25; Stay with me

7.9K 382 4
                                    

Sesudah membayar baso mereka langsung pulang, Haekal menjalankan motornya pelan, dibelakangnya Tania memeluk pinggangnya sambil menempelkan pipinya dipunggung Haekal.

pengaten baru emang beda si auranya, Haekal tertawa geli dalam hati.

"Kal kamu ngerasa nggak sih?" Tanya tania keras, dilihatnya Haekal menggeleng.

"Ngerasa apa?" Tanya Haekal, suara angin menerbangkan sebagian suaranya.

"Aku ngerasa jok yang aku duduki makin kebawah"Kata Tania pelan, Ia membenarkan duduknya yang nyengsol.

"Hah, masa sih aku ngerasa biasa aja" Kata Haekal kebingungan, Lalu Haekal mendadak ngerem, Tania langsung memeluk Haekal, Dia takut jatuh.

"Kenapa ekal?" Tanya Tania ketakutan.

"Bener kata kamu, kayanya kempes ban nya" Ujar Haekal pelan, Tania langsung melongo.

Terus pulang gimana?

"Terus jadinga gimana?" Tanya Tania bingung. Tania melirik kanan kiri tak ditemukannya bengkel hanya beberapa rumah warga.

"Yah terpaksa harus di dorong, Kamu yang dorong ya" kata Haekal lalu Haekal turun dari motor diikuti Tania.

"Kok aku sih?" Tania memprotes,Lalu senyuman nyentrik berselubung licik penuh intrik muncul diwajahnya.

"Kamu nggak kasihan sama aku, Aku lagi hamil anak kamu Loh, ini pinggang aku auuu, nanti kalau kenapa-napa gimana?" Tania memasang wajah sedih, Haekal berakhir luluh Ia nggak tega juga Kalau Tania yang ngedorong motornya yang berat, Akhirnya ia memutuskan mendorong motornya sendiri, Tania mengekor dibelakang, Jarak kontrakan lumayan jauh Haekal sudah cape sebenarnya.

Apalagi sejak pergi sampai sekarang ia belum minum maupun makan sama sekali kecuali cimol di mangkok, itu mah beda lagi ceritanya, gatau udah kemana entuh cimol.

Wajahnya sudah pucat, Tania jadi ikutan tak tega.

"Bentar Kal" ucapTania, dilihatnya Tania memasuki salah satu warung dipinggir jalan, Lalu Tania muncul lagi membawa dua Aqua gelas dingin.

Tania menancapkan sedotan di dua Aqua gelas tadi, lalu menyondorkan kedepan mulut Haekal, Haekal langsung menyeruputnya.

"Seger?"

"Makasih" Kata Haekal dengan senyuman tulus menghiasi wajah lelahnya, Tania membalas senyumnya sambil menggeleng.

"Aku yang harus nya bilang terimakasih, kamu udah mau cape-cape dorong motor sendiri, demi calon bayi kita" desah Tania lirih, Tania menundukan kepalanya.

Dari keterdiaman-nya, dia sadar Haekal seperti enggan mau membahas apapun tentang kehamilannya.

"Maafin aku sering ngesusahin kamu" Kata Tania lagi.
Bayinya anugrah bukan beban, seharusnya.

Lalu sedetik kemudian Ia tersenyum cerah, Tania hanya tak nyaman dengan kecanggungan ini.

"Ayo semangat!" Tania lalu ikut memegang motor Haekal, Haekal kembali mendorong motornya, meskipun Ia tau Tania nggak membantu sama sekali mendorong hanya menempelkan tangannya saja, Tapi Ia sudah begitu bersyukur.

Tania, meskipun suatu saat nanti akan banyak masalah yang datang, berjanjiah untuk tetap disini, disisiku.

"Stay with me, Tan." Bisik Haekal pelan, Tania menoleh cepat menatap bingung Haekal.
Alisnya naik, bermaksud bertanya.

Haekal tertawa, sekudet itu ya Tania sama bahasa luar ini.

Haekal menggeleng sambil tetap memandangi wajah Tania yang berkeringat namun anehnya malah membikin begitu teduh, ekpresi polosnya membuatnya geli.

Tania yang ditatap begitu jadi salah tingkah, lalu membenarkan kerudungnya, Haekal menggelengkan kepalanya lalu tertawa kecil. 'Kamu cantik' ucapnya namun dalam hati. takut besar kepala nanti, Tania yang mungil lebih terlihat menggemaskan, walau berpipi bulat.

Hari itu mereka menyusuri jalanan bukan dengan menaiki motor namun mendorong motor.

Hangatnya terik menjelang sore, sehangat obrolan mereka, Tania menceritakan apapun hingga Haekal menggeleng tak menyangka, terkurasnya tenaga tak menyurutkan Gadis itu bercerita.

"Ikh dengerin." Protes Tania kala Haekal malah memandangiinya dalam, Kini Tania tak lagi dibelakangnya, mendahuluinya sambil sesekali menoleh kebelakang dengan gerakan lincah.

"Iya."

"Aku masih penasaran, Abang kamu tinggal dimana? Aku ngga pernah liat ya."

Untuk beberapa saat haekal
Terdiam.

Lalu dengan bibir berrgetar Dia malah bertanya.

"Kamu mau ketemu abang?" Tentu dibalas Tania dengan anggukan antusias.

"Nanti kita berkunjung kesana, keperistirahatan terakhinya."

Tania berhenti, mencermati kata demi kata yang terucap dari bibi Haekal.

"Dia overdosis obat, aku juga takut hal sama terjadi."

Tak mendapat respon berarti Haekal terkekeh mencubit pipi Tania yang masih tak bergerak, gadis itu berkedip kedip sampai akhirnya mengaduh.

"Makanya stay with me ya Tan."

TBC.

Lanjut ga ya?
Absurd banget emang ceritanya maafin.

pacar halalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang