23; kotak kejutan

8.9K 366 7
                                    

Iya konfliknya aku ganti, Terlalu ngga masuk akal bagi aku ehehe.

:)
.
.
.

"Kal buruan berangkat gih! nanti kesiangan" Pagi ini entah kenapa haekal malah berdiri didekat pintu, sambil sesekali mengintip keluar lewat jendela.

Tania yang bingung akhirnya ikut mengintip keluar lewat jendela, dilihatnya Bu eros dengan dua orang lelaki sedang mengobrol didekat teras rumah mereka.

"Kenapa sih?" Tanya Tania, Haekal menggeleng, mukanya udah pias kaya maling ketahuan lagi nyuri.

"Takut Tan" Haekal menunjuk Bu eros lalu tangannya beralih menunjuk dua lelaki tadi, yang satu memakai jaket hitam celananya robek-robek sedangkan yang satu lagi tampilannya normal tapi rambutnya keliatan kusam seperti belum dikeramas seminggu.

Bedalah sama Ia yang dikeramas tiap hari menjadikan rambutnya shining, Tania senang mengendusnya.

Setengah dari muka lelaki itu tertutupi kain hitam, badan kedua lelaki itu berotot seperti sering olahraga.

"Tan serem ikh, jangan-jangan Bu eros nyuruh mereka buat Hajar aku" Kata Haekal, masih diingatnya Tragedi mangga jatuh, juga tatapan tajam bu Eros.

Tania menyentil dahi Haekal, hingga Haekal mengaduh kesakitan.

"Ngaco kamu, Bu eros juga pasti nggak akan Ngeh sama empat mangga itu"Ujar tania berusaha melenyapkan pikiran negatif Haekal.

"Parnoan ih, Berangkat gih sana, bentar lagi masuk juga." Tania mendorong Haekal yang masih sibuk mengintip dijendela.

"Takut" cicit Haekal kepalanya menggeleng, bahunya bergedik ngeri.

Haekal nggak bisa membayangkan wajah gantengnya babak belur cuma gara-gara mangga.

Ngga lucu

"Nggak akan terjadi apa-apa, kemarin kamu bolos, sekarang mau bolos lagi?" Tanya Tania kesal melihat tingkah Haekal.

Haekal menggeleng lagi, Tania dengan kesal membuka pintu cepay dan mendorong Haekal keluar, saat pintu terbuka Bu eros dan kedua lelaki tadi langsung berbalik melihat kearah Haekal, Haekal cuma nyengir lalu mengeluarkan motornya.

"Hey! sini kamu!" Bu eros memanggil Haekal, Haekal bukannya menyahut lalu mendekati bu Eros dia malah melajukan motornya dengan cepat.

Tania yang melihat dari balik jendela hanya geleng-geleng kepala geli, pintu sudah Ia tutup kembali saat haekal berhasl keluar.

Bu eros mengerutkan alisnya bingung.

"Dia kenapa bu?" tanya salah satu lelaki tadi, Bu eros menggeleng lalu menyondorkan sejumlah uang pada lelaki tadi, namun masih bisa didengar Haekal dari jauh, yang langsung membuat cowo itu ngibrit.

Tania yang masih melihat dibalik jendela tetap menatap waspada.

"Nih, makasih sudah mau membersihkan dan membetulkan gudang saya yang sudah lama terbengkalai" Kata Bu eros.

"Sama-sama Bu, Kalau butuh pekerja bangunan bisa hubungi saya lagi" Ujar lelaki satu lagi, Bu eros mengangguk lalu kedua lelaki itu pamit.

Tania tertawa geli.

'Ternyata pekerja bangunan toh, pantes berotot' pikir Tania dalam hati

"Haekal mah gitu orangnya." Tania berdecak.

****

H

aekal ngos-ngosan ketika sudah sampai dipintu kelas, Dia berpas-pasan dengan bu Remi guru matematika, yang kebetulan akan mengajar dikelasnya.

Haekal berlagak seperti penjaga pintu, mempersilahkan Bu remi masuk.

Haekal lalu duduk dibangkunya selesai mengucapkan salam bu remi memanggil Haekal.

"Iya bu?" sahut Haekal.
"Kamu kemana kemarin?" tanya bu Remi, Haekal memainkan pensilnya seperti berpikir.

"Ada urusan keluarga bu" Jawabnya ragu, Bu remi menggelengkan kepalanya.

"Kemarin mama mu datang, Dia cari kamu" Ujar bu remi, Haekal mematung.

Haekal bersyukur kemarin dia bolos, Dia akan berterimakasih pada Tania, sekalipun kehamilan Tania masih belum bisa diterimanya dengan lapang dada.

****

Tok tok tok

Ketukan dipintu mengejutkan Tania yang berleha leha sambil membaca majalah yang ditemukannya diloster rumah.

rumah nya sudah rapi, lah apa yang harus dirapikannya lagi hampir sebagian rumah kosong hanya diisi beberapa pekakas dapur dan sebuah kasur lipat.

Tania bangkit, membuka pintu cepat.

Namun tak ditemukannya siapapun, Tania melangkah keuar hingga kakinya menyenggol sebuah kotak kecil.

Kaget menemukan hal itu.
Dia buru buru berkongkok, hingga khimar panjangnya menyentuh lantai, saat menmukan nama penerimanya adalah dirinya Tania membawanya masuk.

Dibukanya kotak itu dengan perasaan was was.

Sebuah satu set perhiasan yang memanjakan mata, dengan sebuah chek berisi nominal yang membuat mual dan pusing Tania kambuh karna tak tau bagaimana cara membaca angkanya.

Tania tersenyum, ini kiriman dari Haekalnya?

Hingga sebuah surat membuatnya tertegun.

"Tinggalkan Haekal, maka kebahagiaan menghampirimu."


Lanjut ga ya?
Absurd banget emang ceritanya.

pacar halalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang