"Assalamualaikum" ketukan pintu membangunkan Tania dari tidur siang nya, Tania buru-buru memakai kerudungnya lalu membuka pintu.
Tania melongok keluar tapi tak dilihatnya siapa pun, perkarangan kontrakan sepi, mungkin penghuni nya sedang pergi atau mungkin saja sedang tidur siang.
Tania merasa bulu kuduk nya ikut berdiri, Ia merinding dan kembali masuk.
Tok..tok..tok..
Suara ketukan kembali tersengar saat Tania baru menduduki kasur sambil menghela napas kasar Tania kembali membukakan pintu, masih tak dilihatnya siapa pun, Ia jadi merinding, mungkin saja orang jahil pikir Tania menenangkan, atau bisa saja 'Hantu' deg!
jantung Tania langsung berdetak cepat.
"Maaf Ibu,saya kesini berniat ingin menawarkan produk terbaru kami, panci tiga tingkat! berbahan kaleng, bisa untuk memasak sayur atau merebus mie."
Tiba-tiba Haekal muncul di depan nya sambil cengengesan, dan berujar dengan intonasi cepat.
Tania hampir menjerit, lalu ditonjok nya pipi Haekal kuat, Haekal langsung meringis menyentuh pipi.
Tania yang kaget langsung memangkup kedua pipi suaminya lantas mengusapnya lembut.
"Apa sih Tan, Sakit Tau, sadis amat nih bumil!" Haekal mengomel dengan mata memenjam keenakan.
gila! Ia barus banyak waspada, jaga-jaga takut Tania membuat mukanya tambah bonyok, didepan nya Tania sudah berkecak pinggang tak kalah kesal dengan tingkah Haekal.
"Lagian kamu nyebelin banget sih, gausah jahil deh!" balas Tania dengan nada sedikit membentak sambil memajukan bibirnya kedepan.
"Iya maaf-maaf" ujar Haekal sambil mengacungkan jarinya membentuk huruf V.
"Jangan diulangin lagi ya! Nanti kalau mendadak brojol gimana?" Ceramah Tania dengan intonasi meninggi.
"Siapa yang mau ngulangin lagi, lagian aku cape mau ngulang nya juga, lagipula nggak mungkin brojol orang masih 3 bulan" protes Haekal asal.
"Teserah deh bikin aku darah tinggi mulu!" Bentak Tania semakin maju bibirnya.
"Ada yang mengganggu pikiran kamu?" Tanya Haekal suara nya mendadak lembut, Tania langsung heran, sejenak Tania kembali mengingat ucapan Mama saat mereka bertemu tadi.
"Nggak, aku nggak papa" jawab Tania sambil tersenyum manis, meyakinkan Haekal bahwa Ia baik-baik saja.
"Nggak biasanya kamu begini Tan, Kamu nggak pernah bentak-bentak aku." bisik Haekal sambil menatap Tania khawatir, Tania menggelengkan kepalanya lagi.
Mungkin merahasiakan menjadi jalan terbaik untuk saat ini pikir Tania, Ia tak ingin keadaakan malah kacau yang berimbas pada hubungan Anak dan ibu itu.
Kepalanya sudah pening sejak tadi ditambah jika Ia bercerita pada Haekal takut memperkeruh keadaan.
"Maaf" ucap Tania lirih, Haekal mengusap puncak kepala Tania dengan lembut
"Mungkin bawaan bayi" pikir Haekal bijak.
****
"Kal" panggil Tania pada Haekal yang sedang sibuk membaca buku nya.
"Hmm" Haekal cuma menggumam tanpa melirik Tania, Mata nya tetap focus pada buku nya yang terbuka.
"Laper.." Rengek Tania sambil tetap bergelanyut di lengan Haekal. Mereka sedang duduk di karpet dengan badan menyandar ke tembok.
"Makan dong" Balas Haekal tenang matanya masih tetap focus pada buku, Tania jadi mendadak kesal.
Tania menarik napas dalam dan menghembuskan nya perlahan mencoba menenangkan dirinya, yang akhir-akhir ini mudah emosi.
"Biasanya sebelum makan kita ngapain dulu Kal?" Tanya Tania, sambil sambil memutar wajah Haekal dengan jari tangannya (yang kini berubah seperti balon, montok) agar mengarah kepadanya, dengan terpaksa Haekal menatap Tania.
"Berdoa?" Jawab Haekal singkat.
"Bukan!" Seru Tania cepat.
"Loh emangnya kamu nggak suka berdoa dulu gitu?" Tanya Haekal menggoda.
"Selain itu!"
"Oh.." Haekal ber Oh ria, Ia mengerti maksud Tania.
"Kalau dirumah Aku biasanya masak dulu" jawab Haekal Kalem, mengabaikan wajah Tania ya g berubah hampir menyerupai singa yang siap menerkam.
"Itu kan kamu!" Seru Tania.
"Selain itu?"
Haekal kembali berpikir keras, lalu beberapa detik kemudian, Ia mendesah frustasi menggeleng.
"Pertanyaan nya terlalu sulit, disekolah aja waktu aku sd paling jawabannya cuci tangan, berdoa, udah itu aja." Ujar Haekal, Tania menggeleng kesal jika ditanya suami siapa yang paling tidak peka? maka Tania akan mengangkat tangannya paling atas, itu juga kalau badan nya tinggi, kalau engga yang angkat semampunya.
Asal jangan angkat kaki entar ngejengkang
"Memastikan ada makanan yang bisa dimakan atau engga, gitu aja nggak tau!" Kesal Tania.Haekal ber-Oh ria.
"Kamu sih ngajak maen tebak-tebakan, bilang dong dari tadi."
Ujar Haekal, sambil menarik tangan Tania mengajak nya pergi keluar."Yuk kita cari makan" ajak Haekal semangat, Tania mengerutkan alisnya bingung. Haekal punya uang dari mana? Pikirnya tak mengerti.
"Uang dari mana?" Tanyanya.
"Kepo." Cetusnya menoel ujung hidung istrinya gemas.

KAMU SEDANG MEMBACA
pacar halal
RomansaHati hati selaon banyak typo, bikin leneung mual muntah, banyak juga silent reader. :) "Tan lo mau ga jadi pacar gue" "loh kita kan udah nikah Kal,masa kita harus cerai dulu" "jangan dicerai Tan,cukup lo anggap kita lagi pacaran,bedanya ini pacar hi...