22; dua garis merah?

9.6K 372 3
                                    

Haekal mendadak salah tingkah,
Cewe didepannya ini pernah jadi kawan Rani sebelum jadi lawan.

"Siapa yang hamil Kal?" Pertanyaan itu terdengar biasa aja, tapi mampu bikin lutut Haekal gemeteran.

Yang dihadapinya sejenis orang bermulut ember yag bisa aja bocor kapapun kesenggol.

"Oh itu gue mau test kodok hamil, mempan apa ngga." Alibinya.

"Istri lo kodok?" Haekal telah menduga tak mudah menggelabui lambe jadi jadian.

"Ya ngga lah, ini buat kaka Gue." Balas Hanan.

Astrid menyipitkan matanya, dengan wajah serius kembali berujar.

"Setahu gue, Lo anak semata wayang deh Kal." Kali ini alsudut bibir gadis itu ikut naik ketas seiring alisnya.

"Kepo banget sih." Sentak hanan.

Astrid menegaka dirinya.

"Kan manusiawi, kaga ada bahan ghibah serasa mau mati." Jujurnya sambil tertawa.

Hanan mendengus.

"Sodaraan sama Dora lo ya?" sindirnya.

"Jadi lo udah punya istri? Ayo jawab iya, terus gue punya alasan bikin lo di drop out." Ujar Astrid lagi, Hanan mendelik.

"Selain mulut lo lambe, lo juga psycho Trid." Geleng Haekal, lelaki itu memilih pergi, sebelumnya ia berujar sebelum astrid membikin rumor baru.

"Gue mau adekan. Doain semoga ga betulan" Yang langsung mendapat semburan tawa dari Astrid, itu lebih baik bagi Haekal dari pada Astrid tahu statusnya.

****

Tania jongkok dikamar mandi.

Sesuai aturan pakainya yang dikemasan,Tania langsung mengikutinya sambil menunggu dengan sabar.

Ketika melihat Tania melangkah keluar dari kamar mandi, Haekal langsung menghampiri.

"Gimana hasilnya?" Tanya Haekal tak sabaran, Tania yang ditanya malah diam, Haekal menggoyang-goyangkan bahu Tania kekanan dan kekiri.

"Tania, jawab ih" Haekal jadi deg deg ansendiri, Tania menarik napasnya, lalu memegang kedua tangan Haekal yang ada dibahunya.

"Kamu harus janji dulu" kata Tania pelan, Dia melirik Haekal penuh maksud.

"Iya, janji apa?" tanya Haekal tak sabaran.

"kalau jawabannya aku positif hamil, Kamu harus mau nurutin apa pun keinginan aku" Ujar Tania sambil tersenyum cerah.

Haekal tadinya ingin menolak, tapi Ia tak tega ketika melihat senyum cerah Tania.

Terlebih jika Ia tak berjanji Tania pasti keukeuh tak mau mengasih tau.

"Iya." jawab Haekal akhirnya dengan lemas, Tania tersenyum lebar memperlihatkan gigi kelincinya, Haekal mencondongkan mukanya kedepan membuat Tania memundurkan kepalanya.

"Asal jangan minta nikah lagi aja" kata Haekal mengingatkan, Dia belum siap dimadu, Tania tertawa kecil.

"Nggak kok, palingan minta suami lagi" jawabnya enteng, Haekal memelotot tak setuu 'Sama aja kali neng' batinnya.

"Nih" Tania menyondorkan testpack tadi pada Haekal.

Haekal menerimanya lalu memenjamkan matanya sambil mulutnya sibuk komat-kamit, Tania yang melihatnya hanya tersenyum geli.

"bismillah" Haekal membuka matanya perlahan, matanya langsung melebar.

Haekal ingin pingsan.
Tapi ngga pernah bisa.

****

Tania menunggu Haekal yang sedang memanjat pohon mangga depan rumah bu eros, yang kebetulan rumahnya samping kontrakan.

Dari kejauhan dilihatnya Bu eros yang menatap tajam pada mereka, sebenarnya mereka udah izin, tapi bu eros cuma ngijinin Haekal ngambil dua mangga aja.

Sayang banget kayanya sama mangganya.

"Tan sstt sstt" Tania merasa dipanggil, lalu ia mendongak keatas menatap Haekal yang mendesis kearahnya.

"Gimana dong ini.." Haekal menggantungkan ucapannya lalu melihat kebawah ke kiri kanan, setelah memastikan aman dari jangkauan pandang bu eros ia lalu melanjutkan ucapannya.

"Tadi aku nyabut satu buah, tapi yang lainnya ikut ke ambil" Kata Haekal pelan, Tania langsung membulatkan matanya saat Haekal memperlihatkan tangkai dengan beberapa anak anak mangga yang pastinya masih keseud.

Sedang ditangannya yang lain 2 buah mangga berukuran besar yang masih setengah matang.

"Kamu sih sok-sokan ambil yang gede" omel Tania, Ia sibuk mondar mandir mencari solusi.

Haekal mencebik, Haekal jadi nyesel mau-maunya nurutin kemauan Tania, mana tatapan Bu eros udah kaya macan siap nerkam kancil.

"Udah kamu simpen aja disitu biar nanti ceritanya jatuh sendiri" putus Tania akhirnya, Haekal menggangguk setuju Ia menyimpan mangga yang ikut tercabut diatas sebuah dahan, Lalu ia turun dari pohon sambil membawa dua mangga ukuran besar.

"Awas jatuh kekolam ih" kata Tania mengingatkan, Tania memandang ngeri kerah kolam lele yang sengaja dibuat bu eros didekat pohon mangga, entah motif nya apa, mungkin bu eros takut mangganya ada yang nyuri? Tania tersenyum puas ketika Haekal sudah mendarat dibawah dengan selamat, lalu Tania langsung bertanya.

"Berapa manggayang ikut kecabut?" Mendengar bisik pertanyaan Tania, Haekal garuk-garuk kepala, sambil menggigit bibirnya salah tingkah Haekal menjawab.

"Empat mangga" sukses Tania membulatkan matanya lagi.
"Edan kamu" bisik Tania.

Setelah berterimakasih pada bu eros mereka kembali kerumah sambil membawa dua mangga tadi, "Kal, Ayo dong bikin rujaknya " Ujar Tania bersemangat.

Haekal menarik napas lalu mengangguk dengan terpaksa.
Sambil menunggu Haekal yang membuat rujak Tania membantu mengupas mangga, bermodal cobek kecil yang dibawa di apartement juga cengek bonus beli gorengan, jadilah rujak uleg ala Haekal.

Yang pasti pededenya biasa aja, bikin Tania senewen.
Calon ibu itu memaksa merindeus cengek lagi, yang diangguki pasrah Haekal, meski Cowo itu juga memperingati untuk sewajarnya aja.

Haekal membawa sekalian cobek ke ruang tamu.

"Mana mangganya,Tan?" Tanya Haekal, Tania menyerahkan mangga yang sudah dikupasnya, saat mereka berdua sibuk dengan rujaknya, tiba tiba terdengar sesuatu jatuh dari luar.

Tania langsung menjentikan jari sedangkan Haekal langsung memasang muka waspada.

Ke empat mangga tadi ternyata berhasil jatuh kekolam lele.

pacar halalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang