38; egois?

4.9K 279 9
                                    

Lagi-lagi sms dari Mama membuat Tania gelisah, kali ini isi pesan nya berhasil membuat Tania resah, dari tadi dadanya tak berhenti berdetak.

Dibaca nya lagi isi pesan dari mama.

Mama:'Tan, mama nanti sorean kekontrakan kamu.'

Tania mendesah perasaanya tak tenang, sambil melirik jam dinding yang sudah menunjukan angka 4 sore, berharap Haekal muncul didepan pintu dan mengajaknya keluar sekedar berjalan-jalan sore.

Lagipula dari mana Mama Tiara tahu tempat tinggalnya, seingatnya hanya Rani, sejak tadi Tania melirik puntu namun yang ditunggunya tak datang juga.

Tok tok tok

Ketukan di pintu langsung membuat Tania bangun dari lesehan nya, mengintip sebentar di jendela, lalu menghembuskan nafas lega tatkala dilihatnya Haekal berdiri di depan pintu.

Pintu yang dibuka menampakan wajah dekil Haekal, Tania bukannya meledek hanya saja penampilan Haekal selalu pulang dengan penampilan seperti ini tiap hari sabtu.

Wajahnya penuh keringet, rambut nya acak-acakan dengan poni yang mulai panjang hampir menutupi setengah matanya, kancing seragam nya telah dibuka menampilkan kaos tim bernomor 14 buru-buru Tania menyalaminya, saat Haekal akan mencium keningnya Tania mundur lalu mengibaskan tangannya.

"Bau asem, futsal lagi?" Pertanyaan Tania membuat Haekal cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang memang sedang gatal.

"biasa" jawab Haekal, merangkul Tania yang langsung ditepis ganas.

"Kebiasaan deh bukanya langsung kekamar mandi." Protesan Tania hanya dibalas cengiran oleh Haekal, Haekal mengacak-acak kerudung Tania, membuat Tania mendumel, dan membenarkan kerudungnya.

"Diem ih, jadi acak-acakan kan" ujar Tania masih membenarkan kerudungnya.

Hari ini Tania memakai kerudung pashmina berwarna kuning kunyit, biasa nya Haekal malas mengamati tampilan gadis itu, tapi entah karna kini disapukan make up tipis berupa lipgloss dengan blus on tipis dipipi nya atau mata Haekal kemari sedang katarak, Tania nampak begitu rapi.

"Mau kemana emang?" Tanya Haekal bingung, Ini pertanyaan yang ditunggu Tania sejak tadi.

"Jalan-jalan yuk" ajak Tania
Haekal mengangkat sebelas alisnya, menatap heran kearah Tania.

"Tumbe, kemarin-kemarin banya magernya" cibir Haekal dengan nada tengil seperti biasanya.

"Yah itu kan kemarin Ekal, mau ya?" Tanya Tania lagi dengan muka yang dibuat seimut mungkin.

Matanya mengerjap lucu dan sesekali berkedip genit.

"imut engga, malah keliatan amit-amit' dumel Haekal berusaha menyangkal.

"Iya-iya Gue mandi dulu" ujar Haekal dengan mimik muka datar sedatar mungkin, Tania akan berteriak girang tapi saat matanya menatap jam dinding Ia langsung membulatkan matanya.

"Eh gak us.."

'Blamm'

belum sempat menyelesaikan ucapan pintu kamar mandi sudah tertutup dengan bunyi bedegum keras, membuat Tania mengelus dadanya, sambil ber istigfar.

****

Tania menyusul menaiki motor selepas memaka helm dnegan benar.

Motor perlahan melaju, setelah agak jauh dari rumah Tania menoleh kebelakang menemukan mobil putih berhenti tepat didepan teras kontrakan.

Menghembuskan napas berat, Tania kembali menatal kedepan, tangannya dilingkarkan erat dipinggang Haekal dan menenggelamkan wajahnya dipunggung tegap itu.

"Mau kemana Tan?" Tanya Haekal kencang, suaranya hampir tak terdengar dikalahkan suara bising jalan raya di sore hari yang lumayan padat.

"Teserah." jawab Tania sekenanya, masih memeluk erat pinggang Haekal.

Awalanya Tania takut Haekal risih tapi toh Haekal nggak nyuruh dia lepasin juga kan,
Harum tubuh Haekal selalu menjadi candu Tania, Harum yang menenangkan, memberikan perasaan hangat yang menyusup di dalam diri Tania.

Tania jadi berpikir, Ia pasti tidak akan pernah rela membiarkan perempuan lain memeluk suaminya seperti Ia memeluknga.

Haekal miliknya juga titipan dar tuhan nya, Selain dia tidak siapapun boleh menyentuh Haekal seintim ini.

Silahkan jika ingin berpikir Tania egois, namun patut diingat sejak Haekal mengucapkan ijab qobul, sejak itulah Haekal sudah sah menjadi miliknya.

"Ko teserah?" Tanya Haekal kencang mencoba mengalahkan suara bising klakson kendaraan yang membuat telinga mereka berdenging.

"Teserah asal sama kamu, keliling keliling juga ayuk!" Sahut Tania tak kalah kencang.

"Modus" ledek Haekal saat merasakan pelukan Tania dipinggang nya semakin mengerat diikuti Tania yang mengendus-endus punggungnya.

Haekal merasa ada yang disembunyika Tania, Gadis itu tak selepas biasanya.

****

Tania terkadang merenung sejak sms dari Mama tiara seminggu yang lalu.

Tania selalu dirundung rasa bersalah, entah karena apa.
Tania merasa Ia tak seharusnya kabur dari permintaan Mama mertuanya, Ia sadar selama ini Ia selalu di liputi ketakuatan tak beralasan.

Tania tak suka terkekang batin.
Ditemuinya Haekal diteras kontrakan tengah bermain game dengan secangkir kopi menemaninya.

Tania duduk dipembatas teras, Gadis itu bergerak gelisah.

"Kenapa? ada yang mau diomongin ke aku?" Tanya Haekal dengan mata tak terlepas dari gadget.

"Sejak kapan kamu berhentu kunjungin Mama?" Tanya Tania.

Haekal mengkedikan bahu. "Sejak pindah maybe."

"Mau silaturahim kesana sama aku?" Tanya Tania berharap.

"Buat apa sih???" Haekal emmatikan lockscreeen ponselnya padahal Game masih berlangsung.

"Jangan cari gara gara!" Kesal Haekal, matanya menatap Tania tajam.

Tania berjengit, Dia cuma bertanya.

"Dia ibu kamu." tekan Tania tegas.

"Gada ibu yang ingin menghancurkan kebahagian putranya." Balas Haekal parau.

"Engga, kamu yang memulai, kalau kamu ngga menghindar tapi mencoba memberi pengertian ga akan jadi gini Kal." Tania tak bermaksud memojokan, tapi sepertinya perkataannya salah.

"Apa? Aku!? Jadi semua salah aku??!!" Tania menggeleng cepat matanya memanas.

"Sia sia aku pertahanin kamu." Tekan Haekal lantas beranjak masuk dan kembali dengan kunci motor dan jaketnya.

pacar halalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang