VIII-Flashback III-Sasi

1.2K 82 1
                                    

Agustus, 2011.

Langit mendung yang menyejukkan dibulan agustus sangat meneduhkan. Sasi masih memasang earphonenya mendengar kan lagu-lagu yang diputar oleh salah satu saluran radio diponselnya. Disampingnya Elvin hanya bisa memangku dagu karena papanya belum juga menjemput sesuai dengan perjanjian tadi pagi dirumah. Sasi sengaja menemani Elvin, kesengajaan sejak pertama kali mereka berkenalan. Lagipula Sasi tidak terburu-buru pulang, setiap harinya selalu memastikan Elvin mendapatkan jemputan lalu Sasi pulang. Rutinitas.

Pos satpam menjadi tempat yang selalu menyediakan ruang Bagi mereka yang masih menunggu jemputan di sekolah, seperti Elvin yang ditemani Sasi. Di depan pos satpam, ada jarak dua puluh langkah berdiri masjid kokoh berwarna hijau dengan kubah Perak yang berkilau kala matahari menyinari. Masjid Jami Ar-Rahim tulisan besar ditembok atasnya.

Waktu itu menunjukkan pukul setengah empat wilayah bandung, tentu adzan ashar sudah mengumandang beberapa menit yang lalu. Juga sholat berjamaah sudah selesai, tersisa mereka yang tidak sempat mengikuti sholat berjamaah. Kali itu tanpa kesengajaan, tatapan Sasi menangkap sosok pemuda yang belakangan terakhir hanya dengan melihatnya dari kejauhan saja sudah mampu membuat dadanya berdebar hebat. Seperti dipukul kencang dari dalam. Jantungnya selalu berdetak tidak karuan, seperti saat ini. Sasi melihatnya, disana dengan jarak dua puluh langkah itu sedang memakai sepatunya diteras masjid. Sangat jelas terlihat.

SASIKIRANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang