16; Haekal Badmood

10.6K 444 18
                                    

selepas menunaikan solat shubuh Tania keluar dari apartnya, Haekal yang bertanya tidak digubrisnya, Haekal menatap bingung Tania yang menutup pintu dan keluar sepagi ini, Sedangkan Tania turun kearah kantin, memang apartement ini dilengkapi dengan kantin, Tapi Dasar Tania emang keras kepala Ia tetap keukeuh masakin masakan untuk Haekal dan akhirnya berujung kaya gini, Dia mendekati Ibu kantin yang sedang beres-beres.

"Assalamualaikum" Tania beruluk salam dan mencium tangan ibu kantin

"waalaikumussalam, eh Tania, ini udah ibu masakin" jawab Ibu kantin sambil menyerahkan rantang kearah Tania, Tania menerimanya

"eh iya makasih ya Bu, maaf juga Tania udah bikin ibu repot pagi-pagi"  Kata Tania merasa bersalah,sambil menyondorkan uang sepuluh ribuan, ibu itu tersenyum lalu menggeleng menerima  uang dari Tania.

"nggak apa-apa, ibu seneng pagi-pagi udah panglaris aja"
Sahut ibu itu tersenyum riang, Tania mengangguk lalu tertawa kecil

"Hehehe makasih ya, Tania duluan ya assalamualaikum" Kata Tania dan bergegas kembali ke kamar apartemennya.

Selepas mandi Haekal masih memikirkan Tania, Haekal cemas pikirannya tak tenang, 'Apa tania kabur ya?' Haekal buru-buru menepis pikiran negative nya mana mungkin Tania kabur tanpa membawa barang sedikitpun cuma dompetnya yang Tania bawa

"Astagfirullah" Haekal menepuk jidatnya  'Tania bawa dompet? berarti besar kemungkinan Tania kabur' pikir Haekal kalang kabut, Haekal kembali sibuk dengan pikiran kalutnya, tiba-tiba pintu apartmen terbuka muncul Tania di sana sambil membawa rantang, Tania hanya mengucapkan salam lalu melengos kearah dapur.

Haekal bernapas lega, dan bersyukur setidaknya ternyata apa yang Ia pikirkan itu salah.

Haekal bangkit dan melangkahkan kakinya kearah dapur, dilihatnya Tania yang kini sibuk menata makanan yang dirantang keatas piring.
Dan membawanya kearah ruang tengah, diletakannya oleh Tania piring-piring beserta nasi keatas meja diruang tengah.

Haekal sejak Tadi sibuk ngintilin Tania yang kesana kemari bulak-balik dapur.

"Kal kamu jagan ngintilin terus dong" dumel Tania yang risih juga dengan tingkah Haekal. Haekal menggeleng, lalu mengerucutkkan bibirnya, membuat Tania sesaat gemas.

"Takut kamu kabur." Jawabnya, saking polosnya jawaban Haekal bikin Tania seketika inginn menjitak namun Takut kualat.

"Makan gih sana gausah ngintilin aku" Kata Tania, Haekal cuma ngangguk-ngangguk dan memilih mengikuti perintah Tania, Haekal kembali keruang tengah dan mengambil piring, diisinya piring itu dengan makanan yang bener-bener menggoda selera, Haekal tersenyum dengan begini Ia tidak akan sakit perut lagi deh, Haekal duduk dilantai lalu memakannya. Tania meperhatika ekpresi suaminua, Haekal mengernyitkan alis, lalu menghentian makannya.

"Kok gini rasanya?" Tanya Haekal. Tania menaikan alisnya, merasa bingung.

"Gini gimana?" Tanya balik Tania tak mengerti.

"Ngga ada rasaan" jawab Haekal yang langsung kehilangan nafsu makan nya, Tania menaikan alisnya, lalu mengangguk mengerti.

"Oh itu,Aku sengaja minta bu kantin sedikitin bumbu rasanya, Kamu tau sendiri kan, asin kamu alergi, Manis juga alergi, pedes ngga kuat, Ya jadi gitu. Nanti kalau kamu sakit lagi kan bakal repot" jawab Tania santai sambil ikut makan bersama Haekal, bedanya Ia mengeluarkan makanan dari bagian lain rantang, Haekal susah payah menelan makanan itu dengan ketidak nafsuannya.

'nyesel nyiuk banyak' desis Haekal dalam hati.

****

dikelas,sejak tadi Haekal memasang ekpresi cemberut, bibirnya maju lima senti.

Bokir yang meliat langsung menepuk bahu Cowo itu.

"Kunaon maneh jamedud?" Bokir bertanya dengan logat sundanya yang artinya "Kenapa kamu cemberut?".

Haekal menoleh kearah bokir sekilas lalu menggeleng, Bokir menaikan alisnya, bingung dengan respon Haekal. 

"ngomong we kaurang, sugan we urang bisa nulungan"  Kata bokir lagi masih dengan logat sundanya yang artinya "cerita aja ke aku, siapa tau aku bisa bantu"

Sekali lagi Haekal menggeleng lagi. Bokir akhirnya menyerah dan berbalik kebangkunya.

bel istirahat telah berbunyi kelas mulai sepi tinggal Rani, Bachir, dan bokir, Rani mendekati meja Haekal "Kal" panggilnya,
Haekal menoleh lalu menggumam dengannanda malas "Hemm
"
Rani menatap Haekal bingung, "Lo kenapa? kok lemes gitu?" Rani bertanya Haekal lagi-lagi hanya menggumam, Rani menoleh kearah Bachir dan bokir.

"Dia kenapa sih?" Rani akhirnya memilih bertanya pada bachir dan bokir, Bachir menggeleng sedangkan bokir langsung menyahut.

"Heeh Ran, ti tadi si Haekal cicingen, urang tadi na rek manggihan si Coro manehna pan bisa ngaruqyah, sugan we Haekal teh katumpangan" Jawab Bokir yang artinya "Iya Tan, Dari tadi si Haekal pendiem, Tadinya mau kupanggil si coro, dia pan bisa ngeruqyah, siapa tau Haekal ke kesambet."

Rani langsung memukul kepala bokir dengan gulungan buku.  "nggak dijaga tuh mulut, Lo bacain ayat kursi aja."
Bokir tersenyum lebar hingga terlihat giginya yang nyensol satu.

"Ide bagus! pegangin Ran,bac." Seru Bokir, Rani dan bachir langsung memegang tangan dan kaki Haekal, bokir sudah siap dengan air di aqua gelas lalu dibacanya ayat kursi ke arah itu air dan meminumnya Sedetik kemudian tersemburlah air darii mulut bokir, Haekal yang tadi meronta-ronta minta dilepaskan akhirnya pasrah dengan baju seragam basah kuyup juga mukanya yang basah.

Haekal langsung berontak, Rani Bachir serta bokir langsung menghindr waspada.

"Raniiiiiiiii!! Bokirrrrr!!!!! Bachirrrrr!!, apa-apaan lo pada, Hah?" Teriakan Haekal membuat teman-temannya ketakutan
Bokir langsung lari kebelakang dan berseru kencang "Ran, Bach awas Haekal jurigna  ngadattttt!!"

Otak buntu
bingung mau di bawa kemana nih cerita, tadinya ga bakal gue lanjut
vote coment ya biar author semangat lagi

pacar halalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang