Ituloh masa kamu lupa" nada bunda terdengar kesal diujung sana."Oh itu. Tania kapok gamau lagi" balas Tania berapi-api.
"Lah kok gitu?" Nada Bunda terdengar keheranan.
"Abisnya sakit Bun, gagaknya salah masuk mulu, jadi sebel"
mendengar jawaban dari Tania Bunda berdecak diujung sana."Jangan gitu ah. Sakitnya sekali kok"
bunda terus memberi pituah pada Tania, Tapi Tania kehilangan fokusnya, Ia memperhatikan Haekal yang bulak- balik ke wastafel.
"Udah dulu ya bun, assalamualaikum" Tutup Tania. Ia membuang sembarangan handphone nya ke sofa lalu buru-buru berlari menyusul Haekal.
Dilihatnya Haekal sedang berdiri di wastafel dapur sambil membungkukkan wajahnya kearah wastafel, Tania mendekatinya lalu memijat leher Haekal dari belakang, Haekal memuntahkan lagi isi perutnya. Tania sebenarnya jijik tapi Ia kasihan lihat Haekal, kayanya, Haekal begini gara-gara dia.
"Kal, masih eneg?" Tanya Tania, Haekal menggeleng, wajahnya pucat Tania jadi ngga tega lalu membantunya berdiri dan memapah kearah kasur.
Haekal merebahkan dirinya di kasur.
"Aku bikinin teh hangat ya?" tanpa menunggu jawaban Haekal,Tania bangkit lalu melangkah kearah dapur,sambil membuat Teh Tania melamun,
"Kasihan Haekal, andai aja Aku ngga kekeuh nyuruh Haekal nyoba, mungkin ngga akan kayak gini" Pikirnya, lalu Ia mengusap wajah, dalam hati beristigfar
'ngga baik menyesali yang sudah terjadi' bisik hati malaikatnya. "Biarin toh, Aku belajar masak kan buat Dia" Iblis dihatinya ikut mengkompori, Tania menghela nafas lalu melangkahkan kakinya kerah Haekal yang terbaring lemas.
"Ini minum dulu" Haekal bangkit, tangannya menerima cangkir teh dari Tania lalu meminumnya perlahan-lahan.
'byurrr' Teh dimulut Haekal tersembur keluar untung Tania segera menghindar, kalau engga, apeslah nasibnya dua kali kena semburan Naga.
"Loh kok disemburin?" Tanya Tania, Haekal menggeleng memberikan cangkir tadi pada Tania, lalu kembali berbaring dikasur, Tania yang melihatnya kebingungan lalu meminum teh buatannya tadi, alisnya seketika mengernyit, bibirnya terasa kelu.
'Huekk'
"Kok asin ya?" gumamnya.
Tania langsung menepuk jidatnya teringat sesuatu, Ia pikir Yang diwadah bumbu tadi gula."Yaallah, Kal tadi aku salah ambil, bukan gula tapi garem." Kata Tania pelan menunduk dan memainkan ujung jilbabnya, takut-takut menatap Haekal yang bisa saja marah-marah.
Tapi semua tidak seperti apa yang ia bayangkan.
Malah sebaliknya,Haekal tidak marah, hanya diam lalu berkata lembut yang dalam sekejap buat Tania meleleh, gemes pengen gigit pipi Haekal yang berlesung pipit itu.
"Gapapa, Gausah sedih, masih belajar, tapi jangan diulaingin lagi ya, Kamu gausah masak, nanti kalau mau makan mending beli dibawah, lebih sehat dan gabikin masuk rumah sakit"ujar Haekal, dengan penekanan diakhir.
Tania mencebik, kata terakhir Haekal terasa seperti sindiran bagi tania. Tania mengangguk, lalu ikut rebahan disamping Haekal memeluk haekal Dari pinggir.
'Hangat!' itu kesan pertama bagi Tania.
Haekal membalikan badannya kearah Tania lalu menatap dalam mata Tania, Tania menatap balik, perlahan-lahan mata Haekal berubah sayu, lalu terdengar ringisan, Tania menatap Haekal khawatir.
"Kenapa? ada yang sakit ya?" tanyanya pelan, Haekal mengangguk.
"Perut gue sakit Tan."Ringisan Haekal terdengar lagi, tangannya menekan-nekan perutnya yang sakit.
"Kita kerumah sakit sekarang" Tania bangkit, buru-buru memakai jaket lalu meraih jaket Haekal dan memakainkannya ketubuh Haekal.
"Tan bawa tas gue, disitu ada dompet gue dan barang-barang penting" Kata Haekal lemah.
Tania mengangguk mengambilnya lalu menyampirkan dibahunya. membantu Haekal berjalan keluar, tak Ia lupa mengunci pintu. ketika sudah berada didepan jalan raya,Tania menyetop Taksi.
.........Haekal sedang diperiksa, Tania menungguinya. Tania ingin menelpon Mama Haekal, Haekal mencekal tangannya.
"Jangan telpon mamah please" mohon Haekal. Tania mengangguk, Ia juga belum siap berhadapan dengan mamah Haekal.
"Kita telpon bunda" putusnya. Tepat dideringan ketiga telpon diangkat.
"Asslamualaikum bun" Sapa Tania
"Waalaikumussalam"
"Kamu kenapa main putus telpon tadi" Tanya bunda langsung mengomel, Tania bisa mendengar nada khawatir dari bunda.
"Haekal sakit bun" jujur Tania
"Haekal sakit apa?"tanya Bunda lagi dengan cemas.
"dari tadi mual muntah, Tadi juga ngeluh perutnya sakit bun"
'Hening' tak ada jawaban.
"bun, bunda.." Tania memanggil bundanya disebrang sana yang masih terdengar hening.
"Tan Haekal ada pengen apa gitu?"
Pertanyan bunda membuat Tania mengernyit bingung, apa hubungannya?
Haekal ingin sesuatu? Setahu Tania orang sakit mana nafsu meaki ditawari seperti itu.
"Tan jangan-jangan..." Bunda menggantungkan ucapannya membuat Tania ikut degdeg-an ditempatnya.
"Jangan-jangan apa bun?" Tanya Tania cemas, masih hening lalu bunda mengucapkan kata yang langsung membuat Tania kena stroke, diabetes, kejangkejang, dan penyakit sebagainya yang bersangkutan dengan kata 'kaget besar'
"Jangan-jangan Haekal hamil".
'Ekal hamidun????!!!"
gue merasa makin gaje dan yupp gue malu typo bertebaran.
males ngecek lagi soalnya hehe
jangan lupa vote and coment ya satu vote dari kalian bikin gue semangat update.
lanjut jangan?
gue ngerasa ceritanya gaje dan ga nyambung
KAMU SEDANG MEMBACA
pacar halal
RomanceHati hati selaon banyak typo, bikin leneung mual muntah, banyak juga silent reader. :) "Tan lo mau ga jadi pacar gue" "loh kita kan udah nikah Kal,masa kita harus cerai dulu" "jangan dicerai Tan,cukup lo anggap kita lagi pacaran,bedanya ini pacar hi...