24; ngidam

8.2K 393 21
                                    

Tania menatap benda benda itu lama, bibirnya menyungging simpul.

"Dikiranya aku matre apa ya?" Lirihnya.

Tangannya dengan santai menyobek kecil kertas kertas chek itu.

"Perhiasaannya gimana?" Bingung Tania.

Tania harus mencari tahu siapa pengirimnya. Untuk dikembalikan.

****

Sejak Haekal pulang dari sekolah, istri mungilnya itu mendadak banyak diam, mukanya suntuk. Padahal Haekal sudah membawa cimol sesuai pesanan Tania.


"Tania" panggil haekal
Tania hanya menggumam, Haekal makin bingung dengan semua tingah Tania, padahal mangkok berisi cimol didepannya belum disentuh sama sekali oleh Tania.

"Kamu kenapa sih?" Haekal yang ikut kesal dengan tingkah Tania, akhirnya memilih memasukan beberapa butir cimol kemulutnya, 'Enak juga nih cimol' batin Haekal, 'dari pada mubazir abisin aja kali ya' pikir Haekal lagi, namun tetap aja Tania sama sekali nggak keganggu meski cimol itu abis.

"Kamu nggak peka Kal" Kata Tania pelan nadanya terdengar sedih, Haekal langsung menghentikan makan nya.

"Nggak peka gimana? ini aku bela belain ngantri di Sd demi bawain cimol pesanan kamu"Ujar Haekal kembali memakan cimol nya, Tania makin memanyunkan bibirnya.

"Coba kamu baca lagi"Kata Tania, sambil melipatkan kedua tangan nya didepan dada.

"Apanya?" Tanya Haekal lagi masih tak mengerti. Mulutnya penuh cimol yang bejumel.

"pesan dari aku" mendengar jawaban Tania, Haekal langsung mengambil handphone nya dan membuka lagi pesan dari Tania, Matanya membulat tak percaya, masih menatap handphonenya dengan pandangan bersalah.

"Bacanya kecepetan hebe, yaudah sekarang aku balik lagi ya, semoga belum bubar" putus Haekal lalu Ia bangkit berdiri.
Cimol  sama cilok kalau dibaca cepet bisa bikin keliru ya?

"nggak usah" Kata Tania menahan tangan Haekal yang akan pergi.

"Apalagi sih?" Haekal rasanya ingin ngubur diri saking pusingnya.

"Aku nggak pengen cilok lagi" Sahut Tania dengan pelan, Haekal mengerutkan alisnya bingung lalu kembali duduk dikarpet disamping Tania.

"Tapi sekarang pengen baso" Kata Tania lagi sambil tersenyum lebar memperlihatkan gigi kelincinya. Haekal menghembuskan napas kesal.

'pantes jarang yang mau nikah muda, enak bikinnya doang.'
Haekal mendumel dalam hati.

'ngelakuin sekali repotnya sembilan bulan'

Akhirnya Haekal menuruti keinginan Tania, Mereka memesan baso satu mangkok sebab Tania merajuk meminta baso urat, Haekal tak pernah membayangkan hidupnya akan susah seperti ini, jika bukan karena mama meremehkannya.

Mana mau Haekal hidup begini. Tania sibuk memakan baso nya, dilihatnya Haekal yang sama sekali belum mau mencicipi basonya, Apa haekal jijik ya semangkok berdua pikir Tania. Haekal yang didepannya malah fokus menatap handphonennya, mereka memilih ngebaso di kang baso yang mangkal lumayan jauh dari kontrakan.

"Kal kamu lihat apaan?" Tanya Tania, Haekal menggeleng, Tania mengerutkan alis nya bingung.

"Kamu mau belas dendam ya?" Tanya Tania Hati-hati.
"Heh?" Haekal mengerling.
"Engga." Kata Haekal cepat.

Tania  menghembuskan napas lega Dia kira Haekal mau balas dendam padanya gara-gara tadi saat dirumah mencuekkan Haekal.

"Kamu belum makan basonya" Kata Tania mengingatkan, Haekal masih fokus melihat handpohe nya, Jiwa penasaran Tania langsung keluar Ia bangkit lalu berjalan memutari meja untuk duduk disamping Haekal, Diam-diam Tania mengintip aktivitas Haekal, di lihatnya foto seorang lelaki bersama Haekal, muka mereka mirip hanya saja yang lelaki itu terlihat lebih Tua dari Haekal.

"Itu siapa?" Tanya Tania, Haekal tersenyum sesaat lalu menoleh kesamping kearah Tania.

"Dia abang Aku, dia gagah ya pake baju tentara?" Ujar Haekal dia menyondorkan handphone nya kedepa tania, dilihatnya lelaki tampan lebih tua dari Haekal dengan gagahnya berdiri memakai seragam militer.

"Iya, Nanti kamu kenalin ya ke Aku, biar Dia tahu adiknya nggak salah pilih istri yang gemesin kaya gini" ujar Tania genit sambil tertawa geli.
Namun setelah mengucapkan kata itu dilihatnya senyum dibibir Haekal menghilang.

"Iya, kalau Aku nikahin kamu dua tahun yang lalu" Ujar Haekal pelan, tapi masih didengar oleh Tania.

Tania tertegun tak mengerti. Haekal menoleh kearah mangkok baso mereka, bibir nya langsung cemberut.

"Kenapa kamu habisin basonya?" Tanya Haekal sedih,
Dengan mulut penuh baso Tania tersenyum lebar sambil memberikan mangkok baso kerah Haekal.

"Nih buat kamu air nya"
Haekal makin cemberut.

"Kamu tega ya." Cibir Haekal.
Menarik hidung minimalis Tania gemas, hingga gadis itu mengaduh aduh.

"Di kutuk malaikat baru tahu rasa." Ceplos cowo itu, Tania menepis tangan nakal Haekal lalu manyun sambil bersedekap.

"Doanya jelek banget."

pacar halalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang