V-Mimpi Buruk

1.5K 91 1
                                    

Tak usah tanya kenapa,
Aku cuma punya hati.

"saya mencintai kamu, Fahri." Sasi mengumpulkan tekadnya kali ini. Tujuh tahun terlalu lama, bukan soal masa tenggang tapi perasaannya butuh kejelasan. Jikapun memang Fahri tidak mencintainya itu bukan masalah, Sasi akan menyiapkan diri untuk perpisahan yang sudah ia tunggu.

"sejak kapan?" hanya itu pertanyaan yang dilontarkan pria itu.

"Tujuh tahun lalu. Sejak saya melihat kamu untuk pertama kalinya."

"kenapa?"

"tidak ada alasan untuk mencintai, Fahri. Karena yang jatuh kepada kamu itu perasaan saya, dan saya hanya bisa menuruti kata hati saya."

Pria itu mengernyit dalam, tergambar jelas diwajahnya jika masih banyak pertanyaan yang butuh jawaban. Entah untuk masuk kedalam logika ataupun dipahami hatinya. "kenapa kamu turuti itu? Bukankah kamu tau jika saya tidak menyukai itu."

"karena saya merasa tidak ada salahnya mencintai kamu. Meskipun kenyataannya kamu tidak mencintai saya, tidak apa. Biarkan tetap seperti ini. Saya dengan perasaan saya, dan kamu bersama kebekuan kamu itu."

"saya tidak mencintai kamu, Sasi." seketika persiapan yang sudah Sasi bangun sejak dulu terjadi, dan rasanya tetap saja sakit. Kali ini retakan hatinya sudah benar-benar terpecah belah. Tidak lagi ada sambungan, tidak ada lagi yang bisa ia jadikan sebagai alasan tetap mengharapkan pria dihadapannya ini. Sudah tidak ada lagi yang tersisa.

Kalimat diroman picisan; jatuh hati dan patah hati itu berdampingan ternyata memang benar adanya dan Sasi akhirnya merasakan hal yang selalu ia munafikan. Sasi selalu membohongi dirinya sendiri jika suatu saat, perjuangannya akan berakhir bahagia seperti apa yang ia yakini selama ini namun nyatanya itu hanyalah sebuah kepalsuan. Ia dan patah hatinya terlihat begitu menyedihkan. Dihadapan pria itu. Karena pria itu.

SASIKIRANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang