8; aku istrimu apa ART'mu?

12.7K 552 2
                                    

Haekal kini tengah berjalan di koridor sekolah dengan santai, tiba-tiba bahunya ditepuk dari belakang,lalu muncul rifai.

"Udah masuk woy! lu kemana aja kok telat?" tanya Rifai sambil merangkul bahu Haekal, melangkah bersama menuju kelas.

"Biasa Gue jadi koki mendadak, daripada kaga makan " Jawab Haekal kalem, Rifai mengernyitkan alisnya, kebingungan dengan jawaban anrh Haekal.

"Hah emang istri lo kemana?"Tanya rifai.

"Gue lebih milih telat gara-gara masakin,daripada bulak balik rumah sakit" Jawab Haekal sambil bergidik ngeri membayangkannya.

Tawa Rifai berderai saat Ia tersadar apa yang terjadi pada temannya.

Haekal memukul kepala rifai dengan gulungan kertas dengan kesal.

"Aww seloww" Kata Rifai sambil menghindari pukulan Haekal yang tak berperasaan itu.

"Yuk ah mending kita ke kantin" ajak Rifai sambil merangkul bahu haekal, berjalan beriringan.

"Lah lo ga masuk kelas?" Tanya Haekal kebingungan, rifai menggeleng sambil nyengir "Gue juga telat" Jawab rifai santai.

"Woooo" Haekal menjitak kepala rifai kesal dan kembali melangkah bersama ke kantin.

****

Tania tiduran disofa sambil nonton TV?

No! Tania sudah berjanji untuk tidak pernah Nonton TV lagi, Ayahnya selalu melarang dengan alasan Agama dan dengan segala alasan Bahaya TV yang katanya busa merusak pikiran anak dengan tontonan yang kadang melenceng.

Dia sedang membaca majalah masakan.

Siapa yang memberikannya?
Jelas suami tersialan bikin sayangnya itu.

Namun dengan begitu Tania bertekad ingin bisa memasakan Haekal makanan tiap hari.

'ting nong..'

Tania buru-buru berdiri dan membukakan pintu, Ia mengernyit bingung.

"Cari siapa?" Tanyanya hati-hati
Laki-laki didepannya memakai baju sma dan sepertinya seusia Haekal.

"Buruan!! berat ini" terdengar suara Haekal dibelakang sambil mendorong laki-laki tadi Tania buru-buru menyingkir
Haekal masuk sambil menggotong karung kecil, Tania melongo kebingungan.

"Apaan ini Kal?" Tanya tania sambil menunjuk karung yang dipanggul Haekal.

"Beras." Jawab Haekal singkat sambil menjatuhkan Karung dari pundaknya.

"Oh, buat apa?" Tanya Tania lagi.

"Buat nyawer, Buat dimasak Atuh Tan" Jawab Haekal sambil mengipas ngipasi mukanya yang berkeringat.

"Ooo.. Lah beras doang? emangnya kamu mau makan nasi doang?" Tania ikut duduk disamping Haekal, sambil mengipasi Haekal dengan Kipas cindra mata pernikahan mereka.

"Ac-nya dari pagi mati, Mandi gih sana dekil banget, ini baju kamu kenapa lagi? kenapa ada saos disini?" histeris Tania menunjuk-nunjuk noda di seragam Haekal dengan

"Yaelah cuma noda saos, nanti deh gantinya, masih capek, Tan buatin minum buat Rifai kasihan kehausan" Suruhan Haekal mendapat anggukan dari tania.

Meski Tania masih mengomel tentang Ia yang nantinya kesusahan membersihkan noda dibaju itu.

Tania mau tak mau bangkit melangkah menuju dapur.

"Tania" Hemm Tania berhenti, menengok kebelakang dengan malas, haekal tersenyum dengan manis kearahnya.

"Dua belas ya!"

****

Haekal menutup telinganya dengan eardphone, Dia malas mendengar suara Tania yang sejak tadi sibuk nyerocos.

" Haekal..." Kata Tania dengan nada lembut, melangkah mendekati lalu duduk disamping Haekal lalu menyandarkan kepalanya dibahu Haekal, menepuk paha Haekal lembut, Haekal sampai terlena.

"Haekal sayang" Panggil Tania lagi dengan suara makin lembut.

"Iya sayangg??" jawaban dari Haekal malah mendapat cubitan keras di paha, Tania bangkit sambil berkecak pinggang.

"Bantuin cepet, kalau gamau nyapu yaudah cuciin piring, suruh siapa bawa temen kamu, Aku kira cuma sendiri taunya selosin." Mana dikira pembantu diaprt ini. tambah Tania dalam hati sambil mengerucut kesal.

Bukannya menjelaskan siapa dirinya dari kesalahpahaman, Haekal malah makin membuat ia disangka art dengan mentitahnya ini itu.

Haekal menutup mukanya dengan bantal kecil yang ada di sofa, menganggap ucapan tania hanya angin lalu.

Tania menarik bantal Itu dibarengi menarik-narik tangan Haekal.

Dasarnya tenaganya kecil sejak orok, lagi-lagi malah Ia yang hampir terpelanting.

"Tan, Capek ini ngantuk pengen tidur, Nanti aja besok." Jawaban Haekal di balas dengusan oleh Tania, perempuan itu menghentakan kaki sambil berkecak pinggang, layaknya majikan yang tak terima pelayannya malas-malasan.

"Gila! Kamu mau tidur sama sampah, yang ada nggak bisa tidur dengan tenang. Hiyy.." Tania bergidik ngeri menatap lantai yang penuh sampah kaleng dan snack, piring dan gelas yang menumpuk di wastafel belum lagi barang-barang ngelayah dimana-mana.

Parahnya, temannya Haekal dengan santainya pulang tanpa beban. Huhh cape deh. Tania menepok jidatnya.

"Aku itu pembantu kamu apa istri kamu sih?" Tanyanya sinis.

"Dua-duanya!"

"Apa? Ngomong coba sekali lagi??!!!" Cubitnya pada perut si suami membuat Haekal menjerit kesakitan

Jangan lupa vote and coment babe❤

pacar halalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang