35; penawaran

5K 264 2
                                    

Pagi ini Tania sibuk mematut dirinya di cermin perutnya sudah mulai terlihat buncit,

"Masuk tiga bulan" batin Tania senang, perutnya di usap usap sayang.

Berat badannya naik namun tak drastis, sehingga baju lamanya masih cukup cukup aja.

Haekal sibuk mempersiapkan pelaratan sekolahnya. Dahinya berkerut bingung melihat Tania yang sibuk membenarkan pashminanya.

"Mau kemana?" Tanyanya, Tania tersennyum lebar.

"Mama ngundang aku kerumah" Jawab Tania amat antusias, Haekal mengerutkan alisnya tambah bingung.

"Hah? Mau ngapain?" Tanya Haekal lagi wajahnya begitu tegang dan kaget berbanding terbalik dengan Tania yang sumringah, Tania kembali merapikan penampilannya

Ini pertama kali nya Mama mengundangnya secara lebih baik dari sebelumnya, semalam, sebelum tidur Mama menelpon mengundang nya datang kerumah dengan suara ramah.

"Kita mau masak bareng, mau bantuin mamah bikin kue juga" jawab Tania sambil berbalik kearah Haekal.

"Kal, udah rapi belum? Nggak keliatan gendut kan?" Tanya Tania cemas, Haekal menggeleng pelan bibirnya mengulum senyum.

"Ngga peduli ornag bilang aku aneh, tapi kamu selalu cantik apalagi bangun tidur, Glowing." Kata Haekal. Tania melebarkan senyumnya.

"Iya?"

"Iya, minyakan nanti kita beli clean and clear ya?" Lanjut Haekal, Tania mengerling jengah.

"Buat komedo ih."

"Aku ngerasa ga enak ya?" gumam Haekal.

"Nggak enak kenapa?" Tanya Tania "Kamu sakit?" Tambah Tania dengan raut khawatir.

"Kamu nggak bohong kan?" Haekal bertanya was-was.

"Buat apa aku bohong?" ujar Tania bingung.

"takutnya kamu selingkuh gitu dibelakang aku?" Tebak Haekal agak ragu, Tania langsung melotot, tak percaya dengan apa yang baru Haekal ucapkan.

"Kamu nuduh aku selingkuh?" Tanya Tania kaget.

"Bukan gitu, nggak biasa nya kamu musingin penampilan pas mau berangkat, nggak biasanya juga kamu dangdan kaya gitu." Ujar Haekal, Ada nada cemburu dalam suara Haekal bagaimana nggak curiga setiap akan berangkat bersama Haekal, Tania berpenampilan seadanya, bahkan dandan full make up pun bisa terhitung jari.

"Kamu tenang aja, Aku nggak bakal selingkuh, kamu harus fokus ujian." ujar Tania menenangkan sekaligus mengingatkan bahwa Haekal harus focus ujian, agar bisa segera lulus tahun ini.

Tania menatap bagunan rumah besar didepannya, Tania menarik nafas dalam lalu menghembuskan, Ia terus mrnenangkan dirinya tidak akan terjadi apa-apa, sekali lagi Tania teringat akan kisah kelam Keluarga Haekal yang menggantung.

Ia terus berusaha menenangkan diri, mungkin saja perubahan sikap mama alami karna ketulusan hatinya.

Dengan Tangan gemetar Tania berusaha memencet bel.
Beberapa menit kemudian pintu dibuka, dari dalam perempuan yang melahirkan Haekal itu keluar sambil tersenyum ramah.

"Assalamualaikum Mah" sapa Tania ramah.

"Eh Tania, ayo masuk" sambut mama dengan nada tak kalah ramah.

"Langsung ke dapur aja ya."
Tania menurut dan mengikuti mamah ke arah dapur.

"Nah,Mama udah siapin bahan-bahan nya Mama pengen kamu bantuin Mama, keluarga besar nanti mau datang" ujar Mama sambil menunjuk bahan-bahan kue yang sudah tertata diatas meja.

Tania mengerutkan alisnya, seingat Tania, Mama tau kalau Tania nggak bisa bikin kue, tapi kenapa sekarang wanita itu memintanya membantu.

Tapi Tania berjanji akan sebisa mungkin membantu mertuanga.

Sambil memixer adonan yang sudah mamah siapkan, mama mengajak nya mengobrol.

"Haekal nggak anterin kamu tadi?" Tanya mama memulai pembicaraan.

"Haekal ujian hari ini."

Mama hanya mengagguk.

"Ujian ya? Udah lama nggak ketemu, jadi nggak tau" ujar Mama dengan nada sendu sepintas terlihat kilat amarah dimatanya sebelum akhirnha lenyap kembali seiring berkembang senyuman.

"Haekal banyak berubah ya sekarang" lirih Mama suara nya begitu menyayat hati menyiratkan kecewa.

Batin Tania menjerit Tania tak ingin kecangungan seperti kemarin terjadi, Tania tak ingin hubungan yang Ia coba perbaiki harus hancur karena satu pembahasan yang mash terpusat tentang masa lalu dan trauma.

"Mamah Kangen banget bisa kumpul lagi sama anak-anak, rumah jadi sepi." Lirih mama kembali. Air mata mama menetes perlahan-lahan.

"Tania" panggil mama.

"Iya mah?" Tania baru berani membuka suara setelah tadi sempat diam dan kelu.

"Kamu mau bantu mama?" Tanya mama tulus dengan raut wajah sendu, Tania jadi iba.Tania akhirnya mengangguk mengiyakan.

'Tania akan berusaha bantu mama sebisa mungkin, apapun asal mama nggak sedih' batin hati Tania.

"Kembalikan Haekal buat Mama ya, Mama janji akan kasih kompensasi sebesar yang kamu mau."

Detik itu juga Tania membeku.

pacar halalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang