Melody membuka pintu kamar rawat Viny. Terlihat Shania dan Viny duduk berdua di sofa sambil menatap serius layar ponsel masing-masing.
"Yess! Aku menang!"teriak Viny sambil beranjak dari duduknya.
"Ck., itu kamu curang. Ulang lagi."kesal Shania.
"Curang apaan? Gak bisa, pokoknya aku yang menang!"
"Gak bisa gitu donk, kemenangan kamu gak berlaku!"
"Kata siapa? Aku mainnya sportif, Kakak terima kekalahan donk!"
"Sssssttttt,,"
Shania dan Viny menoleh.
"Kalian ini."
"Ini rumah sakit, jangan disamain kayak di rumah. Viny juga, kamu kan lagi sakit bukannya rebahan istirahat malah main game."omel Melody."Bosen Ma.,,"ucap Viny sambil berjalan menuju bangsal.
"Lagi sakit jangan petakilan gitu ah. Udah sekarang istirahat. Awas Mama liat kamu kayak tadi."ucap Melody.
Shania hanya terkekeh melihat ekspresi wajah Viny yang kena omel Mama.
"Ketawa lagi, Ma Kak Shania tu."ucap Viny cemberut. Membuat Shania terkekeh geli.
"Kakak, kamu juga bukannya nyuruh adiknya istirahat malah diajakin main game."
"Siapa yang ngajakin? Dia sendiri yang minta. Lagian dia tu lagi sakit tapi hiperaktif banget. Mana triaknya kenceng banget lagi."ucap Shania melirik Viny. Sedangkan yang dilirik hanya mendengus kesal.
Melody duduk di tepi bangsal Viny kemudian memijit perlahan tangan dan Kaki Viny.
"Emm Ma?"
"Tante yang kemarin,,,, apa kabar?"tanya Viny pelan. Membuat Melody menoleh."Masih di ICU."jawab Melody.
"Mama gak jengukin?"
"Udah."jawab Melody singkat.
"Emm Ma, Viny boleh gak liat keadaan Tante?"Viny menundukkan kepalanya. Ia tak berani menatap sang Mami.
Melody menghentikan aktifitasnya. Ia melihat Viny menunduk, mungkin dia takut jika Melody akan marah. Melody menarik perlahan dagu Viny supaya bisa ia tatap.
"Kenapa nunduk?"tanya Melody lembut.
"Nanti Mama anter ya jengukin tante Frieska."ucap Melody tersenyum. Viny juga ikut tersenyum.Melody memakaikan pakaian khusus untuk menjenguk pasien diruang ICU pada Viny.
"Ma, Viny takut."ucap Viny.
Melody menatap Viny sejenak, kemudian mengusap pipinya."Gak perlu takut, ada Mama."
"Udah, kamu masuk gih. Mama tunggu di luar ya."
Viny mengangguk. Ia bergegas masuk ke ruangan yang serba steril itu.Pemandangan pertama yang Viny lihat adalah seorang wanita tengah berbaring lemah dengan barbagai alat menempel ditubuhnya. Viny berjalan mendekati bangsal. Untuk pertama kalinya Viny bertemu dengan Ibu kandungnya. Selama ini Viny kira Melody lah Ibu satu-satunya yang ia punya.
Viny POV
Apa seperti ini wajah ibu kandungku? Ibu yang tidak pernah mengiginkan keberadaanku. Membuatku harus hidup ditengah-tengah keluarga yang begitu menyayangiku, yang aku kira mereka adalah keluarga kandungku. Namun perkiraanku salah, aku bukanlah bagian dari mereka.
Jujur aku sakit saat mendengar tentang ibuku yang tega pergi meninggalkan dan tidak pernah memperdulikanku. Membayangkan saja membuatku sangat ingin membencinya. Tapi saat melihatnya seperti ini, hatiku terasa sesak.
Tak terasa air mataku jatuh begitu saja. Melihatnya berjuang untuk mempertahankan hidupnya. Tanganku mengusap perlahan pipinya yang tirus. Wajahnya juga terlihat pucat dengan masker oksigen menutupi hidung dan mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARNA KITA SAUDARA
FanfictionTentang lika-liku kehidupan sebuah keluarga. Tentang berartinya keberadaan seseorang. Dan tentang sakitnya arti kehilangan., . . . . .