Kini kedua keluarga sedang duduk di ruang tamu. Terlihat raut kegelisahan di wajah Melody. Setelah ia tau siapa yang datang ke rumahnya, Melody langsung menghubungi Farish dan Veranda.
"Sebelumnya aku minta maaf karna gak ngabarin Kak Mel kalo mau dateng kesini."ucap wanita itu.
"Aku juga minta maaf atas semua perbuatan aku dimasa lalu, jujur aku nyesel Kak."lanjutnya dengan suara bergetar. Sementara Melody dan yang lain masih tetap diam."Selama beberapa tahun aku hidup dalam penyesalan, aku pengen perbaiki semuanya Kak. Aku pengen nebus kesalahan ku."
Terlihat pria disampingnya mencoba menenangkan wanita yang tak lain adalah istrinya.
"Aku pengen minta maaf langsung sama anak aku, aku pengen dia......,,,"
"Udah terlambat Frieska."potong Melody.
"Kalo kamu kesini dengan tujuan yang sama seperti 10 tahun lalu, aku gak akan tinggal diam. Sampai kapanpun dia akan tetap bersamaku."lanjutnya."Dia anak aku Kak, aku berhak atasnya!"
"Tapi kamu sendiri yang sudah menelantarkannya!"
"Kamu lupa saat kamu memilih pergi dengan keegoisan kamu tanpa kamu memikirkan nasib anak kamu?"Frieska diam. Ia sangat sadar betapa teganya ia meninggalkan anak kandungnya sendiri.
Gadis cantik disebelah Frieska hanya diam. Ia bingung dengan keadaan ini. Tadi orang tuanya hanya bilang bahwa hari ini mereka akan menjemput seseorang. Dan yang dia lihat sekarang adalah keributan yang disebabkan masalah orang-orang dewasa ini di masa lalu.
Farish mendekap tubuh Melody, mencoba menenangkan Melody yang terlihat bergetar menahan tangis dan emosi. Veranda juga ikut menggenggam erat tangan Melody.
"Sebenernya mereka tadi siapa Mi?" tanya seorang gadis setelah masuk ke dalam mobil.
"Gre, tadi itu Kakaknya Mami kamu."jelas seorang pria yang berada dibalik kemudi. Dia adalah Naoki, Papi Gracia.
"Tapi kenapa tante tadi marah-marah? Mami bikin salah sama mereka?"lanjut Gracia.
~
Terlihat dua orang siswi berjalan menelusuri hutan. Mereka adalah Shania dan Viny. Hampir dua jam mereka berjalan tapi tak kunjung sampai di tempat mereka mendirikan tenda. Yang mereka temui malah lebatnya hutan dengan minimnya cahaya matahari.
"Ini kenapa gak nyampe-nyampe sih, loe yang bener donk milih jalan.,,"ucap Viny karna sedari tadi berjalan tak kunjung sampai.
"Kok loe nyolot sih, gue udah ngikutin arah penunjuknya!"balas Shania.
"Terus sekarang, menurut loe kita dimana.,? Ini kita nyasar."
"Loe nyalahin gue?"
"Karna loe yang dari tadi di depan."
"Ini semua tu gara-gara loe tau gak, karna loe gue sial mulu."ketus Shania.
Mereka saling melempar tatapan tajam. Viny berjalan mendekati Shania.
"Berhenti bilang sial ke gue. Gue punya salah apa sama loe? Selama ini gue terima semua perlakuan loe. Tanpa gue tau letak kesalahan gue itu dimana. Gue capek Shan kayak gini terus, loe Kakak gue, kita saudara."jelas Viny sambil menatap dalam mata Shania.
"Kakak? Sodara? Cih.., Gue gak punya sodara kayak loe."
"Bilang salah gue apa Shan?"tanya Viny frustasi.
"Salah loe karna udah hadir di kehidupan gue. Loe rebut semua dari gue. Perhatian Mama Papa, kasih sayang mereka semua cuma buat loe. Tanpa mereka sadari masih ada anak yang mengharap perhatian mereka.
Loe gak tau gimana rasanya gue, disaat gue menginginkan sesuatu tapi gue harus ngalah lagi sama loe!"
Shania meluapkan semua isi hatinya. Terlihat genangan air siap meluncur dipelupuk matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
KARNA KITA SAUDARA
FanfikceTentang lika-liku kehidupan sebuah keluarga. Tentang berartinya keberadaan seseorang. Dan tentang sakitnya arti kehilangan., . . . . .