"siapa kal?" Tania langsung bertanya ketika dilihatnya haekal masuk kedalam rumah sambil menenteng rantang.
"Ini dari ibu..." Haekal terlihat berpikir "ibu...?" Tahan Tania menunggu ucapan Haekal.
"Ibu itulah, pokoknya perutnya melendung" jelas Haekal tak berhasil mengingat, lagipula Haekal nggak mau ambil pusing.
Tania mengangguk mengerti.
"Oh ibu dera... eh atau mbak Reni ya?" Tania malah balik bertanya."Pokoknya dari ibu Reni titipan dari ibu Dera" putus Haekal langsung. Tania menggeleng cepat menggerak gerak an telunjuknya didepan Haekal.
"No no no Ibu Dera dari ibu reni." Sangganya, Haekal ikut saja lah.
"Yaudah simpen aja dulu disitu" titah Tania. Haekal menurut, melirik sebentar lobster jendela yang ia sempili majalah tadi.
"Masih kerasa mual?" Tanya Haekal yang kini duduk berselonjor dikasur disamping Tania.
Tania menggangguk lesu, dengan wajah memelas dia berkata.
"Kal, Tadi aku sms bunda, kata bunda suruh beli testpack" Kata Tania sambil memeluk kaki Haekal, iseng Oa menarik narik kecil bulu kaki Haekal, hingga si empunya meringis.
"Testpack apaan? belinya dimana?" tanya Haekal. Tania menyondorkan hapenya kerah Haekal, dilihatnya oleh Haekal sms dari bunda.
BUNDA
tan coba kamu beli testpack
06:12"Bales aja belinya dimana gitu."
beli dimana bunda?
06:16Tania menunggu dengan jantung berdebar, sedang Haekal berpikir keras, apa itu testpeck
"Di apotek katanya Kal."
"Oo di apotek. belinya kapan?" tanya Haekal.
"Yah sekarang" Jawab Tania cepat.
Haekal mengaruk tengkuknya salah tingkah.
"Mahal nggak Tan?" Tanya Haekal pelan.
"Mana kutahu"Jawab Tania judes.
Haekal mengeluarkan dompetnya, dan memperlihatkan isinya kearah Tania.
"Cuma ada dua puluh rebu" kata Haekal sambil nyengir memperlihatkan gigi gingsul nya yang bikin Tania iri, Tania menghela napas.
"Ambil gih, gocap diTas aku dalam koper yang paling depan" Kata Tania.
Haekal mengangguk dan segera mengambil uang itu.
"beli berapa?" tanya Haekal Saat mengambil kunci motor.
Tania dalam hati mengeram.
Sodaraan sama dora ya? Nanya terus jadi manusia."Teserah kamu" jawab Tania lemah.
Dilihatnya Haekal sudah menghilang, melihatnyaTania jadi tertawa kecil.
Haekal entah kenapa akhir ahir ini jadi gemesin dimata Tania.
Ketika akan membalas sms dari bunda Haekal muncul lagi dipintu.
"Pintu aku kunci diluar, kalau ada apa-apa langsung sms, jangan telpon" kata Haekal
Tania mengerutkan alisnya bingung."Mahal." setelah mengucapkan itu Haekal sudah menghilang lagi, Tania cuma bisa geleng-geleng kepala lalu terkekeh geli.
Se bodo amat lah.
****
Haekal memparkirkan motornya didepan apotik didaerah yang terlalu jauh dari kontrakannya.
Harusnya Ia berangkat sekolah, tapi gak apalah, Tania tak mungkin Ia tinggal sendirian.
Cowo itu turun dari motornya menghampiri mbak penjaga apotik.
"Mbak ada.." Haekal berpikir sebentar. "test..." Haekal mendadak lupa lagi, masa iya mulai pikun, dia kan masih remaja kinyis-Kinyis.
"Test ujian? Ngga disini de" Jawab Mba itu jengah.
"Eh bukan-bukan, Testpack mbaa." Seru Haekal.
Mbak itu membulatkan matanya, memperhatikan Haekal dari atas ke bawah dengan sorot aneh.
Haekal menaikan alisnya, apa yang salah dengan dirinya? apa Ia pakai seragam sma terbalik? Atau lupa resletingkan celana?
"Mbak, nanti ada lalat masuk" Haekal mengingatkan, mbak itu langsung menutup mulutnya dan berbalik mencari apa yang Haekal tanyakan tadi, si mbak balik lagi.
"Merek apa dek?" tanya mbak itu. Haekal mengangkat bahunya "apa aja deh" kata Haekal. mbak itu menyondorkan sebuah barang ntah obat Haekal bingung.
"Ini merek paling bagus, banyak yang beli ini"Kata si mbak, Haekal cuma ngangguk.
"Ini obat apa emang?"
Mendengar pertanyaan Haekal lagi-lagi si mbak apotik menatap aneh.
Takut ditegur Haekal lagi,si mbak langsung menjawab.
"Itu bukan obat, tapi alat buat test kehamilan" jelas mbak itu, sekarang giliran Haekal yang melongo tak percaya.
"Awas dek lalat masuk." Balas mbak itu pada Haekal, dengan nada lumayan nyolot.
Haekal tersadar dan kembali bertanya.
"Pake nya gimana?" tanya Haekal, Dari samping ada yang menjewer telinga nya, Haekal lalu menoleh, dilihatnya
bapak-bapak botak dengan seragam satpam."Makanya kalau belum ngerti jangan sok-sokan pake hamilin anak orang" celetuk bapak itu, Haekal merintih menarik telinganya, lalu menyondorkan uang senilai lima puluh ribu.
"Beli dua." kata Haekal cepat, sambil menunggu kembalian Haekal memperhatikan si bapak yang juga membeli testpact.
"Makanya pak jangan asal bicaa, kalau bapak sendiri aja ternyata hamilin istri orang" celetuk Haekal, bapak itu lalu menjewer telinga Haekal lagi.
"Istri orang katamu? istri saya sendiri itu"Kata bapak itu sambil melepas jewerannya.
"Saya juga buat istri saya." Timpal Haekal sebal.
"Hilih, mana mungkin."
Haekal tak menjawab lagi, memilih mengambil kembalian."Mbak, cuma sepuluh?" Tanya Haekal membulak balik selembar uang ditangannya.
"Lah harusnya berapa dek?" tanya mbak itu balik.
"Emang berapaan?" Tanya Haekal. "Dua puluh ribu."
Otomatis Haekal langsung melotot."Lihat harga testpack aja kaget gimana nanti kalau tahu beral biaya lahiran."
Haekal menggeram, menoleh cepat, bukan pak satpam apa lagi mba apotik tapi temannya sendiri yang membikin Haekal kaget setengah mati.
![](https://img.wattpad.com/cover/106774979-288-k741455.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
pacar halal
RomanceHati hati selaon banyak typo, bikin leneung mual muntah, banyak juga silent reader. :) "Tan lo mau ga jadi pacar gue" "loh kita kan udah nikah Kal,masa kita harus cerai dulu" "jangan dicerai Tan,cukup lo anggap kita lagi pacaran,bedanya ini pacar hi...