28; kondangan dadakan

6.7K 352 13
                                    

Tania dan Haekal sedang dalam perjalanan menuju  rumah bunda, Tania tidak berhenti tersenyum lebar, dulu dia paling malas berada dirumah, tapi kini tiap kali pulang kerumah bunda rasa senang nya tak ada tandingnya.

Ia rindu semuanya rindu suara tegas ayahnya, omelan bundanya, bercanda tawa dengan keduanya.

Ponsel Haekal berdering mengalunkan sebuah lagu.

"Tan, angkat gih" Haekal menyuruh Tania mengangkat panggilan.

"dimana?" Tania Tania.

"Apanya?"Haekal malah bertanya balik, Tania mengeraskan suaranya mencoba mengalahkan suara desau angin.

"Hape kamunya" Jawab Tania, Angin seakan menerbangkan suara meraka juga suara bising mobil membuat suara tania dan Haekal samar nyaris tak terdengar.

"Itu di tas" Sahut Haekal.  Tania merogoh Tas Haekal yang menempel dipunggung Haekal.
Titah Tania Dia ngga mau dadanya nempel disana meski ya
Haekal mandi dulu tadi.

Di angkatnya telpon dari bunda
"Assalamualaikum bunda, ada apa?" Sapa Tania, sunyi tak ada balasan, lalu beberapa detik kemudian terdengar suara tegas dari bunda.

"Kamu sama Ekal nggak usah jadi kerumah bunda" Tania melongo mendengar gemersik suara disebrang sana, Bunda seperti tengah berbisik.

"Lo emang kenapa Bun?"  Tanya Tania.

"Kejar bahagia kamu, apapun halangannya, Tania Bunda kuat."

"Lo Bun? bun?" Sunyi tak ada balasan apapun dari bunda.

Lalu terdengar suara deheman keras dari sebrang sana. Tut.. tut...tut..

'Lo nggak biasanya bunda tiba-tiba mematikan telpon tanpa mengucapkan salam' pikir Tania Jantungnya berdetak  kencang.

Tania jadi tak tenang, Tania yakin suara deheman itu jelas milik perempua Dewasa, jadi bunda sedang bersama siapa?

Tania menepuk Bahu Haekal.
"Ada apa Tan?" sahut Haekal cukup kencang Tania menghembuskan napasnya, kecewa sudah pasti.

"Bunda bilang kita nggak usah kesana" Jawab Tania suaranya terdengar lesu.

"Loh emangnya ada apa?" Tanya Haekal tak mengerti, Tania menaikan bahunya, Haekal lalu memutar balik arah motornya,
Jalanan mulai padat keadaan mulai macet.

"Tan, macet" keluh Haekal, Tania makin cemberut.  "Terus gimana?" tanya Tania.

"Mau motong jalan? Tapi lumayan jauh soalnya muter" Tania mengangguk , Haekal membelokan motornya memasuki gang ketika melihat jawaban Tania dari kaca spion.

Dipinggir jalanan alternatif  terpakir beberapa mobil, Jalanan sedikit sulit dilalui sebab banyak mobil keluar masuk.

"Kal kita nggak salah masuk gang kan?" Tanya Tania.

"Enggak kok" jawaban Haekal tak membuat Tania puas.

"Tapi kok banyak mobil parkir? didepan juga ada yang nikahan" Tanya Tania makin merasa heran dengan gang tersebut, Motor Haekal melewati Acara nikahan tersebut, Mata Tania tertuju pada pisang yang tergantung di tiang tenda.
Tania menepuk-nepuk bahu Haekal.

"Kal aku mau pisang." Ujar Tania, Haekal meringis lalu me-rem motornya. "Apaan sih Tan, jangan mulai deh" kesal Haekal.

"Pengen itu" Tania menunjuk arah tenda kondangan tadi.

"pengen apa? Pisang itu?" Tanya Haekal, Tania mengangguk pelan.

"Dipasar juga banyak, nanti aja deh beli" kata Haekal, Tania menggeleng cepat.

"Pengen yang itu" Tania keukeuh dengan keinginannya, entah bawaan bayi atau emang dia lagi pengen, rasanya sedih jika nggak mendapatkan itu pisang.

Ibarat nya roller coaster, perasaan nya yang tadi diatas meluncur kebawah sekali hingga tersorok.

"Kan sama aja, dipasar juga ada yang kecil-kecil gitu, warna nya juga sama kuning, dalem nya juga sama agak keputihan" Haekal melepas helm nya dan mengacak rambutnya frustasi, lama-lama dia pengen bunuh diri, keinginan Tania selalu bisa membuatnya pusing dan merasa harus bertanggung jawab dalam satu waktu.

Haekal mengerutkan alisnya, Ia berpikir bagaimana cara mendapatkan pisang tersebut, Haekal mengketuk-ketuk helm nya.

"Kamu kenal yang nikahan?" tanya Haekal, Tania menggeleng, kalau kenal dia sudah pasti keundangan dulu sebelum kerumah bunda, Haekal langsung mengacak-kacak rambutnya.

"punya amplop nggak?" Haekal bertanya lagi, lagi-lagi Tania kembali menggeleng.

"Oke, Kamu tunggu disini" Putus Haekal.

Tania menggeleng "mau kemana?" Haekal menggubrisnya, Ia turun dari motor dan berlari kearah samping kondangan tadi.

beberapa menit kemudian, Haekal kembali dengan membawa sebuah amplop kosong.

"Kamu gih sana pura-pura jadi tamu" mendengar perkataan Haekal Tania mendelik.

"Kenapa nggak kamu aja?" tanya Tania, Tania nggak siap berpura-pura kalau ketahuan gimana? matilah dia.

"Aku ngga kenal." Jengkel Haekal.

"Apalagi aku."protes Tania.

Tanpa menunggu persetujuan Tania, Haekal memegang Pinggang Tania, dan menurunkan Tania dari motor dengan tiba tiba.

"Ikut aku" Titah Haekal, Tania ingin protes tapi ia mengurungkan nya.

Tania menggandeng lengan Haekal mesea mereka memasuki acara kondangan, Acaranya sangat ramai, orang-orang yang berlalu- lalang membuat Tania mendadak pusing dan ingin muntah, didepan panggung tempat pengantin pria berdiri  menyalami tamu.

Tamu yang datang cukup banyak, hingga membuat Haekal tersenyum penuh kemenangan.  Haekal membawa Tania menaiki panggung dan menyalami pengantin pria, entah kemana pengantin wanita nya.

Mungkin tengah ganti riasan.

"Selamat ya" Haekal menyalami pengantin pria lalu diikuti Tania yang menunduk dibelakang.

laki-laki itu mengernyitkan alisnya, Haekal yang peka langsung menyahut. "Gue mantan calon adik ipar..." Haekal mencoba mengingat nama pengantin wanita yang tadi ia baca di janur kuning.

"Ka kia" jawab Tania, mewakili haekal.

"Tia?" Si mempelai memastikan.

"Ah iya Fatia." Ralat Tania gugup

Setelah itu Haekal langsung membawa Tania menuruni panggung dan mengajak ke tempat prasmanan.

"Kamu gila, aku nggak pernah nyuruh kamu bohong" protes Tania tak setuju.

Haekal mengubrisnya Ia memberikan satu piring kepada Tania.

"telat, ambil apa yang kamu mau" Akhirnya Tania menurut dan mengambil Beberapa menu yang tersedia di meja prasmanan,sengaja mereka duduk didekat tiang yang digantungi pisang.

selesai makan Haekal membuka seleting tas sekolahnya.

"Kamu pegang ini" titah Haekal, Tania menurut, Haekal menarik beberapa buah pisang lalu memasukan nya kedalam tas

"Jangan banyak banyak, kamu tuh maen curi aja." Potes Tania lagi.

"Kita ga nyuri, siapapun bebas ambil buat apa coba digantjng disitu, ayo pulang" Ajak Haekal,
mereka lalu meninggalkan kondangan tersebut.

Dalam kehidupan ada dua pilihan bisa membawa  seseorang menjadi lebih baik atau malah  kita yang terbawa seseorang itu kepada keburukan.

Semoga kita menjadi pasangan yang mampu membawanya semakin baik, bukan terjerumus pada kebajikan.

pacar halalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang