“maaf, aku gak tau.”
“ok,thanks.”
Fahri memejamkan matanya, menggenggam ponsel yang ada ditangannya kuat seolah ingin menghancurkan. Sudah pukul satu dini hari,dan Sasi tak kunjung pulang. Beberapa sahabat Sasi sudah Fahri hubungi, hasilnya nihil. Tidak ada satupun yang tahu. Hanya tersisa satu orang yang Fahri ingat.
“Ara.”
Perlu beberapa menit agar panggilan teleponnya tersambung, dari seberang sana Fahri tahu Ara sedang bekerja ditempat yang penuh kebisingan.
“Fahri?”
“Ara, apa..”
“Lo bisa jemput Sasi kesini? Gue bener-bener gak bisa bawa dia balik.”
“Sasi ada sama kamu?”
“iya, cepet lo kesini. Kasian Sasi.”
“kenapa bisa dia sama kamu?”
“lo kesini aja dulu, ntar gue ceritain.”
“tapi..”
“gue kirim alamatnya sekarang, BURUAN!!!” sambungan telepon terputus sebelah pihak,menyisakan Fahri yang masih terdiam ditempat memikirkan segala percakapannya dengan Ara.
Jadi,Sasi berada bersama Ara? Disebuah club malam?
“shit!”
Fahri menyambar kunci mobilnya, membelah jalanan kota kembang dimalam hari. Perasaannya tidak karuan, ia merasa kehilangan. Rasanya ia ingin sampai ketempat dimana Ara memberitahunya,hanya ingin segera menarik Sasi kembali disisinya.
Mobilnya terparkir, ia bergegas turun hingga nama tempat yang Ara berikan terlihat dengan jelas. Tanpa berpikir panjang Fahri masuk kedalam club dengan setelan baju tidur yang ia kenakan sejak tadi.
Fahri terbatuk, asap rokok sangat menyengat. Ditambah dentuman musik yang menggila juga orang-orang yang kehilangan kesadaran berhamburan disekitarnya. Jika bukan untuk menarik Sasi kembali, ia tidak mau berada ditempat menyeramkan seperti ini.
Matanya mencari,menelusuri setiap sudut hingga terfokus pada meja bar dengan satu wanita yang sangat ia kenali meski hanya dari punggungnya.
“Sasi.” Fahri berjalan cepat, menghampiri hingga ia bisa melihat dengan jelas bahwa Sasi sedang kehilangan kesadaran.
“ayo pulang.” tanpa aba-aba Fahri menarik tangan Sasi, membuat wanita itu terjatuh kepelukannya. Diwaktu yang tidak terduga.
“hei,mau dibawa kemana?” seorang pria berusaha membawa Sasi dari pelukan Fahri, namun Fahri dengan sigap menahannya.
“siapa kamu?”
“dia bilang malam ini bakal tidur sama gue, jadi tolong lo jangan ganggu.”
“dia istri saya.”
“bohong. Kalian bahkan gak punya cincin nikah.” Fahri terdiam, meresapi perkataan yang terucap dari pria hidung belang dihadapannya.
“udah sini!” pria itu menarik Sasi dengan kencang berulang kali, hingga sebuah pukulan keras mengenai pipinya.
“sudah saya bilang, dia istri saya.” meski nada bicara Fahri terdengar datar, namun semua tahu bahwa Fahri sedang berada dalam kemarahannya. Baru saja pria itu akan membalas layangan tinju yang Fahri berikan, Ara berlari cepat untuk melerai.
“apa sih?!”
“dia bajingan.” ucap Fahri datar. Memancing kemarahan pria dihadapannya.
“lo yang brengsek!”
KAMU SEDANG MEMBACA
SASIKIRANA
ChickLitIni bukan pernikahan yang terjadi karena perjodohan, kawin paksa atau bahkan pernikahan kontrak. Ini murni menikah, secara sadar. Hanya bedanya, yang satu benar-benar mencintai namun yang satunya justru hanya ingin melindungi dari cinta palsu dan pe...