Part 19

2.1K 123 17
                                    

Satu minggu berlalu. Melody sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Selama satu minggu pula Viny berada di samping Melody. Frieska juga sempat menjenguk Melody, sekalian membawa perlengkapan Viny, karna Frieska tau Viny masih ingin bersama Melody.

Saat datang ke rumah sakit ada yang berbeda dari Frieska. Ia hanya datang seorang diri tanpa Naoki maupun Gracia. Saat di tanya pun Frieska hanya menjawab kalau mereka sedang sibuk. Viny sempat heran karna menurutnya sesibuk apapun Papi Naoki, ia pasti akan menemani Maminya. Apalagi Mami pergi menemui Mama. Viny juga mengerutkan keningnya saat melihat wajah Maminya yang terlihat lesu, matanya juga terlihat sembab.
'Apa ada sesuatu yang terjadi sama Mami.'batin Viny.

Ketika Melody dibawa pulang, Viny meminta izin kepada Frieska untuk ikut bersama Melody. Viny hanya ingin memastikan sampai Melody benar-benar sembuh. Frieska sempat terdiam saat Viny meminta izin padanya, tapi selanjutnya ia memperbolehkan Viny. Membuat Viny tersenyum bahagia dan langsung memeluk Frieska. Frieska hanya menampilkan senyum tipisnya.

Hubungan Naoki dengan Frieska pun semakin hari semakin tidak baik. Naoki sering keluar malam. Bahkan Naoki memilih keluar dari kamar mereka berdua. Membuat Frieska setiap malam menangis melihat sikap Naoki padanya. Naoki lebih sering tidak terlihat di rumah. Gracia pun sedikit menjaga jarak dengan Frieska. Ia juga kecewa dengan Maminya itu. Ia mengira apa yang dituduhkan Papinya benar, bahwa Mami sudah mengkhianati Papi.

~

Gracia berjalan menuruni anak tangga. Ia melihat Frieska sedang sibuk menyiapkan sarapan di meja makan. Frieska yang melihat Gracia turun, langsung memanggilnya untuk sarapan.

"Gre, sarapan dulu yuk."ucap Frieska sambil menghampiri Gracia. Frieska merangkul pelan Gracia untuk ia ajak ke meja makan. Gracia hanya menurut.

Baru saja Gracia duduk, Naoki terlihat berjalan menuju ruang makan.

"Ki, kamu sarapan dulu gih. Aku udah siapin."ucap Frieska pada Naoki.

Naoki hanya memandang ke meja makan kemudian kembali menatap Frieska.
Gracia sedari tadi hanya diam. Ia merasa akhir-akhir ini kondisi keluargannya semakin buruk.

"Gre, kita berangkat sekarang."ucap Naoki melihat ke arah Gracia.

"Ki, biar Gre sarapan dulu. Kamu juga."ucap Frieska.

"Kamu mau bareng Papi atau berangkat sendiri?"ucap Naoki datar. Ia sama sekali tidak menggubris ucapan Frieska. Perlahan Gracia beranjak dari duduknya.
"Gre berangkat Mi."pamit Gracia pada Frieska.

"Gre.,."ucap Frieska lirih. Ia merasa matanya panas melihat kepergian suami dan juga anaknya.

Frieska duduk di kursi meja makan sambil menatap hidangan yang sudah ia siapkan. Sudah beberapa pagi pemandangan seperti ini terjadi. Frieska sendiri sudah berusaha untuk meminta maaf kepada Naoki. Ia juga berusaha memperbaiki hubungan mereka. Namun apa yang ia usahakan akan percuma di mata Naoki. Apalagi sekarang di tambah Gracia ikut kecewa karna dirinya.

Air mata mengalir di pipi Frieska. Keluarga yang selama ini ia anggap sempurna perlahan hancur karna kesalahannya sendiri. Frieska benar-benar merasa sendiri. Orang-orang yang ia sayang perlahan menjauhinya. Dan mungkin sebentar lagi Viny akan meminta kembali kepada Kakaknya.

"Haruskah semuanya seperti ini Tuhan."batin Frieska dengan air mata yang terus mengalir.

Frieska menghapus kasar air matanya kemudian berjalan cepat menuju kamar. Ia memoles sedikit wajahnya dengan make up tipis supaya tak terlihat habis menangis. Ia mengambil tas di meja riasnya kemudian berjalan keluar rumah. Mungkin Frieska butuh seseorang untuk ia berbagi cerita.

Mobil Frieska berhenti di salah satu cafe. Ia turun dari mobil dan perlahan masuk ke dalam cafe. Sebelumnya ia sudah menghubungi seseorang untuk ia ajak ketemuan di tempat ini.

KARNA KITA SAUDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang