Juni, 2011.
Pagelaran perpisahan kelas 12 sudah berlangsung sejak enam jam yang lalu, tapi semangat panitia, staff guru juga penonton masih membara layaknya tidak mengenal kata lelah.
Pemuda dengan pita kuning sebagai identitas panitia sedang beristirahat dari tugasnya, ia hanya perlu memastikan semua acara berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana. Ia duduk disalah satu tempat duduk panjang yang terbuat dari semen dilapisi keramik didepan ruang panitia. Matanya memperhatikan sekeliling dengan seksama. Tidak tajam, juga tidak berbinar. Matanya tidak menampilkan ekspresi apapun. Seolah apa yang dipandangnya tidak menyenangkan hati juga pikirannya. Semua terasa hampa, selalu saja ia merasa ada yang kurang setiap menjalani hari-harinya.
“gak ikut goyang kamu?” ia membiarkan teman sekelas juga se-teamnya duduk disisinya tanpa menoleh.
“nggak.”
“kenapa? Ini tuh seru tau!” temannya tidak diam dalam duduknya. Bahunya dirangkul membuat tubuhnya tergerak karena teman disampingnya. “apalagi banyak cewek juga ikutan goyang, bisa sekalian kita minta nomornya.”
Fahri melepaskan rangkulan dibahunya, tidak perduli dengan sorot binar Gaga memandangi lapangan yang sudah disesaki ratusan orang yang sibuk menggoyangkan badannya.
“kalau kamu mau, kesana aja. Kenapa mesti ajak saya?” dari nadanya tersirat jika Fahri tidak menyukai usulan Gaga.
“kamu itu terlalu monoton, Fahri. Ini gak mau, itu gak mau. Ini-itu gak suka. Bingung aku sama kamu.” Gaga berdecak, selama dekat dengan Fahri hampir setahun yang Gaga tau jika Fahri kebanyakan tidak berminat akan sesuatu yang mengasikan. Hidupnya terlalu lempeng, tidak ada belokan yang menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SASIKIRANA
ChickLitIni bukan pernikahan yang terjadi karena perjodohan, kawin paksa atau bahkan pernikahan kontrak. Ini murni menikah, secara sadar. Hanya bedanya, yang satu benar-benar mencintai namun yang satunya justru hanya ingin melindungi dari cinta palsu dan pe...